Berbahagialah
jika Anda masih berada di kampung, atau di sebuah kota atau tempat mana saja
yang masih memegang teguh dan mempertahankan adat tradisi Islam Nusantara.
Adat-adat ini biasanya menjadi pengobat kerinduan bagi orang-orang yang hidup
di perantauan, atau jauh dari kampung halamannya.
Salah satu dari tradisi Islam Nusantara
adalah puji-pujian yang dikumandangkan untuk menunggu imam langgar datang dan
memimpin shalat berjamaah. Tradisi ini tentu tidak ditemui di negara-negara
Timur Tengah, karena memang puji-pujian ini adalah bagian dari tradisi Islam
Nusantara.
Tidak semua tempat ibadah baik itu masjid ataupun
langgar yang ada di Indonesia yang melakukan tradisi puji-pujian ini,
karena biasanya masjid atau langgar yang dikelola oleh Islam moderat tidak ada
puji-pujian. Islam yang berbasis ormas Muhammadiyah juga tidak ada pujiannya,
begitu pula Islam yang berbasis Salafi, dan Islam perkotaan kebanyakan tidak
pujian sebelum shalat didirikan.
Masalah puji-pujian kadang menjadi perdebatan
diantaranya ormas-ormas agama Islam, namun di sini saya tidak sedang membahas
perbedaan pendapat diantara banyak kubu dan ormas. Saya hanya ingin menuliskan
kerinduan masa kecil saya dan mungkin juga kerinduan Anda dengan dunia
langgar yang mengasyikkan.
Biar para pakar dan ahli yang membahas apakah
puji-pujian sebelum shalat itu bid'ah atau tidak? Apakah hal itu pernah
dikerjakan oleh Rasulullah saw, para sahabat, dan para ulama shalafus
sholeh? Apakah puji-pujian itu ada dalilnya atau tidak? Jika dilakukan
berpahala atau berdosa? Dan masih banyak pertanyaan yang mungkin mengganjal.
Karena saya bukan pakarnya, maka saya hanya ingin berbagi kerinduan dengan
orang-orang yang sehati dengan kerinduan hati saya ini.
Bagi saya, puji-pujian yang dilantunkan di
langgar - langgar ataupun masjid sebelum shalat adalah sesuatu yang terkenang
indah di palung kenangan jiwa, suara dari orang-orang yang melantunkan pujian
dengan sepenuh hati terasa menyentuh perasaan.
Puji-pujian itu menjadi daya cinta dan rindu
terhadap altar suci ketuhanan dan pemupuk terhadap kerinduan kepada Nabi
Muhammad saw. Itu yang saya pahami dari tradisi pujian yang menjadi produk dari
Islam Nusantara. Saya tidak melihat gelagat adanya punya kepentingan membuat
sesuatu yang baru dalam beribadah, apalagi upaya - upaya menandingi ajaran baku
yang telah digariskan oleh kitabullah wa sunnatarrasul.
Berikut saya tuliskan pujian yang tadi baru saya
dengar di langgar yang ada di kampung saya menjelang shalat Isya'. Sebenarnya
saya ingin menulis dan mengumpulkan banyak puji-pujian tersebut. Kalau perlu didokumentasikan
dalam bentuk audio agar tidak hilang dan terlupakan oleh sejarah. Agar generasi
mendatang tahu salah satu produk kearifan dari sebuah peradaban Islam
Nusantara, sebuah peradaban langgar.
Allahumma
shalli ala Muhammad,
Allahumma shalli alaihi
wa sallim 2x
Nabi
Muhammad iku nabi kang mulya
Moco sholawat iku diakeh-akehono
Moco sholawat iku diakeh-akehono
Mumpung
lawang tobat lawange iseh mengo
Yen wis ditutup bakal susah awak ira.
Yen wis ditutup bakal susah awak ira.
Jika kebetulan para pembaca memiliki dokumentasi
puji-pujian ini, saya sangat senang dan bergembira. terlebih sekiranya pembaca
juga mengirimkan filenya kepada saya, baik itu berupa dokumentasi tulisan
maupun audio. File bisa diemailkan di joyojuwoto@gmail.com
atau lewat Whatshap di 085258611993. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar