Jumat, 12 Juni 2020

Mengantar Buku-buku Kepada Empu-nya (Bagian 2)

Mengantar Buku-buku Kepada Empu-nya (Bagian 2)
Oleh: Joyo Juwoto

Tulisan ini melanjutkan tulisan sebelumnya yang telah saya posting, yaitu tulisan mengantarkan buku antologi IGPT, kepada para penulisnya. Karena group IGPT ini platformnya adalah group dunia maya, maka saya khususnya belum saling kenal di dunia nyata.

Walau demikian, sebagaimana yang saya posting sebelumnya, anggota IGPT secara keseluruhan cukup semanak dan nyedulurke. Saya merasa bangga menjadi bagian dari IGPT, Diusianya yang baru sekian bulan berhasil menerbitkan dua buku antologi. Antologi cerpen dan antologi puisi.

Pengalaman mengantarkan buku ini semakin meneguhkan saya, bahwa silaturahmi adalah kekuatan yang luar biasa. Tidak heran jika agama sangat menekankan tentang pentingnya menjalin silaturahmi. Siapa yang ingin rejekinya gangsar maka hendaklah ia silaturahmi, siapa yang ingin dipanjangkan usianya maka silaturahmi. Begitu kira-kira agama mengajarkan.

Saya melanjutkan cerita perjalanan saya yang kemarin tertunda oleh kata bersambung. Dari SMP 4 Tuban, yang saat itu telah bertemu dengan bahagia bersama beliau Bu Ninik, Bu Lilik, dan Bu Tri Asih, saya pun memohon maaf dan berpamitan. Sebelum berpamitan kami menyempatkan diri berfoto-foto bersama.

Selanjutnya saya dan Mas Ical meluncur ke Diknas Kab. Tuban. Saya dan Bu Umi yang awalnya janjian menunggu di GOR beliau batalkan. Bu Umi memberi tahu kalau beliaunya bergeser ke Diknas. Ketepatan via WA, Bu Oktian juga telah janjian menunggu saya di depan musholla Diknas. Akhirnya kami ketemu di sana.

Setelah ngobrol-ngobrol kami pun saling pamitan. Bu Umi akan pulang, rumah beliau di Bukit Karang Indah. Ternyata beliau masih saudara dengan Bu Nyai yang saya kagumi, Bu Nafakhatin pemangku Pondok Pesantren An-Nidzomiyah Tuban. Sedang Bu Oktian mau ke  Unirow. Beliau katanya sedang mengurus administrasi yang akan dipakai unt melanjutkan jenjang studinya. Barakallah, Bu, semoga sukse studinya, dan ilmu yang diperoleh bermanfaat.

Apa yang dilakukan oleh Bu Oktian ini mengingatkan saya  akan keutamaan seseorang yang menuntut ilmu pengetahuan. Dalam firman-Nya, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan beriman, dan Allah juga memudahkan jalan orang yang berilmu kepada surga-Nya. Aamin. Sungguh mulia orang yang selalu menuntut ilmu dan mendedikasikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan.

Saya juga berdoa, semoga majlis IGPT termasuk majelis ilmu pengetahuan, sehingga apapun yang dilakukan oleh IGPT bernilai ibadah dan bernilai jariyah yang melimpah.

Setelah urusan dari Diknas selesai saya menuju ke Jl. Pramuka. Di cafe Bambu, Mas Komet janji akan menunggu. Kami pun bertemu dan ngopi-ngopi. Mas Komet memesan kopi, sedang saya memesan es jeruk.

Di cafe inilah saya menunggu jawaban WA dari Cak Syarib.  Pada awal berangkat, saya telah berniat sowan ke ndalemnya Cak Sarib. Tapi ternyata pertemuan fisik itu urung terjadi. Saya hanya menemui ruh semangat dan cinta beliau yang mendalam, pada kegiatan literasi yang dilakukan oleh IGPT. Jejak beliau cukup terasa mewarnai disetiap gerak IGPT.

Mohon maaf Cak Sarib, raga kami keburu meluncur ke arah selatan menuruni lembah dan Ngarai, serta mendaki bebukitan di Bumi Grabagan. Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar