Rabu, 17 Juni 2020

Mengantar Buku-buku kepada Empu-nya (Bagian 4)

Mengantar Buku-buku kepada Empu-nya (Bagian 4)
Oleh: Joyo Juwoto

Ini adalah tulisan saya edisi keempat yang berjudul "Mengantar Buku-buku kepada Empu-nya" saya sebenarnya sudah kehabisan ide untuk menuliskan perjalanan mengantar buku-buku kepada para penulisnya. Apalagi tidak semua  penulis saya datangi ke rumahnya secara langsung.

Dibagian 3 kemarin, saya bercerita tentang situs-situs dan petilasan yang ada di Grabagan. Jika ada  pembaca yang penasaran dengan situs-situs tersebut bisa langsung meluncur ke lokasi untuk melihatnya secara langsung dan investigasi kepada masyarakat sekitar.

Setelah dari Grabagan saya berencana menuju Kec. Plumpang, mengantar bukunya Bu Budi Wasasih. Awalnya beliau meminta untuk dikirimkan via pos, agar tidak merepotkan. Saya mengiyakan, namun buku beliau tetap saya bawa dan rencana akan saya haturkan langsung.

Bu Budi selain sebagai pegiat literasi juga seorang yang mencintai lingkungan. Di pekarangan rumahnya banyak tanaman hias yang ditata sedemikian rupa. Bu Budi pernah cerita, beliau pernah mengikuti lomba cipta puisi, dan hadiahnya dibelikan tanaman hias. Tanaman itu masih ada sampai kini.

Saat di ndalemnya Bu Eva, beliau menawari agar bukunya Bu Budi ditinggal di Grabagan saja. Saya tak bisa menolak niat baik dari Bu Eva yang memang priyantunnya baik hati, penyabar, lembah manah dan tidak sombong. Ringkasnya, beliau ini masuk dalam kriteria manusia rohani (pinjam judul bukunya Gus Ulil Abshar Abdalla).

Setelah tanggungan mengantarkan buku selesai, saya mengambil jalan pulang menuju Grabagan arah desa Jetak Kec. Montong. Lewat jalur perladangan warga dan menembus hutan-hutan jati. Asyiknya jalan raya di pedalaman Tuban mayoritas sudah beraspal.

Dari Kec. Montong saya ada janji untuk bertemu dengan Bu Fatimah, salah satu penulis buku Antologi IGPT. Karena buku beliau juga masih saya bawa. Padahal rumah beliau yang paling dekat dengan saya. Bu Fatimah ini luar biasa. Semangat belajarnya tanpa batas, saya sering stalking di FB beliau. Saya merasa iri, Bu Fatimah sering menjalin koneksi intelektual dengan doktor-doktor dan profesor dari luar negeri.

Bu Fatimah seorang guru bahasa Inggris di MTs Islamiyah Senori, jadi kemampuan beliau bercuap-cuap dengan bahasa Inggris ini sangat mendukung dengan hobinya belajar dengan para doktor dan profesor luar negeri. Tidak heran jika kemampuan beliau di atas rata-rata. Tahun 2020 ini, Bu Fatimah dinobatkan sebagai guru berprestasi tingkat Kabupaten Tuban. Congratulation to You, Bu Guru.

Setelah menyampaikan bukunya Bu Fatimah, saya dan mas Ical meluncur pulang. Perjalanan tinggal 10 menitan untuk sampai di rumah. Ketika pamitan ini, Bu Fatimah memberikan sebuah buku kepada saya. Buku tentang motivasi. Terima kasih Bu, hadiah bukunya. Saya masih menunggu hadiah buku dari njenengan lagi, buku yang penulisnya adalah sebuah nama yang terinspirasi dari putrinya Kanjeng Nabi Muhammad. Fatimah.

Merakurak, 17 Juni 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar