Rabu, 28 Oktober 2020

Yang Muda yang Berkarya

Yang Muda yang Berkarya
Oleh: Joyo Juwoto

Generasi muda adalah generasi pendobrak kebekuan sebuah peradaban. Generasi muda adalah generasi yang memiliki semangat membara untuk melakukan inovasi yang berarti bagi kehidupan masyarakat. Generasi muda adalah agen of change-nya peradaban, generasi yang membidani lahirnya semangat pembaharuan bagi  nilai-nilai kehidupan yang memasuki masa status quo bagi suatu bangsa. 

Suara bapak Proklamator Indonesia Bung Karno masih terdengar menggelegar, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."

Lihatlah sejarah bagaimana peran pemuda menoreh tinta emas sejarahnya. Duo proklamator bangsa Indonesia Soekarno-Hatta mengawali gerakan kebangsaan pada usia yang sangat muda. 

Soekarno adalah diusia 15 tahun sudah melek politik. Ia bersama teman-teman di rumah bapak kosnya seorang tokoh besar yang dijuluki sebagai "Raja Jawa tanpa Mahkota" yaitu sang guru  bangsa HOS. Cokroaminoto, telah melahap pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Thomas Jefferson, George Washington, Benyamin Franklin, dan tokoh-tokoh intelektual kelas dunia. 

Di usia remaja, Soekarno bersama kawan-kawan diskusinya telah aktif dalam kegiatan politik, ekonomi, dan sosial dalam wadah organisasi Trikoro darma. 

Demikan pula Bung Hatta, tokoh yang sangat lekat dengan buku dan tulisan ini telah merantau ke negeri Belanda untuk menuntut ilmu di usia 19 tahun. Di sana beliau berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta bersama Tjipto Mangoenkoesoema, Ki Hadjar Dewantara, dan Soekiman mendirikan perkumpulan yang dikenal dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia Belanda).

Indische Vereeniging menjadi media diskusi kebangsaan para pemuda Indonesia saat itu. Karena fokus dari kegiatan organisasi ini adalah kemerdekaan Indonesia,  maka nama organisasi ini kemudian diubah lebih radikal lagi yaitu Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia). Perubahan nama ini dampaknya luar biasa, para pemuda pemberani ini telah berani menyuarakan nama Indonesia di kancah dunia.

Dalam karier pergerakannya, Hatta telah malang melintang mengikuti konferensi-konferensi tingkat internasional bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh dunia dan diusia yang ke 25, Hatta memimpin rapat anti kolonialisme dan imperialisme di Brussels Belgia pada tahun 1927.

Bung Hatta yang saat itu sebagai ketua Perhimpunan Indonesia dengan beberapa kawannya, akhirnya ditangkap oleh pemerintah Belanda, karena dianggap membahayakan dan meresahkan. Hatta bersama Nazir Pamuntjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djohodingrat dimasukkan 
jeruji penjara Casius-Straat. Dalam pembelaan di peradilan, Hatta menulis yang membuat geger masyarakat Eropa saat itu, "Indonesia Vrij" (Indonesia Merdeka).

Lihatlah! dan ambillah pelajaran dan hikmah dari dua pemuda yang pernah dimiliki bangsa ini. Mereka pemuda-pemuda yang berkarya untuk bangsa dan negara. Mereka adalah pemuda-pemuda yang harapan bangsa. 

Kita butuh pemuda sebagaimana yang dikatakan Bung Karno, pemuda yang mampu menggoncangkan dunia dengan prestasi dan karya yang bermakna tentunya . 

Soekarno-Hatta telah memberikan yang terbaik dengan apa yang mereka punya, sebagai harga yang layak dibayarkan untuk kemerdekaan negeri ini. Lalu apa yang akan kita berikan untuk tanah tumpah darah kita tercinta? 

Di hari Sumpah Pemuda yang ke 92 ini , mari kita berrefleksi, dan merenungkan kembali, apa yang bisa kita buktikan, dan kita baktikan untuk Ibu Pertiwi Nusantara tercinta. Salam Pemuda harapan bangsa. 


Bangilan, 28 Oktober 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar