Jumat, 30 November 2018

Bhineka Tunggal Ika mengikat Persatuan Bangsa


Bhineka Tunggal Ika mengikat Persatuan Bangsa
Oleh: Joyo Juwoto

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Hal ini bisa dibuktikan baik secara teoritis maupun secara historis. Banyak sekali ragam suku bangsa, bahasa, ras kebudayaan, bahkan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Ini menjadi penanda bahwa kita, bangsa Indonesia memiliki apapun yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Bisa kita bayangkan, beban moral sebuah negara dengan ragam suku bangsa yang berbeda-beda, tentu akan banyak menimbulkan masalah dan berbagai pertentangan yang dialami bangsa ini. Namun nyatanya bangsa Indonesia bisa hidup rukun berdampingan tanpa mempermasalahkan segala macam perbedaan yang ada. Tentu ada hal yang istimewa yang menjadikan bangsa yang terdiri dari berbagai kelompok, suku, dan golongan ini bisa hidup dalam satu langit dan bumi negara kesatuan republik Indonesia.
Tentu ada filosofis luar biasa yang diletakkanndan dibangun sebagai batu pondasi yang menjadikan kokohnya bangsa ini. Kita patut dan layak berterima kasih kepada the founding father's bangsa Indonesia, yang telah mewariskan pusaka leluhur bangsa, yaitu persatuan. Persatuan bangsa Indonesia disimbolkan dalam lambang negara, yaitu garuda Pancasila yang mencengkram mantra sakti warisan para Mpu masa silam, yang diambil dari kitab Sutasoma. Mantra itu berbunyi "Bhinneka tunggal Ika."
Kalimat Bhinneka tunggal Ika adalah pondasi awal yang menjadikan bangsa ini bersatu dalam kibaran panji-panji sang saka merah putih. Bhinneka tunggal Ika berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna kurang lebih, berbeda-beda namun tetap satu jua. Kita boleh berbeda secara suku, ras, bahasa, budaya, bahkan agama, namun jangan sampai terpecah belah, dan tercerai berai karena perbedaan.

Saya tidak tahu, laku dan tirakat seperti apa yang telah dilakukan oleh penggagas kalimat ini, sehingga kalimat Bhinneka tunggal Ika menjadi mantra sakti yang mengayomi segala perbedaan yang ada di negeri kita, Indonesia raya. Bukan hanya Indonesia, bahkan jauh.sebelum itu, Imperium Majapahit pun pernah berjaya karena tuah dari bhinneka tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.
Sejarah sudah membuktikan, bahwa persatuan dalam perbedaan yang telah melahirkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, makmur, dan sejahtera. Tidak boleh satu suku, satu ras, maupun satu golongan penganut agama di negeri ini yang boleh mengklaim, bahwa bangsa ini adalah hasil perjuangan kelompok mereka. Bangsa Indonesia bisa kuat, bisa jaya karena persatuan yang diikat dengan semangat bhinneka tunggal Ika tadi.
Jadi sangat tepat sekali ketika para begawan yang membidani kelahiran bangsa Indonesia ini merumuskan bahwa tujuan dari terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia sebagaimana dalam amanat pembukaan UUD 1945 adalah terbentuknya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kalimat yang dikandung dalam pembukaan UUD 1945 ini haruslah menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Persatuan menjadi salah satu pilar bagi terbentuknya bangsa Indonesia, karena bapak-bapak pendiri bangsa menyadari tanpa persatuan maka mimpi dan cita-cita untuk membangun bangsa ini hanyalah utopia belaka. Dan nilai persatuan ini harus kita pupuk, kita pelihara, dengan semboyan luhur Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar