Kawasan Wajib Masker
Oleh: Joyo Juwoto
Pagi ini saya ke RSUD Sasodora Djatikoesoemo Bojonegoro, ada urusan yang harus saya selesaikan. Jadi mohon maaf, saya harus keluar rumah untuk menyelesaikan tugas ini. Tugas yang tidak bisa saya kerjakan sambil rebahan di rumah.
Di masa-masa pegeblug virus Corona atau juga disebut sebagai Covid-19 melanda seantero dunia, kita dihimbau untuk tidak banyak keluar rumah. Banyak instansi yang memberlakukan WFH alias Work From Home, demi memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Kebijakan self karantina dan physical distancing atau jaga jarak fisik adalah salah satu cara untuk menghindari penyebaran virus corona lebih luas. Oleh karena itu kita wajib mematuhinya.
Semua waspada, semua siaga. Pandemik Corona sukses mengajarkan kepada kita makna "An-ndzoofatu minal Iman". "Kebersihan itu sebagian dari Iman". Ya, ajaran ini benar-benar diterapkan secara kaffah oleh semua lapisan masyarakat. Tanpa banyak khutbah.
Sepanjang perjalanan Bangilan-Bojonegoro, saya melihat pemandangan yang sekarang sangat lazim kita lihat. Banyak toko-toko dan warung yang menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabunnya. Semua siaga semua waspada.
Sesampainya di ruang lobi RSUD, prosedur dan antisipasi penularan Corona pun diberlakukan. Sebelum masuk ruangan, saya diminta untuk menggunakan masker. Diperiksa suhu badan, dan cuci tangan dengan hand sanitizer.
Saat itu sebenarnya saya bawa sapu tangan. Dibekali oleh istri tercinta dari rumah. Dalam pikiran saya itu sapu tangan, bukan masker. Maka ketika petugas keamanan RSUD menanyakan masker, saya jawab, saya tidak bawa.
Selanjutnya saya diarahkan petugas tersebut untuk membeli masker. Saya mengiyakan. Satu masker harganya Rp. 1.500 (seribu lima ratus rupiah). Saya lega. Saya pun membeli satu masker untuk saya pakai.
Karena kurang terbiasa awalnya saya agak sesak nafas karena memakai masker, tapi lama-lama saya jadi happy juga. Bahkan saya membayangkan mirip Guru Kakashi dalam serial Naruto. Saya merasa keren saat memakai masker.
Padahal, sebelum membeli masker, tadinya saya sempat berfikir jangan-jangan harga maskernya mahal. Alhamdulillah, ternyata tidak, harganya wajar. Ini sangat menyenangkan dan membantu orang-orang kayak saya, saat keluar rumah di tengah-tengah wabah melanda. Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kebijakan RSUD ini.
Karena kemarin saya sempat melihat postingan di media sosial harga masker melambung tinggi ke angkasa. Ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan. Menari-nari di atas penderitaan orang lain.
Di tempat-tempat umum, dan tempat berkumpulnya masa memang sangat perlu diterapkan prosedur standard mencegah penularan virus. Ada tempat cuci tangan, atau praktisnya ada hand sanitizer, ada alat pengukur suhu badan, dan menyediakan masker.
Suatu kejadian yang tidak menyenangkan semisal wabah Corona ini perlu kita hadapi bersama dengan saling tolong menolong dan semangat kegotongroyongan.
Saya yakin masyarakat Indonesia mampu keluar dari cobaan ini dengan baik. Asal kita semua mematuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Saya percaya kita semua bisa. Aamiin.
Bojonegoro, 02/04/2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar