Bhineka
Tunggal Ika mengikat Persatuan Bangsa
Oleh:
Joyo Juwoto
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar, baik secara kualitas maupun secara
kuantitas. Hal ini bisa dibuktikan baik secara teoritis maupun secara historis.
Banyak sekali ragam suku bangsa, bahasa, ras kebudayaan, bahkan keyakinan yang
dianut oleh masyarakat Indonesia. Ini menjadi penanda bahwa kita, bangsa
Indonesia memiliki apapun yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Bisa kita
bayangkan, beban moral sebuah negara dengan ragam suku bangsa yang
berbeda-beda, tentu akan banyak menimbulkan masalah dan berbagai pertentangan
yang dialami bangsa ini. Namun nyatanya bangsa Indonesia bisa hidup rukun
berdampingan tanpa mempermasalahkan segala macam perbedaan yang ada. Tentu ada
hal yang istimewa yang menjadikan bangsa yang terdiri dari berbagai kelompok,
suku, dan golongan ini bisa hidup dalam satu langit dan bumi negara kesatuan
republik Indonesia.
Tentu ada
filosofis luar biasa yang diletakkanndan dibangun sebagai batu pondasi yang
menjadikan kokohnya bangsa ini. Kita patut dan layak berterima kasih kepada the
founding father's bangsa Indonesia, yang telah mewariskan pusaka leluhur
bangsa, yaitu persatuan. Persatuan bangsa Indonesia disimbolkan dalam lambang
negara, yaitu garuda Pancasila yang mencengkram mantra sakti warisan para Mpu
masa silam, yang diambil dari kitab Sutasoma. Mantra itu berbunyi
"Bhinneka tunggal Ika."
Kalimat
Bhinneka tunggal Ika adalah pondasi awal yang menjadikan bangsa ini bersatu
dalam kibaran panji-panji sang saka merah putih. Bhinneka tunggal Ika berasal
dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna kurang lebih, berbeda-beda namun
tetap satu jua. Kita boleh berbeda secara suku, ras, bahasa, budaya, bahkan
agama, namun jangan sampai terpecah belah, dan tercerai berai karena perbedaan.
Saya
tidak tahu, laku dan tirakat seperti apa yang telah dilakukan oleh penggagas
kalimat ini, sehingga kalimat Bhinneka tunggal Ika menjadi mantra sakti yang
mengayomi segala perbedaan yang ada di negeri kita, Indonesia raya. Bukan hanya
Indonesia, bahkan jauh.sebelum itu, Imperium Majapahit pun pernah berjaya
karena tuah dari bhinneka tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.
Sejarah
sudah membuktikan, bahwa persatuan dalam perbedaan yang telah melahirkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, makmur, dan sejahtera. Tidak boleh
satu suku, satu ras, maupun satu golongan penganut agama di negeri ini yang
boleh mengklaim, bahwa bangsa ini adalah hasil perjuangan kelompok mereka.
Bangsa Indonesia bisa kuat, bisa jaya karena persatuan yang diikat dengan
semangat bhinneka tunggal Ika tadi.
Jadi
sangat tepat sekali ketika para begawan yang membidani kelahiran bangsa
Indonesia ini merumuskan bahwa tujuan dari terbentuknya negara kesatuan
republik Indonesia sebagaimana dalam amanat pembukaan UUD 1945 adalah
terbentuknya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Kalimat yang dikandung dalam pembukaan UUD 1945 ini haruslah menjadi
dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Persatuan
menjadi salah satu pilar bagi terbentuknya bangsa Indonesia, karena bapak-bapak
pendiri bangsa menyadari tanpa persatuan maka mimpi dan cita-cita untuk
membangun bangsa ini hanyalah utopia belaka. Dan nilai persatuan ini harus kita
pupuk, kita pelihara, dengan semboyan luhur Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Mangrwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar