Sorak-sorai
pasukan umat Islam membahana memenuhi lembah Khaibar, perang berkobar antara
pasukan umat Islam melawan kaum Yahudi. Khaibar memiliki benteng-benteng yang
kuat dan pasukan yang banyak dan pertahanan yang berlapis-lapis. Selain itu
mereka juga memiliki jawara-jawara pilih tanding yang siap mempertahankan tiap
jengkal tanah Khaibar. Oleh karena itu orang-orang Yahudi merasa yakin bahwa
pasukan umat Islam tidak akan mampu mengalahkan mereka.
Walau
dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW namun pasukan umat Islam kesulitan
untuk menembus setiap benteng di Khaibar. Jawara-jawara Yahudi dengan penuh
semangat memobilisasi pasukannya untuk menghalau setiap serangan dari lawan.
Sallam seorang pemuda Yahudi bersama prajurit-prajurit pilihan yang berada di
front depan mati-matian mempertahankan kehormatan klan Yahudi. Tidak mau kalah
dengan keberanian dan kepahlawanan pasukan Yahudi umat Islam dengan semangat
jihad yang membara bagai air bah melibas pasukan Sallam, korban berjatuhan
termasuk Sallam sang komandan yang gagah berani.
Dengan
tewasnya Sallam ternyata pertahanan Yahudi tidak mengendor, umat Islam masih
kesulitan untuk menaklukkan Khaibar yang dilindungi beteng-benteng yang kokoh.
Dari balik benteng muncul kembali seorang jawara Yahudi yang mengobrak-abrik
pasukan umat Islam. Marhab seorang jawara yang memiliki kekuatan setara dengan ribuan
pasukan menantang jago-jago dari pasukan umat Islam. Ia berteriak-teriak dengan
congkak dan menyombongkan diri :
Khaibar tahu adalah Marhab
Senjata ampuh pahlawan
kawakan
Tidak mau
pasukan Islam diremehkan oleh Marhab, Amir turun ke gelanggang menyambut
tantangan Marhab :
Khaibar tahu adalah Amir
Senjata ampuh pahlawan di
medan laga
Terjadi
perang tanding antara Amir dan Marhab,
saling serang, saling menusuk, bergulung-gulung hingga debu-debu beterbangan
memenuhi medan laga. Hingga akhirnya pedang Marhab menebas Amir, namun Amir
berhasil menangkis dengan perisainya, Amis terdesak ia berusaha membalas
serangan Marhab dengan membabatkan pedangnya ke arah kaki Marhab, namun sayang
pedang Amir terlalu pendek, pedang itu tidak mengenai sasaran justru pedang itu
mengenai urat nadi di lengannya, hingga akhirnya Amir gugur.
Marhab tak
terkalahkan ia kembali menantang jago-jago dari umat Islam. Tampillah Mahmud
saudara Muhammad bin Maslamah menyambut Marhab, namun lagi-lagi jago dari umat
Islam terbunuh. Melihat saudaranya terbunuh Muhammad bin Maslamah keluar
menantang Marhab. Terjadi perang yang dahsyat diantara keduanya hingga mereka
keluar dari arena perang. Diantara pohon-pohon mereka saling serang, pada suatu
kesempatan pedang Marhab menebas Muhammad, dengan sigap Muhammad berhasil
menangkisnya dan dengan gerakan kilat Muhammad membalas serangan Marhab, ia
membabatkan pedang ke arah kaki, naas bagi Marhab ia tidak sempat menghindar.
Marhab sang jagoan Yahudi pun roboh bersimbah darah.
Muhammad bin Maslamah membiarkan Marhab sekarat tak
berdaya. Ia tidak membunuhnya walau Marhab telah meminta-minta untuk dibunuh
karena ia tak sanggup menahan malu dan penderitaannya. Saat itu Ali bin Abi
Thalib datang dan untuk mengakhiri derita Marhab, Ali pun membunuhnya.
Dengan
terbunuhnya para Jawara Yahudi tidak serta merta benteng Khaibar dapat
ditaklukkan. Rosulullah memerintahkan Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk
memimpin pasukan menaklukkan benteng Khaibar, namun kekokohan benteng masih tak
mampu ditembus oleh pasukan umat Islam. Kemudian Rosulullah mengatakan besok
pasukan umat Islam akan dapat menaklukkan Khaibar, dan komandannya adalah
lelaki yang mencintai Alllah dan Rosul-Nya, begitu juga Allah dan Rosul-Nya pun
mencintainya.
Pada malam
harinya para sahabat sama berfikir siapa kira-kira yang dimaksud oleh
Rosulullah, masing-masing berharap merekalah yang akan diserahi bendera komando
itu. Pada pagi harinya para sahabat sama berkumpul bersama Rosulullah menanti
siapa kira-kira yang akan ditunjuk oleh beliau. Kemudian Rosulullah mencari Ali
bin Abi Thalib yang saat itu sedang sakit mata. Setelah diobati oleh Nabi,
sakitnya Ali sembuh seketika. Dan Ali ditunjuk oleh Rosulullah untuk memegang
bendera itu.
Setelah bendera komanda ditangan Ali bin abi Thalib,
pasukan umat Islam pun melanjutkan pertempuran untuk menaklukkan Khaibar. Pertempuran
kembali berkobar, disalah satu pintu
benteng Ali bin Abi Thalib bertempur habis-habisan melawan pasukan Yahudi
hingga salah satu prajurit Yahudi berhasil menebas Ali dan perisainya
terlempar. Dalam kondisi yang terjepit Ali bin Abi Thalib dengan sigap dan
penuh kejutan berhasil menjebol salah satu daun pintu benteng dan dijadikan
sebagai perisai. Ali terus bertempur dengan gagah berani menerjang musuh dengan
perisai daun pintu. Padahal dua puluh orang belum tentu kuat mengangkat daun
pintu itu. Banyak pasukan Yahudi yang terbunuh. Dengan jebolnya pintu benteng
akhirnya pasukan Yahudi dapat dikalahkan oleh umat Islam. Khaibar pun takluk di
bawah panji-panji Islam. Sekian. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar