Butiran Micin |
MSG (Monosodium Glutamat) atau lebih kita kenal dengan istilah micin sangatlah populer di tengah-tengah santapan harian kita. Baik santap pagi, siang maupun malam. Dari masyarakat perkotaan, pedesaan, bahkan pegunungan semua kenal dengan salah satu penyedap masakan dari Jepang ini.Hampir semua jenis makanan yang kita nikmati mengandung zat aditif untuk makanan ini.
Saya sebenarnya belum melihat efek dari MSG yang konon dapat meningkatkan resiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Walaupun sebenarnya secara umum menurut badan pengawas makanan zat ini aman untuk dikonsumsi dengan tanpa pembatasan.
Namun setelah mendengar desas-desus bahwa MSG bisa memicu kanker, merusak jaringan otak, dan beberapa efek samping yang lain maka secara bertahap dapur kami mulai meninggalkan penyedap rasa itu. Walaupun ada yang membantah bahwa MSG aman, namun bagaimanapun juga pada dasarnya zat kimia tentunya kurang baik bagi kesehatan tubuh jika kita konsumsi secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang panjang.
Proses awal memasak tanpa menyertakan MSG memang terasa ada yang hambar. Kurang menendanglah citarasanya. Namun seiring dengan waktu ternyata lidah kita mampu menyesuaikan makanan tanpa penyedap ternyata juga tidak ada masalah. Makan nasi panas-panas dengan secobek sambal terasi tanpa MSG juga masih nikmat. Saya kira yang perlu dibenahi adalah hati dan perasaan kita. Bukan menu yang kita makan sehari-hari.
Dan alhamdulillah sekarang keluarga kami masak tanpa MSG, walau juga tidak mengurangi konsumsi kami terhadap MSG, karena kita kadang kebanyakan sering makan di rumah ibu bapak kami yang tentunya masih belum meninggalkan MSG dalam masakan mereka sehari-hari. Tapi yang pasti tanpa MSG bukanlah kiamat bagi selera makan kita. Salam Sehat Selalu. JWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar