Kopdar ke-IV SPK dan menziarahi (sejarah) Kota Malang
Oleh: Joyo Juwoto
Kota Malang bisa disebut sebagai kota pendidikan, sederet nama kampus beken ada di sana. Selain itu kota yang berudara sejuk ini juga menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat. Walau demikian, jika saya ke kota Malang, salah satu yang selalu saya ingat adalah sepenggal kisah sejarahnya yang melegenda "Ken Dedes, Ken Arok, dan ken ken yang lain". Saya memang suka cerita-cerita sejarah, apalagi yang berbumbu mitos dan menjadi foklore masyarakat.
Ken Dedes adalah seorang gadis ayu dari lembah Panawijen,. putri seorang pendeta Budha, Mpu Parwa. Sekarang nama Panawijen sudah tidak ada, kemungkinan besar nama itu mengalami perubahan vonem menjadi Polowijen Blimbing. Karena di desa tersebut ditemukan sebuah situs yang dikenal dengan nama Sumur Windu Ken Dedes atau sumur upas.
Ken Arok adalah seorang anak terbuang yang menjadi brandal ternama, ia terlahir dari sebuah skandal asmara yang rumit. Dari ide gilanya-lah tercipta pusaka sakti Keris Empu Granding yang meminta tumbal darah tujuh turunan. Ken Arok dan Ken Dedes inilah yang nantinya mendirikan wangsa baru dalam sejarah kerajaan di Jawa, wangsa Rajasa Sang Amurwabumi.
Kisah tentang Ken Dedes dan Ken Arok dengan segala drama perebutan kekuasaan yang dibumbui kisah romantis bisa pembaca dalam novel Ken Arok; Cinta dan Takhta karya Zhaenal, atau kalau mau lebih revolusioner lagi silakan baca buku Arok Dedesnya Pramoedya Ananta Toer, ada banyak sudut pandang lain yang dihidangkan Pram untuk pembaca. Dan Pram memang selalu berbeda dan memiliki tafsir yang unik yang berkenaan dengan kisah Arok-Dedes dalam suksesi raja-raja Jawa.
Kedatangan saya di Malang Hari ini bukan dalam rangka mendedah sejarah ataupun foklore Arok-Dedes, tapi dalam Kopdar Literasi bersama Sahabat Pena Kita (SPK) yang diselenggarakan di Kampus UNISMA. Jadi saya mencukupkan diri membahasnya sampai di situ saja. Selanjutnya saya ingin bercerita kedatangan kopdar saya di komunitas literasi di mana saya belajar menulis di sana.
Setiap enam bulan sekali SPK mengadakan kopdar, saat kopdar di UNISMA adalah kopdar yang keempat. Karena kopdar sebelumnya saya tidak hadir, maka di kopdar ke-IV ini saya mewajibkan diri saya hadir. Seribu alasan untuk tidak hadir telah saya hapus dari pikiran saya. Saya wajib hadir titik.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, niat baik dan tekad yang kuat selalu menemukan jalannya untuk berhasil. Tepat tadi malam jam 00.00 saya sampai di Malang, tepatnya di terminal Arjosari. Saya memilih tidur di terminal menemani tukang ojek, bakul kopi, dan angkringan di pinggir jalan yang tak lelah mengais rezeki dan barakah. Sampai larut malam mereka mengabdikan tenaganya untuk melayani penumpang yang sampai larut malam baru tiba di terminal.
Saya menikmati dinginnya kota Malang dengan bahagia, menghitung jumlah bintang yang alpa di cakrawala, menikmati secangkir jahe anget, dan kemudian tidur di emperan toko di tepi jalan raya, setelah Shubuh saya meluncur ke kampus UNISMA dan bersiap untuk silaturahmi dan thalabul Ilmi dalam kopdar SPK.
*Arjosari, 25/01/2020*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar