Tadi pagi saat beliau saat akan mengambil air untuk menanam jagung kami sempat mengobrol sebentar. Obrolan ringan ala rakyat bawah, tentang tanaman jagung, padi, dami, tukang ngedos dan lain sebagainya.
Ada beberapa mutiara berkilauan yang dapat saya rajut manfaatnya dari obrolan kami pagi itu, pak Hamid bercerita tentang masa panen jagung dan padi. Era sekarang adalah era uang, semuanya orientasinya adalah uang begitu kira-kira maksud perkataannya. Sampai-sampai petani panen sekarang bukan hanya jagungnya maupun biji-biji padinya. Tebon maupun daminya sekarang pun bernilai rupiah. Sedang zaman dulu biasanya para tetangga bisa mengambilnya tanpa melibatkan sepeser rupiah pun guna memberi makan ternak-ternak mereka.
Namun tidak bagi pak Hamid, di era yang uang seakan sudah menjadi Tuhan, beliau dengan lembah manah, rela hati saat panen jagung membagi kebahagiaan panennya dengan orang-orang yang membutuhkan tebonnya. Jika dikalkulasi tebon tersebut tidak kurang dari 2 juta rupiah. Prinsip pak Hamid cukup sederhana sekali, beliau bilang "Lha iyo aku wis diparingi rezeki Gusti Allah kanti panen jagung mosok kok yo sak klaras-klarase tak dol cah" ("Saya telah diberi rezeki oleh Allah dengan panen jagung masak sampah-sampahnya juga saya jual") begitu katanya.
Pak Hamid dengan segala kesederhanaannya ternyata telah mampu menerapkan prinsip God Center dalam kehidupannya. Sehingga beliau dengan rela hati mau berbagi kebahagiaan terhadap sesama makhuk Tuhan, seorang pulang dengan membawa seikat tebon untuk sapi-sapinya dirumah adalah wujud dari sebuah kebahagiaan yang sangat sederhana. Salam sederhana dan salam bahagia.
Pak Hamid dengan segala kesederhanaannya ternyata telah mampu menerapkan prinsip God Center dalam kehidupannya. Sehingga beliau dengan rela hati mau berbagi kebahagiaan terhadap sesama makhuk Tuhan, seorang pulang dengan membawa seikat tebon untuk sapi-sapinya dirumah adalah wujud dari sebuah kebahagiaan yang sangat sederhana. Salam sederhana dan salam bahagia.
Assalamualaikum!
BalasHapussugeng dalu kang , sepore sg dowo ustadz . wingi lali ra pamit ngopi postingane pajenengan !
hehe..monggo2 dipun sekecak-ake mawon...
BalasHapus