Tadzkirah Terjemah Kitab Barzanji Karya Mbah Misbah Zainil Mustofa
Oleh: Joyo Juwoto
Beberapa waktu yang lalu saya membeli kitab Maulid Al Barzanji yang diterjemahkan dengan tulisan pegon oleh KH. Misbah Zainil Mustofa, atau yang akrab dipanggil Mbah Bah.
Mbah Bah adalah seorang ulama kenamaan dari Bangilan Tuban yang banyak menulis kitab. Salah satunya yang baru saja saya baca ini. Di dalam pengantarnya beliau menulis tadzkirah tentang kegiatan Al Barzanji yang ada di tanah kelahiran beliau, yaitu Leteh Rembang. Berikut tulisan mbah Bah yang berbahasa Jawa saya alih bahasakan ke bahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan saya dalan menangkap tulisan mbah Bah. Silakan disimak di bawah ini.
Ketika Mbah Bah mondok di Rembang, di Rembang ada kejadian yang berkaitan dengan penghormatan terhadap maulidurrasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ceritanya begini:
Di kampung Leteh ada seorang yang termasuk dari golongan awam, namanya Mbah Mul. Mbah Mul ini seorang pengrajin emas, atau istilahnya kemasan.
Mbah Mul ini suka mengikuti pengajian kampung di ndalemnya Syaikhona Kholil Rembang. Sudah menjadi kebiasaan jika memasuki bulan Rabiulawal masyarakat mengadakan kegiatan hormat Maulid Al Barzanji di langgar sebelah utara rumahnya mbah Mul. Beliau tidak pernah ketinggalan, pasti mengikuti kegiatan muludan ini.
Ketika pembacaan al Barzanji sampai pada mahallul qiyam, yaitu pada bacaan "Wa muhayyan kassyamsi minka mudhi'u" Mbah Mul melihat ada orang yang memakai jubah berwarna hijau. Dengan hiasan warna keemasan.
Mbah Mul terkejut, ia menganggap yang datang adalah Kiai Kholil Rembang. Kemudian mbah Mul bersalaman dengan orang tersebut. Mbah Mul heran, karena ada Kiai Kholil datang tapi orang-orang tidak ada yang salaman dengan mbah Kholil. Kok yang salaman hanya dia sendiri.
Tidak berselang lama, orang yang dianggap Kiai Kholil tadi keluar dari majelis, pulang. Mbah Mul masih dalam kondisi kebingungan, itu tadi siapa?
Setelah selesai pembacaan Al Barzanji, mbah Mul agak marah sama jamaah kok tidak ada yang salaman dengan Kiai Kholil. Para jamaah juga heran melihat tingkah polah mbah Mul. Selain melihat mbah Mul setengah membungkuk saat pembacaan Al Barzanji, mereka juga mencium aroma wangi pada tangan mbah Mul.
Akhirnya, Orang-orang yang ada di langgar sama berkeyakinan bahwa yang hadir tadi adalah Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Terbukti semalaman bau wangi aroma minyak misik tersebut tidak hilang dari tangan mbah Mul, padahal beliau tidak memakai minyak tersebut.
Demikian salah satu fadhilah membaca Al Barzanji sebagaimana yang diceritakan oleh Mbah Bah. Seorang awam yang bernama Mbah Mul, karena kecintaannya kepada Kanjeng Nabi yang diungkapkan dengan mengikuti dan pembacaan Al Barzanji, beliau mendapatkan anugerah kasyah hingga bertemu dengan Sang Kekasih Sayyidina Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. *Wallahu a'lam bis showab.*
Bangkalan, 12 Rabiul Awal 1442
Pesarean mbah Kholil
Review yang mantap Mbah
BalasHapus