Nenek Pencari Kayu Walikukun |
Masyarakat sekitar waduk Lodan mayoritas penduduknya adalah petani. Selain itu ada juga yang nyambi sebagai pencari kayu di hutan seberang. Saya katakan seberang karena memang hutannya berada di seberang waduk yang lumayan luas itu. Untuk mencapai hutan penduduk sekitar menggunakan perahu jukung dan beberapa gethek (rakit dari bambu).
Kemarin (Jum'at, 25/5/2012) ketika saya dan teman-teman liburan di sana ketepatan saya sempat mengobrol dengan dua orang nenek-nenek yang sedang membawa segendong kayu. Diatas perahu yang ditumpanginya si nenek bercerita bahwa kayu itu dijual seharga Rp 15.000,- kepada pengepul yang mencari kayu sebesar tongkat anak pramuka digunakan untuk cagak (penyangga) tanaman melon. Tak menyangka ternyata kayu segendongan nenek itu beratnya luar biasa. Saya sendiri tidak kuat untuk mengangkatnya sendirian. Selain kayunya masih basah ternyata kayu tersebut adalah jenis kayu walikukun yang terkenal berat dibandingkan dengan kayu jenis lainnya.
Saya heran dengan tenaga nenek-nenek tua tersebut. Walau dengan susah payah menggendongnya kayu itu pun naik di atas tubuhnya yang renta. Dengan terseok si nenek membawa kayu itu pulang. Demi sesuap nasi kadang seseorang memang mampu melakukan hal-hal yang diluar batas kemampuannya. Atau bahkan mungkin terpaksa dilakukan karena tidak ada pilihan yang lebih baik dari hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar