“Urip Iku Urup”
Begitulah salah satu filosofi Jawa yang adi luhung dan sarat ajaran yang luar biasa. Urip Iku Urup, hidup itu menyala, tak boleh padam. Karena jika padam maka kegelapan akan dirasakan oleh dunia. Kita hidup harus mampu menjadi penerang bagi alam sekitar kita, kita hidup harus bisa memberi manfat untuk sesama manusia, hidup harus terus bergerak dan tidak boleh berhenti, seperti air jika ia mengenang dan tak bergerak maka ia akan menjadi sarang nyamuk dan berbau busuk. Lain halnya jika air itu bergerak maka air itu akan bermanfaat. Thoohirun Muthohhirun, suci lagi menyucikan. Shoolihun Linafsihi, wa Naafi’un Li Ghoirihi, baik untuk dirinya sendiri dan bermanfaat untuk selainnya. Begitu juga dengan hidup harus selalu menyala dan bermanfaat untuk orang lain, karena sebaik-baik kehidupan manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Kita manusia diciptakan Oleh Tuhan untuk tujuan besar, menjadi khalifah fil ardh, menjadi penerang di jagad raya ini. Gunung-gunung tak sanggup mengemban amanat yang begitu besar ini, begitu juga makhluk-makhluk Tuhan yang lain, dan hanya manusia yang siap dan sanggup menerima titah Sang Maha Agung untuk membawa dunia ini dalam kedamaian, memayu hayuning bawana. Oleh karena itu hidup kita harus terus menyala dan berusaha menggapai nyala Tuhan, cahaya Tuhan yaitu nuurun ‘ala nuur, cahaya diatas cahaya yang meliputi semesta agar kita bisa menyelaraskan gerak lahir kita dengan qodrat-Nya, agar segala kehendak dan pengharapan kita hanya menuju pada-NYa, nur candra, ghaib candra, warsitaning Candara, pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Ilahi, Lir handaya paseban jati, mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi, karena disitulah jumbuhing kawula lan Gusti, menyatu dan memahami kodrat kehidupan serta kehendak-Nya.
Urip Iku Urup, Hidup itu harus menyala.Jwt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar