The Power Of Duet
Hudanoor-Zadit
Oleh : Joyojuwoto
www.4bangilan.blogspot.com -24/09/2015 Angin Pilkada Kab. Tuban telah
berhembus, umbul-umbul yang bergambar paslon berkibaran disetiap sudut-sudut
jalan, baliho kedua paslon pun tampak mejeng serasi bergandengan kiri dan kanan.
Jika Hudanoor di sisi kiri tentu Zadit di sisi kanan begitu sebaliknya Zadit di
sisi kiri Hudanoor di sisi kanan sangat paralel, serasi, ideal dan akur. Hal
ini tentu berdampak pada kondisi masyarakat yang positif dan konstruktif. Lebih-lebih
dan sungguh sangat menggembirakan jika
saya melihat foto kedua paslon yang ada di baliho-baliho yang sudah didrop oleh
KPU menunjukkan wajah sumringah dan kelihatan grapyak semanak. Tidak seperti
pada pilkada-pilkada sebelumnya, jangan pernah berharap baliho paslon bisa
berjejer akur, salah satunya tentu ada yang dirusak oleh masing-masing
pendukung atau kalau tidak begitu akan saling menutupi dengan cara membuat
baliho tandingan yang lebih besar dari lawan politiknya.
Melihat dan mengamati hal ini
tentu masyarakat Tuban akan merasakan aura kedamaian dan ketentraman di era
pilkada tahun 2015, tahun keberuntungan masyarakat Tuban. Karena suhu politik ditingkat
grass root terasa adem ayem dan tentren meminjam istilah bung Karno kadya
siniram banyu sewindu lawase. Mengapa
demikian, karena kita tahu bahwa sikap politik masyarakat bawah sangat dipengaruhi
dan ditentukan oleh perilaku dan sikap elit-elit politik ditingkat atas.
Jika para elit politik
eyel-eyelan ditingkat bawah juga akan eyel-eyelan, jika mereka ribut masyarakat
juga ribut, bahkan akan menyulut kerusuhan massal dan kekerasan politik. Tapi
di tahun ini kita bisa bernafas lega, setidaknya tidak terlalu was-was kejadian
pilkada Tuban tahun 2006 akan terulang kembali. Walau demikian bapak-bapak
Polisi harus waspada dan tetap
menjalankan tugasnya sesuai dengan standart pengamanan pilkada agar pilkada
tahun ini tetap kelihatan pantas dan prosedural dan tentu tidak cacat hukum.
Sikap positif yang ditunjukkan
oleh kedua paslon ini layak untuk kita move kan, setidaknya agar masyarakat
tahu bahwa elit politik kita sudah dewasa. Jika Gus Dur masih ada dan sempat
berkunjung ke Tuban, atau setidaknnya membaca tulisan saya tentu beliau akan
bilang “Delok’en kae wong Tuban rebutan dadi Bupati tapi akure ra karuan”
J Padahal secara
historis Tuban termasuk wilayah yang hampir selalu mengalami pergolakan ketika
menyangkut dengan suksesi kekuasaan, setidaknya ini pernah ditunjukkan oleh
Adipati Ranggalawe yang menentang pengangkatan Nambi menjadi patih Amangku bumi
di kerajaan Majapahit.
Tapi ya sudahlah sejarah tidak surut ke belakang, dan
sejarah telah terjadi tentu tidak bisa kita hakimi dan kita salah-salahkan.
Namun sejarah bisa memberikan edukasi dan inspirasi yang berharga bagi
masyarakat di era sekarang. Kekuasaan yang cenderung sewenang-wenang tentu akan
menimbulkan dampak yang merusak khususnya di level bawah. Oleh karena itu pilkada
tahun ini saya menyebutnya sebagai “The Power Of Duet Hudanoor-Zadit” untuk
membawa Tuban yang maju dan berkelanjutan. Maju untuk kedua paslon,
berkelanjutan untuk Hudanoor jilid II. Sekian. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar