Bermain
Boneka Berbie Jagung
Matahari belum
beranjak tinggi, udara masih terasa dingin, angin bertiup dari tegalan membawa
harum aroma tumbuhan yang banyak di tanam oleh petani. Ada tanaman jagung yang mulai berbunga dengan tongkol-tongkolnya yang
masih hijau, tanaman lombok yang sedang berbunga, dan juga tanaman lainnya yang
menghijaukan ladang penduduk desa.
Naila, Nafa, Agis,
dan Windi menyusuri pematang tegalan milik kakek dan neneknya, mereka berjalan sambil
menenteng rinjing kecil yang dibawa dari rumah. Tampak Naila dan Windi yang
diikuti oleh Nafa dan Agis, mereka memilah-milah pohon jagung dari satu tempat
ke tempat lainnya, mereka seakan sedang mengamati sesuatu.
“Ini ada kateknya
(tongkol jagung muda), Win! seru Naila sambil mengambil sepotong tongkol
jagung yang masih hijau, kemudian ia memasukkannya ke dalam rinjing yang dibawanya.
‘Iya, ini saya juga
dapat. Ini bagus sekali, rambut jagungnya lebat dan pirang”. Sahut Windi yang
juga sedang mengambil salah satu tongkol jagung muda.
Gadis-gadis itu
ternyata sedang mengambil tongkol jagung muda yang tumbuh di batang pohon
jagung. Tongkol-tongkol yang diambil adalah yang tumbuh dobel di satu batang
pohon, jika tidak diambil biasanya pertumbuhan tongkolnya kurang bagus, oleh
karena itu para petani biasanya mengambil salah satu tongkol, agar bisa tumbuh
dengan baik dan berbiji bagus.
“Saya juga dapat,
saya juga dapat!” seru Nafa dan Agis sambil mengacung-acungkan tongkol yang
mereka ambil. Kemudian mereka berdua memasukkan hasil buruannya ke rinjing
bambu yang dibawa Naila. Gadis-gadis kecil itu bergembira sekali mendapatkan
apa yang mereka cari. Di sela-sela pohon jagung yang menghijau gadis-gadis itu
terus memilah dan memilih tonggkol jagung yang akan dibuat mainan.
Setelah mendapatkan
banyak tongkol jagung mereka kemudian memutuskan untuk pulang, rinjing yang
dibawa Naila dan Windi sudah terisi
cukup banyak, hingga membuat gadis kecil itu keberatan.
“Gis, Fa...ayo bantu
bawa rinjingnya” teriak Naila meminta bantuan kepada adiknya. Kemudian rinjing
bambu itu digotong secara bersama untuk dibawa pulang ke rumah nenek.
Sesampainya di rumah,
mereka kemudian duduk melingkar di halaman rumah. Mereka ramai sekali
mendandani tongkol jagung itu menjadi boneka. Rambut jagung yang memang sudah
pirang menjadikannya cocok didandani menjadi boneka yang lucu, ada yang
dibiarkan terurai, ada pula yang di klabang. lucu imut sekali.
Gadis-gadis kecil itu
terus asyik membuat boneka dari tongkol jagung. Mereka menyebutnya sebagai
boneka barbie, seperti yang ada di televisi, walaupun tentu tidak sama. Tapi, raut muka gadis-gadis kecil itu sangat bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar