Kebudayaan Jawa
Suku Jawa mendiami Pulau Jawa
bagian tengah dan timur. Daerah yang merupakan pusat kebudayaan Jawa adalah dua
daerah bekas kerajaan Mataram yaitu Yogyakarta dan Surakarta yang terpecah pada
tahun 1775.
a. Sistem Religi dan Kepercayaan
Mayoritas
masyarakat Jawa adalah pemeluk ajaran Islam, disamping itu ada juga pemeluk
Nasrani, Hindu dan Budha. Pada suku Jawa yang beragama Islam tidak semua orang
melakukan ibadah sesuai dengan kriteria Islam. Secara antropologis menurut
Clifford Geertz pemeluk agama Islam terbagi menjadi dua kelompok yaitu Islam
Putihan (golongan santri) dan Islam Abangan ( Kejawen).
Orang Jawa
mengaitkan upacara-upacara keagamaan dengan “Selametan”, antara lain :
·
Selametan dalam rangka
lingkaran hidup seseorang seperti :
1. Tujuh bulan kehamilan
2. Kelahiran
3. Potong rambut yang pertama
4. Upacara turun tanah
5. Upacara nindik bayi perempuan
6. Upacara perkawinan
7. Upacara kematian
·
Selamatan yang bertalian
dengan kehidupan desa seperti :
1. Bersih desa
2. Penggarapan tanah pertanian
3. Masa tanam dan panen
·
Selametan untuk
memperingati hari-hari serta bulan-bulan besar Islam
·
Selametan pada saat yang
tidak menentu dan berkenaan dengan kejadian-kejadian tertentu seperti :
1. Melakukan perjalanan jauh
2. Menempati rumah baru
3. Menolak bahaya (ngruwat)
4. Janji ketika sembuh dari sakit (kaul)
b. Sistem Kekerabatan
Sistem
kekerabatan masyarakat Jawa didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau
parental. Pada masyarakat Jawa, dilarang melakukan perkawinan dengan misan
(saudara sepupu).
Pada
umumnya masyarakat Jawa tidak mempersoalkan tempat tinggal menetap setelah
pernikahan. Ada yang tinggal disekitar tempat mempelai perempuan (uxorilokal),
dikediaman mempelai laki-laki (utrolokal). Namun umumnya mereka merasa bangga
apabila menempati tempat tinggal baru (neolokal).
c. Sistem Kesenian
Berdasarkan
lokasi, sistem kesenian masyarakat Jawa
mempunyai dua tipe, yaitu tipe Jawa Tengah yang meliputi Banyumas sampai
Kediri dan Jawa Timur daerahnya meliputi Jawa bagian timur sampai Banyuwangi
dan Madura.
1. Kesenian Tipe Jawa Tengah
a. Seni Tari, meliputi tari Srimpi, tari bambang cakil dll.
b. Seni Tembang, misalnya suwe ora jamu, Gek kepiye, Pitik tukung,
dll.
c. Seni Pewayangan, bentuknya wayang kulit, wayang orang, dan
wayang purwa
d. Seni Teater Tradisional, adalah kethoprak
2. Kesenian Tipe Jawa timur
a. Seni Tari dan Teater, diantaranya tari Ngremo, tari
Tayuban, tari Kuda lumping, Reog
Ponorogo dan tari Langger.
b. Seni Pewayangan, bentuknya adalah wayang beber
c. Seni Suara, misalnya Tanduk Majeng dari Madura, Ngindung dari
Surabaya.
d. Seni Teater Tradisional, berupa ludruk dan Kentrung.
3. Rumah Adat
Rumah model
Jawa Tengah : Limasan dan Joglo. Joglo umumnya terdiri dari tiga ruangan yaitu
pendopo, pringgitan, dan dalem.
Rumah model
Jawa timur : Rumah model Madura (Model dara gepak dan empyakan )
d. Sistem Kemasyarakatan dan politik
Dalam
stratifikasi masyarakat Jawa terbagi menjadi dua golongan yaitu Priyayi/
bendara dan masyarakat biasa (wong cilik). Priyayi merupakan lapisan atas,
sedang wong cilik merupakan lapisan bawah.
Secara
administratif, suatu desa di Jawa disebut kelurahan yang dikepalai oleh seorang
lurah. Sebutan lurah untuk tiap daerah berbeda-beda misalnya Petinggi, Bekel,
Gelondong dll. Dalam menjalankan tugasnya lurang dibantu oleh pamong desa yang
meliputi :
1. Carik, bertugas sebagai
pembantu umum dan penulis desa
2. Jagatirta, atau ulu-ulu bertugas mengatur air ke sawah-sawah
penduduk
3. Jagabaya, bertugas menjaga keamanan desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar