Hadiah
Ulang Tahun Untuk Adik Ninda
Oleh: Joyo
Juwoto
Hari
ini adalah hari ulang tahun adik Ninda yang kelima. Hari yang cukup
membahagiakan, di mana di hari ulang tahunnya, Adik mendapatkan hadiah yang
cukup spesial dari Ayah. Untuk pertama kalinya, ulang tahun adik Ninda
dirayakan dengan cukup meriah.
Iya,
Ayah menggelar selamatan mengundang anak-anak tetangga untuk menghadiri hari
yang membahagiakan kami semuanya. Ayah dan ibuku tentu sangat bahagia melihat
anak-anaknya tumbuh semakin dewasa, cantik, lucu, dan pintar.
Adik
Ninda adalah si bungsu dari kami bertiga. Adik kedua saya bernama Nafa,
sekarang ia masih duduk di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah.
Saya
sendiri bernama Naila, si sulung di keluarga kami. Saat ini saya duduk di kelas
VI di Madrasah Ibtidaiyah di kota Kecamatan Bangilan. Saya sebagai Kakak tertua
dari Adik Ninda yang akan berulang tahun, saya mendapatkan tugas yang cukup
membuat deg-degan.
Saat
acara ulang tahun yang akan diselenggarakan sore nanti, saya mendapatkan tugas
membawakan cerita untuk anak-anak yang hadir. Wow...saya memang senang
bercerita, dan kali ini saya akan
mencoba bercerita di depan umum. Pada saat perayaan ulang tahun adik saya.
Satu
Minggu sebelum acara, saya berlatih setiap hari. Ninda dan Nafa saya ajak
bermain sekolah-sekolahan. Saya memerankan diri sebagai seorang guru. Saya
mengajari adik-adik saya membaca, dan kadang
saya bercerita. Saya kadang melihat YouTube untuk mengasah kemampuan
saya dan meniru gaya bercerita para pendongeng.
Walau
saya sudah banyak berlatih, rasa grogi dan deg-degan masih saja menghantui
perasaan. Takut jika nanti saya lupa alur cerita yang saya bawakan. Saya sadar
bahwa kemampuan profesional perlu dilatih semenjak dini. Jika kita malas
berlatih tentu kita juga tidak akan pernah bisa dalam hal apapun, termasuk
bercerita.
Usai
shalat dhuhur, saya membantu ayah menyiapkan tempat untuk perayaan ulang tahun
adik Ninda. Kami sekeluarga menata ruangan yang akan kami tempati untuk
perayaan. Balon dan kertas pita warna-warni mendominasi ruangan depan rumah
kami.
Suasana
ruangan sudah cukup meriah, tinggal menunggu waktu Asar Tiba. Tepat bakda Asar
acara perayaan ulang tahun adik Ninda akan dimulai. Saya pun mempersiapkan
diri. Yang memandu acara adalah Ibu sendiri.
Satu
demi satu anak-anak tetangga sebelah mulai berdatangan. Kebanyakan mereka
diantar oleh ibunya. Ada pula yang datang sendiri, tetangga yang paling dekat
dengan rumah.
Suasana
menjadi cukup meriah, tepatnya ramai sekali dengan coletah anak-anak yang lucu
dan menggemaskan. Kadang ada yang menangis karena jajan dan mainannyanya
direbut temannya. Setelah undangan sama berdatangan acara pun dibuka.
Biar
suasananya terkesan meriah, saya membagikan balon kepada anak-anak yang datang.
Balonnya berwarna-warni. Anak-anak memegang balon dan melempar-lemparkannya ke
udara.
"Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh"
Bagaimana
kabarnya anak-anak?
Ibu
saya yang menjadi MC membuka acara
dengan salam. Anak-anak yang tadinya ramai, mulai agak diam. Walau masih saja
ada yang berseliweran kesana kemari. Memang tidak mudah mengatur anak-anak.
"Anak-anak
yang sholih, sebelum acara nyanyi dan tiup lilin, ini Kak Naila akan mendongeng
untuk kalian semua... horeeee...kalian mau didongengi apa sama Kak Naila?"
"Aku
mau cerita Ipin Upin saja" teriak Fernando, salah satu anak yang memegang
balon berwarna merah.
"Aku
ingin cerita Kancil saja" seru yang lainnya.
"Oke
anak-anak, kak Naila akan segera bercerita untuk kalian. Siapa yang anteng dan
diam mendengarkan, nanti dapat hadiah ya? Demikian rayu Ibu kepada anak-anak
agar mereka mau diam dan mendengarkan suara ibu.
"Ayo
Kakak maju sini" ajak Ibu melambaikan tangan kepada saya.
Saya
pun maju ke depan teman-temannya Ninda. Anak-anak masih ramai, Ninda sendiri
juga ke sana kemari bersama teman-temannya.
Untuk
meredakan dan mengkondisikan suasana, saya mengajak adik-adik untuk bernyanyi
bersama. Mereka sangat senang dan bersemangat ketika diajak bernyanyi-nyanyi,
walau suara mereka banyak tidak beraturannya.
"Halo
adik-adik semua, di hari ulang tahun Dik Ninda sore ini, mari kita rayakan
dengan bernyanyi bersama terlebih dulu."
Selamat
Ulang
tahun,
Kami
ucapkan.
Selamat
Panjang
umur!
Kita
'kan doakan.
Selamat
Sejahtera,
sehat sentosa!!
Selamat
panjang umur
dan
bahagia!
"Baiklah
adik-adik, Kakak mau bercerita, dengarkan ya? Adik Ninda ke sini, maju ke depan
sama kakak."
Setelah
kondisi agak stabil saya pun mulai bercerita. Saya menceritakan tentang dongeng
seekor Kumbang sombong yang berlomba lari cepat menuju pulau putri di tengah
laut bertanding dengan seekor kunang-kunang.
Karena
kesombongannya inilah si kumbang yang seharusnya menang melawan kunang-kunang,
ia menjadi kalah. Padahal kumbang memiliki badan lebih besar dan kecepatan
terbang lebih cepat dibandingkan dengan kunang-kunang. Sedang kunang-kunang tubuhnya
kecil, terbangnya pun cukup lambat.
Sedangkan
sebabnya kunang-kunang bisa menang melawan kumbang, karena kunang-kunang memiliki
kesabaran dan ketekunan dalam menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Kunang-kunang juga tabah menghadapi hinaan dan cacian dari si kumbang.
Anak-anak
kelihatannya sangat suka mendengarkan dongeng saya, apalagi saya membawa alat
peraga berupa gambar pulau putri yang sangat cantik, gambar kumbang yang
berwarna hitam galak, dan gambar kunang-kunang yang lucu.
Setelah
selesai bercerita, acara dipandu dan dilanjutkan oleh ibu, hingga selesai.
Anak-anak sangat senang, mereka mendapatkan beraneka jajan dan minuman. Acara diakhiri dengan doa
yang dipimpin oleh Ayah.
Sesudah
acara selesai, anak-anak pun berpamitan untuk pulang. Mereka membawa nasi kotak
dan jajan sebagai oleh-oleh di rumah. Anak-anak pun sama memberikan ucapan
selamat dan hadiah kepada Adik Ninda. Suasana di rumah kami sangat
menyenangkan, adik Ninda bertabur hadiah dari teman-temannya, dan juga
mendapatkan hadiah yang spesial dari Ayah dan Ibu.
Sore
itu menjadi momen yang indah dan tak terlupakan bagi kami sekeluarga. Terima
kasih teman-teman, terima kasih semuanya.
Bangilan,
21 Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar