Ahsanu Amalan
أيّكُمْ
أحْسَنُ عَمَلاً
Diantara
kalian mana yang lebih bagus amalnya ?
Seorang hamba besok di akhirat akan dimintai pertanggung
jawaban mengenai amal perbuatannya. Amal yang diterima oleh Allah SW adalah
amal yang berkualitas baik dana murni lillahi ta’ala, bukan amal yang disertai
dengan niat yang tidak murni semisal riya, ujub, atau karena beramal bukan
karena Allah SWT.
Said bin Jubair pernah mengatakan, Tidak diterima
suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal
kecuali disertai niat, tidak akan diterima perkataan amal dan niat kecuali
sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an Surat Al Kahfi ayat
: 7 Allah SWT berfirman mengenai amal perbuatan baik seorang hamba, yang artinya :
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang
di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara
mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi : 7).
Mengenai keterangan ayat di atas para ulama menafsiri
tentang “Ayyuhum Ahsanu Amalan sebagai berikut :
- Fudhail bin
Iyad menjelaskan, ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas dan
yang paling benar. Sesungguhnya suatu amal sekalipun benar tapi bila tidak
dikerjakan dengan ikhlas maka amal tersebut tidak akan diterima
- Said bin
Jubair pernah mengatakan, Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai
amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, tidak akan
diterima perkataan amal dan niat kecuali sesuai dengan sunnah Nabi saw.
- Sesungguhnya
yang menjadi pedoman adalah kualitas suatu amal, bukan kuantitas amal. Ayyukum
ahsanu amalan, bukan Ayyukum aktsaru amalan.
Dari keterangan di atas bahwa pedoman amal yang baik itu harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. BENAR
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (3:31)
Barang siapa
yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada padanya perintahnya dari kami maka
amalan itu tertolak (HR Muslim)
2. IHLAS
Abu Qasim Al
Qusyairi, ikhlas adalah menjadikan satu-satunya tujuan taat ialah
Allah SWT. Imam al Harits Al Muhasibiy, orang yang jujur ialah yang tidak memperdulikan
lagi apapun penilaian orang.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
juga menjelaskan mengenai syarat diterimanya amal perbuatan seorang hamba kelak
di akhirat adalah karena ahsannya amal bukan karena banyaknya amal. Berikut arti
dari haditsnya :
“Yang pertama
kali akan diadili di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Kemudian ia
dibawa ke hadapan Allah dan Allah memberitahukan kenikmatan kepadanya,
maka iapun mengetahuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan di dunia?”
Orang itu berkata “Aku telah berperang karenaMu hingga aku syahid”. Allah
berfirman, “Engkau berdusta. Sebenarnya engkau berperang karena ingin dikatakan
sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakannya”. Kemudian Allah Swt
memerintahkan untuk membawanya, maka orang itu diseret di atas wajahnya hingga
dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim)
Tanda-tanda ikhlas
1. Tunduk pada
kebenaran dan menerima nasihat sekalipun dari orang yang lebih rendah
tingkatannya. Abdurrahman bin Mahdi berkata, Sungguh menjadi ekor dalam
kebenaran lebih aku sukai daripada menjadi kepala dalam kebatilan.
2. Tidak gegabah memutuskan suatu hukum
Suatu
hari Asy Sya’bi ditanyakan suatu persoalan, tetapi ia menjawab “Aku tidak
tahu”. Kemudian ada yang bertanya, “Apa anda tidak malu menjawab, Tidak tahu.
Beliau menjawab, “Jangankan aku, malaikat saja tidak malu, ketika
berkata, “Maha suci engkau (Ya Allah), tidaklah kami memiliki ilmu kecuali yang
telah Engkau ajarkan kepada kami (2:32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar