Batik dan
Penanda Identitas ke-Indonesiaan Kita
Oleh: Joyo
Juwoto
Ketika kita berbicara
tentang identitas maka ada hal unik, original, dan khas tentang suatu hal yang
menandai sebuah objek yang sedang kita bicarakan. Jika Eropa identik dengan
pakaian jasnya, bangsa Arab tampak dari pakaian jubahnya, maka Indonesia juga memiliki
kekhasan, yaitu pakaian batiknya.
Suatu bangsa yang
memiliki kekhasan yang menjadi warisan intelektual dan budaya masyarakat,
adalah bangsa yang memiliki kebesaran sebagai sebuah bangsa. Kekhasan itu
menjadi sebuah wisdom lokal yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, ini yang
menjadikan kekhasan atau ciri lokal menjadi pembentuk sebuah identitas.
Berbicara mengenai
ciri lokal, bangsa Indonesia termasuk gudangnya wisdom lokal. Kita memiliki
ratusan suku, ratusan bahasa daerah, hingga berbagai kearifan lain yang tidak
dimiliki oleh bangsa lain di dunia, salah satunya adalah batik.
Batik di Indonesia
jenisnya sangat banyak, hampir di setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri.
Kita mengenal batik Solo, batik Jogja, batik Pekalongan, batik Cirebon, batik
Lasem, batik Tuban, dan masih banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan di
sini, karena saking banyaknya.
Selain itu setiap
daerah juga memiliki corak batik yang beraneka ragam, menyesuaikan dengan corak
budaya, geografis, sosiologis, nilai-nilai religius bahkan fungsi dari
penggunaan batik itu sendiri.
Di daerah Tuban
tempat di mana saya tinggal, juga memiliki jenis batik yang dikenal dengan
sebutan batik Gedog. Nama batik gedog ini sendiri diambil dari cara membuat
kain dengan alat yang disebut sebagai jantra. Suara alat pemintal benang ini
berbunyi dog dog dog, sehingga nama kain batiknya disebut sebagai batik gedog.
Sebuah pengambilan nama yang cukup sederhana.
Berbicara mengenai
batik gedog di Tuban saya punya seorang teman di komunitas blogger Tuban, namanya
mbak Nur Rochmah, beliau seorang yang ibu rumah tangga yang tekun menggeluti
dunia perbloggeran. Selain itu Mbak Nur Rochmah ini juga mempunyai toko batikdi Jl. AKBP Suroko no. 21 Tuban Jawa Timur. Kemampuan mbak Nur dalam literasi
dan dunia perbloggeran ternyata sangat membantu dan bermanfaat bagi
pengembangan bisnisnya di dunia perbatikan.
Walau terbilang
pemain baru, dan bukan orang yang mengerti betul tentang seluk beluk perbatikan,
ternyata mbak Nur mempunyai target bisnis yang cukup bagus, beliau menyebutnya
sebagai resolusi bisnis tahun 2019. Untuk melihat langkah dan usaha beliau
dalam mengembangkan bisnisnya dalam perbatikan ini bisa kita sima lebih
detailnya di blognya mbak Nur di laman https://www.nurrochma.com/2019/01/resolusi-bisnis-2019-batik-tulis-gedog-online.html
Selain memiliki toko
di kota Tuban, Mbak Nur juga memperkenalkan batik-batiknya di instagram.
Pembaca bisa mengunjungi akun instagram batiknya Mbak Nur Roghmah di @versia.batik.
Semoga ke depan Mbak Nur Rochmah rajin ikut serta mensosialisasikan batik
melalui akun instagramnya tersebut, agar masyarakat luas tahu tentang dunia
perbatikan di Tuban maupun di wilayah-wilayah sekitarnya.
Karena bagaimanapun
juga, budaya batik memiliki muara untuk dipasarkan dan diperkenalkan di pasaran.
Sebaik apapun produk tentu memiliki fungsi yang salah satunya harus marketable,
layak jual. Selain untuk fungsi-fungsi yang lainnya, seperti fungsi budaya,
ketrampilan, nilai filosofis, dan tentu nilai ekonomis bagi masyarakat perlu
mendapatkan perhatian.
Dari sini toko batik
memiliki peran penting dalam proses penjualan dan pendistribusian hasil karya
batik masyarakat. Oleh karena itu guna menunjang industri batik masyarakat,
Perlu adanya konsep penjualan yang bisa dilirik pasar lokal maupun pasar
global. Di sinilah peran toko batik ikut serta menyemarakkan budaya perbatikan
nasional.
Bakukan online ternyata mbak nur ini. Semoga berhasil usahanya 😊
BalasHapusKeren
BalasHapus