Senin, 15 Januari 2018

Ternyata Ada Kampung Durian Runtuh Di Jlodro Kenduruan


Ternyata Ada Kampung Durian Runtuh Di Jlodro Kenduruan
Oleh : Joyo Juwoto

Pernah melihat film kartun dari negeri jiran Malaysia, Ipin dan Upin? Film ini sangat digemari oleh anak-anak Indonesia, termasuk saya yang sudah tdak anak-anak juga sangat suka melihat kartun ini. Dua bersaudara gundul-gundul pacul ini tinggal di suatu kampung yang dikenal dengan nama Kampung Durian Runtuh. Ditilik dari namanya tentu dalam bayangan kita kampung ini terdapat pohon duriannya. Ya memang begitu, sebuah nama kampung biasanya mengisyaratkan tentang kondisi topografi maupun goegrafis kampung itu sendiri.
Saya selalu membayangkan bahwa ketika musim durian, Kampung durian runtuh ini akan berpesta pora dengan aroma sedap buah durian, atau lebih hebohnya ada semacam festival buah durian. Wuihh! mantap dan begitu menyenangkannya ya tinggal di kampung durian atau setidaknya dekat dengan kampung itu.
Saya yang di Bangilan membayangkan andai pohon durian bisa tumbuh dan berbuah di daerah saya sini, alangkah enaknya. Maklum secara geografis Bangilan dan sekitarnya bukanlah tempat yang cocok untuk jenis tumbuhan dari daerah berhawa sejuk dan dingin ini. Lebih-lebih penduduk Bangilan dan sekitarnya belum ada yang menanam pohon durian secara serius. Mungkin ya tadi sebabnya kondisi alamnya tidak cocok dengan tanaman berbau tajam dan berkulit duri lancip ini.
Tak disangka tak dinaya, seperti alam yang terus berubah ternyata di dekat daerah saya, tepatnyadi desa Jlodro Kec. Kenduruan kok ada penduduk yang memiliki beberapa pohon durian. Ini tentu sangat langka, Dan hebatnya pohon ini ternyata bisa menghasilkan buah. Saya mengetahui ini dari membaca salah satu pemberitaan media online, wah saya terpana ternyata di dekat kampung saya ada juga kampung yang mirip dengan kampungnya Ipin Upin tadi.
Sebenarnya setelah saya telisik di mbah google, pemberitaan mengenai pohon durian di Jlodro sudah ada sejak Februari 2017. Bahkan oleh pihak pemerintah desa dan kecamatan produk durian dari Jlodro telah dipamerkan juga dalam produk unggulan khas Kenduruan selain tape tawaran yang terkenal seantero kabupaten. Berarti sudah satu tahun yang lalu buah durian ini dikenalkan kepada publik. Eh ngapain saja ya saya, kok baru mengetahuinya sekarang?
Demi membaca pohon durian yang tumbuh dan berbuah di dekat kampung saya, maka tanpa perlu banyak pertimbangan satu, dua dan tiga, saya pun meluncur ke lokasi dengan istri dan anak-anak saya. Wah keren sekali ini, sekalian wisata kuliner buah durian di kampung Jlodro Kenduruan yang telah menjelma menjadi kampung durian runtuh ala Ipin dan Upin.
Untuk mencapai lokasi desa Jlodro dari tempat saya tidak jauh, sekitar 30 menitan sudah sampai di lokasi. Terlebih jalannya sudah beraspal dan cukup bagus. Saya yang dari Bangilan langsung mengambil rute dari kota kecamatan Bangilan ke barat lewat desa Sidotentrem terus menembus hutan  ke barat arah Nglateng. Dari Nglateng saya mengambil arah tanjakan desa Jamprong yang kemudian sampai di jalan raya Sokogunung. Dari Sokogunung ini Jlodro sudah sangat dekat sekali, karena memang dua desa ini saling berbatasan.
Sesampai di desa Jlodro saya pun langsung beraksi bertanya-tanya kepada warga yang saya temui tentang pohon durian yang berbuah di desa mereka. Ternyata memang tidak susah mencari berita yang sudah viral di media sosial. Langsung saja saya pun ke rumah salah satu warga yang memiliki pohon durian. Ya, saya ke rumah Mbah Sumijan, salah seorang yang mendapat berkah dari pohon duriannya yang berbuah cukup lebat. Wah ternyata bener ya, di desa Jlodro Kenduruan terdapat kampung durian runtuh kayak di film kesukaan anak-anak saya itu.
Eh,  cukup sekian dulu ya cerita  saya mengenai kampung durian di desa Jlodro Kec. Kenduruan, nanti kalau ada waktu saya tuliskan juga serunya perjalanan berburu durian di kampung durian Jlodro. Daa... terima kasih.


4 komentar: