Kemurnian
Cinta
Kemurnian
cinta menjadi penjamin hubungan jiwa diantara orang yang saling mencintai,
tiada jarak yang mampu memisahkan rasa cinta, dimensi waktu tak mampu
menghalangi perasaan cinta, tingginya gunung, dalamnya lembah, terjalnya batu
karang, luasnya lautan, tak mampu menandingi ketinggian dan keluasan cinta itu
sndiri. Kata cinta menjadi semacam mantra ajaib yang dapat menaklukkan hal apapun
di dunia ini. Ya, cinta memang benar-benar sebuah keajaiban yang diciptakan
oleh Tuhan.
Ketika
cinta seorang hamba kepada Tuhannya adalah cinta yang murni dan hakiki, cinta
yang sebenar-benarnya cinta, maka bisa dibayangkan bagaimana energi cinta itu
akan melingkupi alam semesta raya. Dunia akan dipenuhi kebun-kebun surgawi,
karena pada dasarnya cinta adalah bunga-bunga yang dipetik dari bentangan
kebun-kebun tempat para bidadari. Harumya bunga-bunga cinta akan semerbak
mewangi memenuhi bumi.
Dalam
buku “Mereguk Cinta Rumi”, yang ditulis Haidar Bagir, Maulana Jalaluddin Rumi, menuliskan
bait syairnya dengan indah penuh pesona, tentang kedahsyatan sebuah cinta:
Cinta
adalah
penyembuh.
Cinta
adalah
kekuatan
cinta
adalah
penggerak
ajaib
perubahan.
Cinta
adalah
cermin
keindahan
Tuhan
Begitu
dahsyatnya kekuatan cinta, begitu
agungnya rasa cinta dalam diri manusia, hingga Rumi menggambarkan bahwa cinta adalah
penyembuh dan penawar segala luka dan duka, cinta adalah kekuatan tak
terkalahkan, cinta adalah penggerak ajaib fragmen kehidupan, dan yang paling
dahsyat tentu adalah, cinta merupakan cermin keindahan Tuhan yang Maha Indah
itu sendiri. Tiada yang lebih indah kecuali cinta memang bermuara pada Dzat
Yang Maha Indah itu sendiri.
Energi
yang terkandung dalam asma cinta perlu mendapatkan jalan, agar cinta
benar-benar memiliki makna. Oleh karena itu, kita perlu mengendalikan dan
mengarahkan, energi cinta ke hal-hal yang bermartabat dan mulia. Jangan sampai
kesucian dan kemurnian cinta, ternodai oleh hal yang hina-dina dan nista.
Karena energi cinta adalah energi yang bersumber dari nilai-nilai kemurnian
semesta raya.
Tuhan
menganugerahkan perasaan cinta kepada seluruh makhluk-Nya di dunia. Cinta
menjadi semacam energi yang menggerakkan
kehidupan semesta. Bumi, langit, tumbuhan, hewan, manusia, bintang-bintang,
matahari, rembulan, dan seluruh jagad semesta adalah pendar-pendar cinta yang
maujud dari Tuhan Sang Maha Pecinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar