Jumat, 01 Juni 2018

Kali Kening Ngabuburead dan Bercengkrama Bersama Kerbau

Kali Kening Ngabuburead dan Bercengkrama Bersama Kerbau
Oleh : Joyo Juwoto

Sore itu (Kamis, 31 Mei 2018) Komunitas Kali Kening mengadakan kegiatan rutinan ngobrol buku di bulan puasa dengan tema Ngabuburead dan bercengkrama dengan kerbau. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Kumpulrejo dusun Tawun Kec. Bangilan. Tepatnya di rumah saudara Suliswanto, salah seorang anggota Kali Kening yang tinggal di dusun Tawun desa Kumpulrejo.

Kami dari teman-teman Komunitas Kali Kening, harus mengucapkan banyak terima kasih kepada Mas Suliswanto dan keluarganya, keluarga yang penuh barakah dan cahaya kebahagiaan ini telah menerima kami dengan sangat grapyak sumanak di rumahnya.  Kami dijamu untuk ta’jil dan buka puasa dengan aneka masakan yang membuat kami susah berhenti makan. Maknyus sekali. Ada es buah, ada es kopyor, ada pisang goreng, tempe, tahu isi, yang gurih dengan ceplusan lombok yang membuat lidah ini minta lagi, lagi dan lagi. Belum lagi menu buka puasa yang membuat air liur ini mengalir seperti sumber air yang tak kering, nasi putih dengan asem-asem adalah menu yang sangat memanjakan lidah kami semua.

Ngabuburead yang cukup sempurna di pertengahan bulan puasa yang penuh keberkahan membawa berkah tersendiri bagi kami. Belum lagi kegiatan bercengkrama dengan kerbau di kandang yang berada di tepi hutan juga cukup mengasyikkan. Perjalanan di senja hari dengan semilir angin dari balik punggung gunung katong dengan pohon-pohon yang menjulang di tepian jalan bagaikan memberkati perjalanan kami. Belum lagi senyum dan sapa penduduk dengan segala keakrabannya serasa menyambut dan mengucapkan selamat datang di dusun Tawun.

Tawun adalah sebuah dusun yang jaraknya lumayan jauh dari kota kecamatan Bangilan, letaknya berada di sebelah utara dari peta wilayah yang juga menjadi daerah perbatasan kecamatan Bangilan dengan kecamatan dibagian utara, yaitu wilayah kecamatan Kerek. Dusun Tawun ini secara geografis relatif berada di tengah-tengah hutan.  Walau jalan menuju lokasi dusun Tawun sudah beraspal dan cukup bagus, karena memang hampir semua jalan raya di kabupaten Tuban sudah terakses dengan baik.

Kegiatan Ngabuburead yang dilaksanakan Komunitas Kali Kening kali ini tergolong unik dan menarik, selain mengadakan agenda literasi seperti biasanya, agenda kali ini juga menyertakan kegiatan out bond bercengkrama dengan kerbau. Bagi saya ini adalah terobosan yang luar biasa, selain memprofokasi untuk membaca dan menulis Kali Kening juga mengajak anggotanya untuk melek lingkungan dengan cara melihat binatang kerbau yang mungkin sudah jarang ditemui. Di wilayah Bangilan sendiri tidak semua desa penduduknya beternak kerbau, kalau sapi bisa dipastikan disemua desa yang ada di Bangilan pasti  memiliki.


Tentang beternak kerbau ada hal unik yang dilakukan oleh penduduk desa Tawun. Jika biasanya peternak ternak sapi, kambing dan kerbau membuat kandang di sekitar rumah, hal ini tidak berlaku bagi para peternak kerbau yang ada di duwun Tawun. Warga Tawun yang memiliki kerbau membuat kandang di tepi-tepi hutan yan jauh dari perumahan penduduk. Kerbau-kerbau itu hanya dibuatkan kandang berupa kalangan terbuka tanpa atap yang hanya di pagari bambu ala kadarnya. Dan yang ajaib kerbau itu setelah pagi hingga sore hari digembalakan di dalam hutan, kerbau dikandangkan kemudian ditinggal pulang oleh pemiliknya tanpa dijaga.

Mendengar cerita itu dari Mas Suliswanto saya kaget, “Lho apakah tidak takut kerbaunya dicuri orang? tanya saya. Eh, ternyata hal demikian itu sudah biasa dilakukan oleh warga, dan nyatanya dari zaman dahulu hingga sekarang tradisi membiarkan kerbau di tepi hutan tanpa penjaga adalah hal yang lumrah dan biasa. Memang hal yang sedemikian sudah menjadi tradisi yang turun temurun di tengah masyarakat dusun Tawun dan sekitarnya. Adat tradisi yang luar biasa, kearifan lokal yang sedemikian yang telah mengakar  dalam perilaku masyarakat perlu diketahui dijaga dan dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Dan tentunya perilaku baik dari masyarakat Tawun ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat Indonesia di manapun berada.

Saya cukup gembira dengan kegiatan sore kemarin, dan tentunya teman-teman Kali Kening juga, melihat kerbau dari dekat adalah hal yang membahagiakan, apalagi saya sempat berusaha menaklukkan kerbau untuk saya naiki punggungnya. Saya jadi teringat sosok Joko Tingkir yang dengan gagah berani menaklukkan kerbau yang sedang mengamuk kesetanan, wah, saya sebenarnya juga sempat ngeri jika membayangkan kerbau yang akan saya naiki mengamuk. Apalagi tanduk kerbaunya cukup besar dan runcing.

Tidak mudah ternyata baru ketemu dan baru kenal dengan kerbau lalu dengan enaknya kita menaiki punggungnya. Saya harus cukup sabar melakukan pendekatan dengan cara mengelusnya perlahan, kemudian saya mencoba berkali-kali untuk menaiki kerbau itu, walau agak susah namun woww!!! akhirnya saya bisa juga berada di punggung banteng jinak, walau hanya beberapa menit saja, ya beberapa menit, karena kemudian saya dilempar dari punggungnya, walau hitungan menit tapi hal ini cukup membuat saya bahagia.

Dalam hitungan menit di punggung kerbau saya berfikir, saumpama naik kerbau dijadikan sebuah festival dan rangkaian rekreasi kayaknya bagus dan unik. Kegiatan ini bisa dilaksanakan satu tahun sekali bersamaan dengan kegiatan bersih desa. Kerbau-kerbau yang akan dinaiki tentu harus kerbau yang sudah terlatih dan biasa ditunggangi biar mereka tidak menyusahkan penumpang, dan saya kira ini bisa. Jika kerbau biasa dinaiki saya rasa kerbau itu cukup jinak dan menyenangkan, sayangnya sekarang ini sudah jarang sekali kerbau yang dinaiki jadi ketika mereka dinaiki mereka kaget dan menyangka kita mengganggu kenyamanannya.

Wah, bagus tidak ya kira-kira destinasi wisata naik kerbau? Jika ada saya tentu akan meluangkan waktu untuk berwisata dengan naik kerbau di pedalaman Tawun. Sungguh mengasyikkan kayaknya. Ayo teman-teman adakah yang mau berwisata naik kerbau? Tawun mungkin bisa mewujudkan impian ini. Sangat menyenangkan sekali rasanya.


2 komentar:

  1. Pernah diceritain kawan yang pernah tinggal di Australia "Disana sangat aman, sy pernah kehilangan mobil dan cukup telepon polisi mobil saya bisa kembali". Nah awalnya sy tertarik, eh ternyata di Tuban Kabupaten tercinta ini, ada dusun yg bahkan membiarkan kerbaunya dipinggir hutan tanpa pengamanan berarti tapi tidak ada yg hilang. MasyaAllah :-)

    BalasHapus
  2. Enggih mas, kerbau-kerbau aman berkat kearifan lokal masyarakat yang masih dijaga dan dipertahankan hingga kini. Salut

    BalasHapus