Oleh: Joyo Juwoto
Ulama bukan hanya sekedar mengajar umat dengan banyaknya bahan ajar, ulama bukan juru dongeng tentang kisah-kisah masa silam yang bikin kita tercengang, ulama bukan pula pemberi fatwa dan nasehat kepada umat, tapi ulama adalah pelaku dari apa yang disampaikannya. Ulama adalah pewaris para Nabi baik dalam sikap, ucapan, dan tingkah lakunya. Begitu lembaran hikmah yang saya tangkap saat sowan Gus Mus di Leteh Rembang.
Setelah bubar dari pengajian Jum'at pagi di pondoknya Gus Mus, para jama'ah sama pulang, ada pula yang masih ngobrol di pinggir jalan. Saya lihat jama'ah ibu-ibu yang membawa anak-anaknya untuk salim kepada Gus Mus yang berjalan menuju ndalem. Di sepanjang perjalanan Gus Mus merogoh sakunya, beliau memberikan sangu kepada anak-anak tersebut. Saat itu juga saya berfikir, "Owh begitu yang seorang Kiai itu, sangat dermawan sekali". Satu teladan yang lebih afsohu minal kalam, lebih mengena dari sekedar tuturan lisan.
Dari apa yang dilakukan oleh Gus Mus pagi itu mengajarkan banyak hal yang bisa saya tangkap, diantaranya adalah beliau sedang menanamkan sebuah perasaan kegembiraan pada anak-anak. Dalam bawah sadarnya anak akan berfikir, "Enak ya ikut mengaji, dapat sangu" mereka tentu bahagia. Dari sini Gus Mus sedang menanamkan benih cinta ilmu dan cinta Kiai kepada anak-anak tersebut. Menurut bahasa Gus Baha' ini keren. Ilmu dan agama harus membuat orang bahagia, lha wong kemaksiatan saja menawarkan kebahagiaan, masak sebuah kebenaran harus ditampilkan dengan wajah yang sangat dan menyeramkan?
Sikap dan perilaku Gus Mus ini tentu membekas di hati anak-anak, ini adalah sebuah metode menanamkan karakter kebaikan dengan cara yang sangat istimewa. Sifat sakho' atau dermawan memang menjadi sikap yang sangat utama, hal ini banyak dicontohkan oleh para Nabi dan juga tentu oleh para kiai yang menjadi pewaris para nabi. Dalam sebuah hadits dinyatakan, "Assakhiuu qoriibun minal Jannah, wa baiidun minan Nar" Kedermawanan itu dekat dengan surga, jauh dari neraka.
Nabi Muhammad Saw itu terkenal sebagai mister yes, orang yang tidak bisa bilang no dalam sebuah kebaikan. Nabi Muhammad Saw hampir tidak pernah bilang tidak kecuali saat mengucapkan syahadat, La Ilaha Illallah, Tidak ada Tuhan selain Allah. Kedermawanan beliau terkenal seantero jagad kala itu.
Umar bin Khattab, pernah mengisahkan kedermawanan Nabi Muhammad Saw, Umar berkata:
"Suatu hari seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta-minta, lalu beliau memberinya. Keesokan harinya, laki-laki itu datang lagi, Rasulullah juga memberinya. Keesokan harinya, datang lagi dan kembali meminta, Rasulullah pun memberinya.
Begitulah sifat Nabi, tidak pernah mengecewakan orang yang datang kepada beliau. Nabi Muhammad Saw selalu membantu dan memberikan solusi bagi permasalahan umatnya, tidak hanya di dunia, bahkan kelak besok di akhiratnya juga. Kedermawanan adalah salah satu sifat kenabian yang utama, semoga kita bisa meneladaninya, sebagaimana Gus Mus yang merogoh kocek buat anak-anak.
Bangilan, 15 Februari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar