Pages - Menu
Kamis, 27 Maret 2014
Gembul Surga Para Kera
Durna Tapa (2)
Rabu, 26 Maret 2014
Durna Tapa (1)
Selasa, 25 Maret 2014
Gojali Suta
Raja trajutisna prabu sitidja alias boma narakasura merasa sangat sedih dan kecewa. Karena istrinya Dewi Hagnyawanawati atau dei Mustikawati tak mau melayaninya sebagai suami. Malah sang istri mabok kepayang dengan saudaranya sendiri yaitu raden samba wisnubrata. Susana sangat suram menyelimuti paseban agung. Sang raja prabu sitidja cuma diam saja. Sedangkan Prabu Supala, patih Pancadnyana, Ditya Maudara, Ditya Ancak Ogra, Ditya Yayahgriwa, Ditya Sinundha cuma bisa ikutan diam sambil memandang kosong ke lantai. Mereka sangat takut melihat keadaan rajanya yang sedang bermuram durja. Untuk memecah kesunyian maka sang raja prabu sitidja berkata kepada patihnya prabu supala: paman supala saya mengadakan pertemuan ini sengaja ingin membhas masalah raden samba dan dhiajeng Hagnyanawati. Dua orang itu sudah bener bener kasmaran sampe dhiajeng Hagnyanawati dibawa pulang ke dwarawati. Maksud saya daripada didengar orang luar, mending adik saya samba saya nikahkan dengan istri saya dhiajeng Hagnyanawati. Lalu saya dudukan di kerajaan trajutisna dengan baik baik sebentar kanjeng prabu, bukankah kelakuan adik baginda samba itu berarti telah berani melakukan tindakan mesum dan berkhianat kepada sang prabu?Barani mengambil istri paduka sebagai pacarnya?Bukankah itu sama dengan berani menginjak injak kepala sang prabu sendiri tidak apa apa paman, karena samba itu adik saya yang paling saya sayangi. Karena itu saya akan mengirim utusan ke dwarawati yaitu maudara dan ancak ogra untuk menghadap ke prabu kresna agar mau mengijinkan membawa samba dan hgnywati untuk saya nikahkan di trajutisna. kemudian prabu sutidja memberikan perintah kepada maudara dan ancak ogra untuk berangkat ke dwarawati untuk menghadap sri baginda kresna ayahnya untuk menyampaikan keinginan prabu boma narakasura. Maka maudara dan ancak ogra segera berangkat. Di paseban agung kerajaan dwarawati. Disana sang raja sri baginda raja bhatara kresna sedang berdiskusi dengan patih udawa dan raden setyaki. Yang dibicarakan tidak lain adalah kelakuan raden samba yan telah merusak pagar ayu dengan membawa istri saudaranya sendiri untuk dijadikan sebagai kekasih. Belum lama pembicaraan berlangsung datanglah ditya maudara dan ancak ogra. Setelah datang dan saling beramah tamah mereka mengatakan tujuan kedatanganya ke pada prabu kresna. Lalu prabu bhatara kresna yang sudah mengetahui akan jadi apa lelakon ini mengijinkan raden samba untuk dibawa ke trajutisna. Maka ditya maudara dan ancak ogra segera pamit dengan membawa raden samba ke trajutisna. Setelah kedua utusan pamit, setyaki maju menghadap bhatara kresna dan matur: kakanda prabu kenapa kakanda ijinkan mereka membawa raden samba?Iya jika kedua utusan tadi berkata benar, bagaimana jika mereka berbohong dan ingkar janji?Di sana nantinya raden samba bukan akan dinikahkan mlah akan dihukum?Bagaimana kakanda prabu wahai adiku setyaki, janagn berpikiran seperti itu. Ingat semua itu sudah diatur takdir. Walopun digedong baja sekalipun, jika sudah saatnya mati pasti terjadi. Walopun dihujani tembakan peluru pun jika masih belom waktunya pasti kan selamat. Adi setyaki jangan ikut campur, biarkan saja samba mau diapkan saja. Yang jelas jangan sampe sitidja melawan dan melibatkan orang yang tanpa dosa!!. Jika itu dilakukan apalagi melawan adi arjuna maka aku sendiri yang akan menghadapi sitidja anaku. Sekarang adi setyaki bubarkan paseban pertemuan ini. Saya mau tidur dan menenangkan hati diceritakan smapelah rombongan ditya maudara dan ancak ogra yang mengiring jaka samba ditengah hutan. Disana 2 rksasa ini gak menerima kelakuan jka samba yang mengambil istri baginda rajanya. Maka mereka berdua menyiksa jaka samba. Sehingga jaka samba menjerit kesakitan. Kebetulan saat itu datanglah arjuna yang kan menuju kerajaan dwarawati. Kaget hati arjuna mendengar jeritan dari raden samba. Karena kaget maka arjuna segera bertanya dan mencegat rombongan itu: kalo ga salah ini maudara dan samba. Kenapa ini kok badan samba biru biru seperti ini?Dan kalian hendak pergi kemana? maudara menjawab: kalo raden arjuna bertanya maka sebenarnya saya dan ancak ogra menjalankan perintah kanjeng gusti sitidja untuk membawa anak mas raden samba ke trajutisna untuk di nikahkan dengan dewi hagnyawati. Nah kenapa badan raden samba biru biru?Karena kena duri dan onak di dalam hutan apa benar seperti itu samba tanya arjuna tidak percaya kepada samba. aduh paman itu tak benar, kenapa saya babak belur begini karena saya sebenernya digebuki oleh paman maudara dan ancak ogra karena marah maka maudara di tusuk oleh raden arjuna dengan pusaka pulanggeni hingga tewas dan balik ke asalnya yaitu bangkai burung dara. Sementara ancak ogra diberikan surat tantangan yg ditulis arjuna untuk sitidja. Karena temen seperjalananya tewas segera ancak ogra berlaripulang ke trajutisna. Sementara raden samba dan dewi hagnywati untuk sementara waktu dipersilahkan menginap di kasatrian madukoro. Di kerajaan trajutisna sedang duduk prabu sitdja diatas singgasana dengan menhadap para bawahanya. Tiba tiba datanglah ancak ogra dengan ngos ngosan dan berdarah darah. Prabu sitidja sangat marah membaca surat tantangan. Dan langsung menyerang madukoro. Prabu sitidja naik diatas garuda wilmuna sementara semua prajuritnya berbaris didaratan. Tetapi sebelum tanding dengan arjuna prabu sitidja hendak mencari terlebih dahulu dimana raden samba yang menjadi pnyebab kejadian perkara ini. Sementara perang pun pecah. Baladewa, arjuna, setyaki, gatotkaca berperang melawan wadya bala dr trajutisna. Perang besar pun pecah di madukoro. Diluar terjadi perang besar sementara di dalamkesatrin madukoro 2 muda mudi sedang bermadu asmara. Yaitu raden samba dan dewi hagnywati. Mereka berdua mabuk asmara bercumbu dan juga berpeluk peluk. Apalagi raden samba merasa pamanya arjuna merestui dan melindungi dirinya. Karena sedang asyik masyuk tak merasa ada endung yang tiba. Itulah garuda wiluma yang segera turun. Dan kagetlah raden samba melihat turunya garuda yang ditunggangi kakanya sitidja. Segera raden samba tergopoh gopoh menghaturkan sembah. sembah saya kepada kakanda prabu, saya tak menyangka kakanda prabu sendiri yang akan datang kemari. Mohon kakanda prabu mau memaafkan segla kesalahan hamba prabu seitidja berkata iya adiku, sebenarnya aku kesini akan marah kepada di samba, tp melihat adi seperti ini seolah hilang kemarahanku. Sudahlah bukan watak trajutisna untuk marah cuma gara gara wanita ketika naik kembali ke garuda prabu sitidja mendengar omongan togog yang berkata: bagaimana sih ndoro?Bukankah ndoro itu hendak marah dan menjatuhkan hukuman kepada samba yang telah merebut istri paduka?Kenapa jadinya ketika sudah ketemu orangnya malah batal begini? lalu tanpa peringatan karena sangat marah dari atas garuda prabu sitidja melemparkan senjata limpung ke arah raden samba.sehingga lukanya sekujur tubuh. Kemudian mengingat perang trajutisna dan madukoro terjadi karena samba plus melihat banyaknya mayat bergelimpangan. Kemarahan prabu sitidja semakin membara. Di hancurkanya tubuh samba. Di robek mulutnya, dihancurkan hidungnya, tanganya dipatah dan dipuntir, lalu mayatnya dijuwing juwing. Melihat keadaan ini dewi hagnywati menghunus patrem dan menusukan ke tubuhnya. Ikut belapati. Sesudah itu prabu sitidja mengambil sisa mayat samba dan dilemparkan ke medan perang. Dan sang prabu menaiki garuda untuk mengejar jatuhnya mayat. Di medan perang para pandawa merasa sangat marah karena merasa tak mampu menjaga kselamatan raden samba. Arjuna segera membidikan panahkyai sarotama yang di lepaskan ke leher prabu supala. Dan tewaslah seketika prabu supala. Sementara patih pancatnyana di gemplang senjata neggala oleh bladewa dan tewas seketika. Semua wadyabala trajutisna mulai habis di bantai oleh gatokaca dan werkudoro serta setyaki. Mengetahui ini segera prabu sitidja maju perang. Terjadi perang dahsyat antara arjuna dan prabu sitidja. Tetapi prabu sitidja punya ajian pancasona. Mati 7 kali sehari bisa hidup kembali. Jd tak ada guna. Ahirnya arjuna memilih keluar dr perang dan bertapa lg dengan nama benggawan cipto ening karena malu arjuna keluar dr perang dan memilih betapa menjadi begawan cipto ening. Mengetahui keluarnya arjuna maka para pndawa segera mencari bantuan sri bhatara kresna. Malah sri bhatara kresna tidur tak bisa dibangunkan. Bahkan diceritakan anaknya samba mati dijuwing juga tak bangun. Sri bhatara kresna hanya bangun ketika diceritakan arjuna merasa malu dan keluar serta menghilang dr perang. Rupanya sri bhatara kresna mengunjungi ibunyi sitidja yaitu dewi pratiwi di kayangan sapta pratala. Di sana bhatara kresna menanyakan apa kelemahan sitidja. Dei pratiwi menceritakan: sitidja punya aji pancasona tak akan mati selama masih menyentuh tanah. Nah kelemahanya adalah sebuah anjang anjang besi. Dalam episode topeng waja terjadi perkelahian antara sutedja dan gatotkaca. Dimana topeng waja gatot di gemplang oleh senjata gamparan kencana milik sutedja lalu terjadi salah kedaden. Ahirnya topeng itu berubah wujud jd anjang anjang besi di alas pramonokoti daerah pringgondani. Itu pengapesan dr anak saya sitidja ketika bngun prabu kresna segera bilang kepada gatotkaca: jika nanti mayat saudaramu sitidja jatuh, segera bawa kabur ke alas pramonokoti dan baringkan di anjang anjang besi baik paman prabu kata gatotkaca kemudian sitidja yang sedang menaiki garuda wiluma sedang terbang berputran di arena perang dilepasi senjata chakra oleh sri kresna. Ahirnya tubuhnya terbelah dan jatuh kebumi lalu segera dibawa terbang oleh gatotkaca ke alas pramonoti dan diletakan di anjang anjang besi. Sehingga matilah sitidja karena tak menyentuh tanah. Maka berahirlah kisah perang gojali suta ini.
Senin, 17 Maret 2014
Taman Meliwis Putih yang tak lagi putih
.
Sabtu, 15 Maret 2014
Ketika Si Jabang Bayi dilahirkan

Selasa, 11 Maret 2014
Kala Bendana Gugur
Kamis, 06 Maret 2014
Senin, 03 Maret 2014
Brajadenta-Brajamusti
Bima Suci
Bima Suci Bima berguru kepada pendeta Durna. Ia disuruh mencari air yang bisa menyucikan dirinya. Bima lalu ke Ngamarta, memberitahu dan pamitan kepada saudara-saudaranya. Yudisthira diminta oleh ketiga adiknya supaya menghalangi keinginan Bima. Bima tidak dapat dihalangi, lalu pergi berpamitan dan minta petunjuk kepada pendeta Durna. Bima menghadap pendeta Durna. Pendeta Durna memberitahu, bahwa air suci berada di hutan Tikbrasara. Bima lalu berpamitan kepada raja Doryudanan dan pendeta Durna. Bima meninggalkan kerajaan Ngastina, masuk ke hutan. Setelah melewati hutan dengan segala gangguannya, perjalanan Bima tiba di gunung Candramuka. Bima mencari air suci di dalam gua dan membongkari batu-batu. Tiba-tiba bertemu dengan dua raksasa bernama Rukmuka dan Rukmakala. Bima diserang. Ke dua raksasa mati dan musnah oleh Bima. Mereka berdua menjelma menjadi dewa Indra dan dewa Bayu. Kemudian terdengar suara, memberi tahu agar Bima kembali ke Ngastina. Di tempat itu tidak ada air suci. Bima segera kembali ke Ngastina. Bima tiba di Ngastina menemui pendeta Durna yang sedang dihadap oleh para Korawa. Mereka terkejut melihat kedatangan Bima. Semua yang hadir menyambut kedatangan Bima dengan ramah. Pendeta Durna menanyakan hasil kepergian Bima. Bima menjawab bahwa ia tidak menemukan air suci di gunung Candramuka. Ia hanya menemukan dua raksasa dan sekarang telah mati dibunuhnya. Pendeta Durna berkata, bahwa air suci telah berada di pusat dasar laut. Bima percaya dan akan mencarinya. Dengan basa-basi Duryodana memberi nasihat agar Bima berhati-hati. Bima berpamitan kepada pendeta Durna dan Doryudana. Bima menemui saudara-saudaranya di kerajaan Ngamarta, ia minta pamit pergi mencari air suci. Yudisthira dan adik-adiknya sangat sedih, lalu memberitahu kepada Prabu Kresna raja Dwarawati. Kresna datang di Ngamarta, memberi nasihat agar para Pandhawa tidak bersedih hati. Dewa akan melindungi Bima. Bima minta diri kepada Kresna dan keluarga Pandhawa. Banyak nasihat Kresna kepada Bima, tetapi Bima teguh pada keinginannya. Para Pandhawa mencoba menghalang-halanginya, tetapi tidak berhasil menahannya. Bima berjalan menelusuri hutan, kemudian tiba di tepi samodera. Bima mempunyai kesaktian berasal dari aji sangara. Dengan berani ia terjun ke dalam samodera. Tiba-tiba seekor naga mencegatnya. Naga membelit Bima, tetapi alhirnya naga mati ditusuk kuku Pancanaka. Bima tiba di pusat dasar samodera, bertemu dengan Dewa Ruci. Dewa Ruci dapat menjelaskan asal keturunannya Bima dan menyebut sanak saudaranya. Lagi pula Dewa Ruci tahu maksud kedatangan Bima di pusat dasar samodewa. Dewa Ruci memberi nasihat, orang jangan pergi bila tidak tahu tempat yang akan ditujunya. Jangan makan bila belum tahu rasa makanan yang akan dimakannya. Jangan mengenakan pakaian bila belum tahu nama pakaian yang akan dikenakannya. Barang siapa tidak tahu, bertanyalah kepada orang yang telah tahu. Bima merasa hina, lalu minta berguru kepada Dewa Ruci. Bima disuruh masuk ke rongga perut Dewa Ruci. Bima heran mendengar perintah Dewa Ruci. Ia harus masuk melalui jalan mana, bukankah Dewa Ruci lebih kecil dari pada Bima. Dewa Ruci berkata, bahwa dunia seisinya bisa masuk ke rongga perutnya. Bima disuruh masuk lewat lubang telinga kiri. Tibalah Bima di dalam rongga perut Dewa Ruci. Ia melihat samodera besar lagi luas, tidak bertepi. Ketika ditanya, Bima menjawab, bahwa ia hanya melihat angkasa kosong jauh sekali, tidak mengerti arah utara selatan, timur barat dan atas bawah. Ia kebingungan. Tiba-tiba terang benderang, Bima merasa menghadap Dewa Ruci. Ia tahu arah segala penjuru angin. Dewa Ruci bertanya tentang sesuatu yang dilihat oleh Bima. Bima menjawab, bahwa hanya warna hitam merah kuning dan putih yang dilihatnya. Dewa Ruci memberi wejangan kepada Bima. Setelah menerima wejangan, Bima merasa senang. Ia tidak merasa lapar, sakit dan kantuk. Ia ingin menetap tinggal di rongga perut Dewa Ruci. Dewa Ruci melarang, Bima diwejang lagi tentang hakekat hidup manusia. Sempurnalah pengetahuan Bima tentang hidup dan kehidupan. Bima telah lepas dari rongga perut Dewa Ruci, lalu minta diri kembali menemui saudara-saudaranya di Ngamarta. Yudisthira mengadakan pesta bersama keluarga menyambut kepulangan Bima. Sumber aplikasi wayang