Sabtu, 04 Juni 2022

Kunci Menulis Adalah Membaca

Kunci menulis adalah membaca
Oleh: Joyo Juwoto

Ada sebuah pepatah Arab yang bunyinya "Faaqidus Syai' La Yu'thi" Orang yang tidak memiliki sesuatu tidak akan bisa memberi. Pepatah ini bisa dipakai untuk menganalogikan bahwa seorang penulis tidak akan mampu memberikan apa-apa kepada pembaca jika dia tidak mempunyai sesuatu untuk dibagikan. 

Seorang penulis bisa saja mampu menghasilkan sebuah tulisan, tapi seberapa kuat nilai yang dikandung di dalam tulisan tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat membacanya. Jika banyak sumber yang dibaca, maka tulisan yang dihasilkan akan bernilai dan bernas, sehingga banyak manfaat yang bisa dipetik dari sebuah tulisan.

Penulis fiksi sekalipun membutuhkan bahan bacaan yang melimpah, apalagi yang ditulis non-fiksi, wajib hukumnya ada sumber yang kredibel, karena itu sudah menjadi kaidah ilmiah. Jadi jangan sampai seorang penulis meninggalkan aktivitas membaca. Sesibuk apapun keadaannya. Karena pada dasarnya memang tidak ada orang yang tidak sibuk. 

Seorang penulis bukanlah seorang Nabi yang menerima wahyu dari Tuhan, juga bukan orang suci yang mendapatkan ilham fitri yang kemudian bisa dibagikan kepada pembaca, seorang penulis memerlukan bahan bacaan yang kemudian ia cerna dengan logika, ia pikirkan untuk menjadi sebuah ide, ia endapkan dalam hati yang baru kemudian diproduksi menjadi sebuah tulisan.

Mengemukakan ide menjadi sebuah tulisan pun ternyata tidak mudah, padahal sudah banyak hal di kepala yang ingin kita bagikan kepada pembaca. Ide itu tentu tidak muncul secara tiba-tiba, salah satu sumber ide adalah dengan banyak membaca.

Saya punya pengalaman ketika akan menulis buku sirah nabawiyah, saya banyak mengumpulkan buku-buku sejarah Nabi, saya baca satu persatu, saya renungkan, buku ini seperti ini, buku itu tebal, buku itu tipis dan sebagainya dan sebagainya. Setelah itu saya punya keinginan untuk menulis juga, meringkas dari yang tebal menjadi tipis, dari yang tipis perlu agak tebal, perlu menambah ini dan itu akhirnya saya berhasil menulis buku Jejak Sang Rasul. Sebuah buku sederhana wujud cinta kepada beliau Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam.

Jadi ketika engkau mentasbiskan diri sebagai penulis jangan sampai lupa diri untuk tidak membaca, baik membaca buku, membaca lingkungan dan semesta, karena dari aktivitas membaca itulah kita memproduksi ide dan gagasan yang akan kita bagikan kepada para pembaca. Orang yang tidak membaca ibarat kendil kosong yang tidak memiliki sumber air pengetahuan untuk dibagikan. 


Bangilan, 4 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar