Sabtu, 04 Juli 2020

Hadiah Ulang Tahun Untuk Adik Ninda


Hadiah Ulang Tahun Untuk Adik Ninda
Oleh: Joyo Juwoto

Hari ini adalah hari ulang tahun adik Ninda yang kelima. Hari yang cukup membahagiakan, di mana di hari ulang tahunnya, Adik mendapatkan hadiah yang cukup spesial dari Ayah. Untuk pertama kalinya, ulang tahun adik Ninda dirayakan dengan cukup meriah.
Iya, Ayah menggelar selamatan mengundang anak-anak tetangga untuk menghadiri hari yang membahagiakan kami semuanya. Ayah dan ibuku tentu sangat bahagia melihat anak-anaknya tumbuh semakin dewasa, cantik, lucu, dan pintar.
Adik Ninda adalah si bungsu dari kami bertiga. Adik kedua saya bernama Nafa, sekarang ia masih duduk di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah.
Saya sendiri bernama Naila, si sulung di keluarga kami. Saat ini saya duduk di kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah di kota Kecamatan Bangilan. Saya sebagai Kakak tertua dari Adik Ninda yang akan berulang tahun, saya mendapatkan tugas yang cukup membuat  deg-degan.
Saat acara ulang tahun yang akan diselenggarakan sore nanti, saya mendapatkan tugas membawakan cerita untuk anak-anak yang hadir. Wow...saya memang senang bercerita, dan kali ini saya  akan mencoba bercerita di depan umum. Pada saat perayaan ulang tahun adik saya.
Satu Minggu sebelum acara, saya berlatih setiap hari. Ninda dan Nafa saya ajak bermain sekolah-sekolahan. Saya memerankan diri sebagai seorang guru. Saya mengajari adik-adik saya membaca, dan kadang  saya bercerita. Saya kadang melihat YouTube untuk mengasah kemampuan saya dan meniru gaya bercerita para pendongeng.
Walau saya sudah banyak berlatih, rasa grogi dan deg-degan masih saja menghantui perasaan. Takut jika nanti saya lupa alur cerita yang saya bawakan. Saya sadar bahwa kemampuan profesional perlu dilatih semenjak dini. Jika kita malas berlatih tentu kita juga tidak akan pernah bisa dalam hal apapun, termasuk bercerita.
Usai shalat dhuhur, saya membantu ayah menyiapkan tempat untuk perayaan ulang tahun adik Ninda. Kami sekeluarga menata ruangan yang akan kami tempati untuk perayaan. Balon dan kertas pita warna-warni mendominasi ruangan depan rumah kami.
Suasana ruangan sudah cukup meriah, tinggal menunggu waktu Asar Tiba. Tepat bakda Asar acara perayaan ulang tahun adik Ninda akan dimulai. Saya pun mempersiapkan diri. Yang memandu acara adalah Ibu sendiri.

Satu demi satu anak-anak tetangga sebelah mulai berdatangan. Kebanyakan mereka diantar oleh ibunya. Ada pula yang datang sendiri, tetangga yang paling dekat dengan rumah.
Suasana menjadi cukup meriah, tepatnya ramai sekali dengan coletah anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Kadang ada yang menangis karena jajan dan mainannyanya direbut temannya. Setelah undangan sama berdatangan acara pun dibuka.
Biar suasananya terkesan meriah, saya membagikan balon kepada anak-anak yang datang. Balonnya berwarna-warni. Anak-anak memegang balon dan melempar-lemparkannya ke udara.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
Bagaimana kabarnya anak-anak?
Ibu saya yang menjadi MC  membuka acara dengan salam. Anak-anak yang tadinya ramai, mulai agak diam. Walau masih saja ada yang berseliweran kesana kemari. Memang tidak mudah mengatur anak-anak.
"Anak-anak yang sholih, sebelum acara nyanyi dan tiup lilin, ini Kak Naila akan mendongeng untuk kalian semua... horeeee...kalian mau didongengi apa sama Kak Naila?"
"Aku mau cerita Ipin Upin saja" teriak Fernando, salah satu anak yang memegang balon berwarna merah.
"Aku ingin cerita Kancil saja" seru yang lainnya.
"Oke anak-anak, kak Naila akan segera bercerita untuk kalian. Siapa yang anteng dan diam mendengarkan, nanti dapat hadiah ya? Demikian rayu Ibu kepada anak-anak agar mereka mau diam dan mendengarkan suara ibu.
"Ayo Kakak maju sini" ajak Ibu melambaikan tangan kepada saya.
Saya pun maju ke depan teman-temannya Ninda. Anak-anak masih ramai, Ninda sendiri juga ke sana kemari bersama teman-temannya.
Untuk meredakan dan mengkondisikan suasana, saya mengajak adik-adik untuk bernyanyi bersama. Mereka sangat senang dan bersemangat ketika diajak bernyanyi-nyanyi, walau suara mereka banyak tidak beraturannya.
"Halo adik-adik semua, di hari ulang tahun Dik Ninda sore ini, mari kita rayakan dengan bernyanyi bersama terlebih dulu."

Selamat
Ulang tahun,
Kami ucapkan.
Selamat
Panjang umur!
Kita 'kan doakan.

Selamat
Sejahtera, sehat sentosa!!
Selamat panjang umur
dan bahagia!

"Baiklah adik-adik, Kakak mau bercerita, dengarkan ya? Adik Ninda ke sini, maju ke depan sama kakak."
Setelah kondisi agak stabil saya pun mulai bercerita. Saya menceritakan tentang dongeng seekor Kumbang sombong yang berlomba lari cepat menuju pulau putri di tengah laut bertanding dengan seekor kunang-kunang.
Karena kesombongannya inilah si kumbang yang seharusnya menang melawan kunang-kunang, ia menjadi kalah. Padahal kumbang memiliki badan lebih besar dan kecepatan terbang lebih cepat dibandingkan dengan kunang-kunang. Sedang kunang-kunang tubuhnya kecil, terbangnya pun cukup lambat.
Sedangkan sebabnya kunang-kunang bisa menang melawan kumbang, karena kunang-kunang memiliki kesabaran dan ketekunan dalam menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kunang-kunang juga tabah menghadapi hinaan dan cacian dari si kumbang.
Anak-anak kelihatannya sangat suka mendengarkan dongeng saya, apalagi saya membawa alat peraga berupa gambar pulau putri yang sangat cantik, gambar kumbang yang berwarna hitam galak, dan gambar kunang-kunang yang lucu.
Setelah selesai bercerita, acara dipandu dan dilanjutkan oleh ibu, hingga selesai. Anak-anak sangat senang, mereka mendapatkan beraneka  jajan dan minuman. Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ayah.
Sesudah acara selesai, anak-anak pun berpamitan untuk pulang. Mereka membawa nasi kotak dan jajan sebagai oleh-oleh di rumah. Anak-anak pun sama memberikan ucapan selamat dan hadiah kepada Adik Ninda. Suasana di rumah kami sangat menyenangkan, adik Ninda bertabur hadiah dari teman-temannya, dan juga mendapatkan hadiah yang spesial dari Ayah dan Ibu.
Sore itu menjadi momen yang indah dan tak terlupakan bagi kami sekeluarga. Terima kasih teman-teman, terima kasih semuanya.

Bangilan, 21 Juni 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar