Kamis, 12 Maret 2020

Hadiah Buku dari Dr. Taufiqi

Hadiah Buku dari Dr. Taufiqi
Oleh: Joyo Juwoto

Kehidupan ini fana, yang abadi adalah amal kebajikan. Kehidupan ini sementara yang melegenda adalah kenangan, khususnya kenangan dengan orang-orang yang kita cintai.

Saya punya sedikit lembar kenangan di dalam hati dengan Dr. Taufiqi. Lembar di mana jejak langkah Mr. Vicky, panggilan akrab beliau akan saya kenang dan menjadi cerita keabadian kebaikan untuk beliau.

Pak Vicky adalah seorang Kiai, dosen, trainer Nasional, dan juga seorang penulis yang baik. Buku-buku beliau terjual ribuan eksemplar di setiap pelatihan yang beliau adakan.

Alhamdulillah, saya beruntung walau belum pernah mengikuti pelatihan yang beliau adakan, saya mendapatkan hadiah sebuah buku yang beliau tulis. Buku itu berjudul  "Graphology for Teaching Parenting Therapy". Buku yang cukup bagus bagi seorang guru maupun orang tua.

Saya mengenal Mr. Vicky di group WhatsApp Sahabat Pena Nusantara kala itu. Sayangnya saat kopdar di Pesantren An-Nur Bululawang, saya berhalangan hadir. Otomatis, pertemanan dengan beliau hanya terjalin lewat dunia maya.

Hingga pada saat kopdar di Pondok pesantren Darul Istiqomah Bondowoso yang ketepatan pendiri dan pengasuhnya  KH. Masruri Abdul Muchit menjadi anggota group juga. Di kota tape  inilah saya berkesempatan hadir. Di sinilah untuk pertama kalinya saya dipertemukan dengan teman-teman group dari berbagai wilayah di Indonesia.

Saya itu orangnya agak pendiam dan pemalu, dan ini kadang menjadi hal yang saya sesali. Waktu itu saya tidak berani berfoto dengan senior-senior di group literasi, sehingga saya tidak punya foto secara pribadi dengan beliau-beliau. Termasuk saya tidak punya foto dengan Pak Vicky.

Ketika ada berita tentang kewafatan beliau dari WA Prof. Imam Suprayogo, saya tersentak kaget. Memang saya sempat mendengar beliau sedang sakit. Tapi jika melihat kondisi fisik beliau yang masih kelihatan segar bugar, saya tidak menyangka pak Vicky akan pergi secepat itu. Saya masih melihat foto-foto beliau tampak ceria bersama teman-teman saat kopdar di Semarang sekitar enam bulan sebelum kepergian beliau.

Jika boleh usul, tentu kita menginginkan orang-orang baik, Sholeh, dan pintar kayak ustadz Vicky ini diberi panjang umur, sehat, dan selalu bisa menebar manfaat. Tapi masalah kematian memang menjadi urusan Tuhan. Kita tidak bisa memajukan maupun menundanya. Itu ranah ketuhanan.

Pak Vicky orangnya baik, Sholeh, keluarga, handai tolan dan anak-anak beliau mendoakan, santri-santri beliau juga  banyak mendoakan,  jariyah ilmunya banyak,  termasuk hadiah buku yang diberikan kepada saya salah satunya.

Saya jadi ingat sebuah gambar screenshot dari status Facebook Pak Vicky, yang dishare oleh Pak Emcho. Tulisan tersebut saya kutipkan di sini:

"Jika Kelak aku tlah tiada
Kau tetap bisa menelusuri jejak langkahku
Dari goresan-goresan pena
Di atas lembar-lembar kertas keabadian".

(Dr. HM. Taufiqi)

Pak Vicky telah tiada, dan kita tetap bisa menziarahi beliau, dari lembar-lembar kertas keabadian yang telah beliau goreskan dengan penuh cinta dan pengabdian.

Pak Vicky telah berpulang dengan tenang. Tinggal kita di sini, mengenang dan mendoakan beliau, semoga segala salah dan khilafnya diampuni Allah, dan beliau ditempatkan di sisi-Nya. Aamiin.


*Joyo Juwoto, Santri pondok pesantren Assalam Bangilan Tuban.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar