Pondok Pesantren Dalam Prespektif Kompetisi Global
www.4bangilan.blogspot.com - Terlahir dari seorang ayah yang
berpendidikan termasuk semangat tersendiri bagi seorang anak. Tidak dipungkiri
lagi, pasti di masa remaja atau ketika ia menginjak dewasa seorang anak akan
berfikir “kalau ayahku berhasil ahu harus lebih berhasil”. “kalau ayahku
lulusan S1, aku harus lulus S2”. Dan jangan sampai kefikiran “Toh hidupku sudah enak dengan
profesi ayah, untuk apa aku bekerja lebih keras ?”. Inilah salah satu factor Dr.
Dino Patti Djalal bisa seperti sekarang ini menjadi duta besar. Bayangkan beliau
rela menjadi tukang cuci piring demi bangku kuliah, di satu sisi beliau adalah
anak seorang duta besar melakukan apapun agar bisa melampaui siapapun. Dari
tukang cuci piring menjadi duta besar RI untuk AS. Kunci mujarab yang beliau
pakai adalah kata “GIGIH”. Ketekunan itu lebih penting dari kepintaran. Kalau IQ
biasa saja asal mati-matian saat belajar pasti bisa. Karena kita sebagai
putra-putri bangsa Indonesia terlahir untuk menjadi tiang-tiang peradapan
Indonesia yang unggul. Gigih dengan
memaksa diri “You fall You get up, You fall You get up.
Kita harus ingat bahwa bangsa
yang unggul bukanlah bangsa yang kaya SDA, justru bangsa yang miskin SDA kadang
menjelma menjadi bangsa yang unggul, karena mereka selalu berupaya dan
berinovasi. Kita lihat contoh Cina dan Korea kedua bangsa tersebut miskin SDA,
tapi lihat kini mereka menjelma menjadi raksasa-raksasa ekonomi Asia bahkan
sebentar lagi menurut prediksi Cina akan menumbangkan dominasi Amerika. Jadi
kita sebagai bangsa yang kaya akan SDA ini perlu kita syukuri namun kita jangan
terlalu mengandalkan SDA kita, kita harus bekerja keras untuk menciptakan
peluang dan keberhasilan dengan perjuangan demi masa depan bangsa yang lebih
cerah. Adapun keberhasilan itu perlu tips, berikut kiat-kita keberhasilan
menurut pak Dino :
1. Menabung
Satu hal penting
untuk investasi kesuksesan adalah menabung. Ketika kita tidak menabung, maka
kita tidak merencanakan apapun. Menabung juga menjadi sisi penyelamat dunia
lain kita, semisal ada musibah rumah terbakar barang-barang ludes, tak ada yang
bisa kita lakukan kecuali menunggu uluran tangan orang lain. Tapi lain halnya
jika kita punya tabungan maka banyak hal yang nantinya akan bisa membantu kita
dalam keadaan darurat.
2. Ikhtiar dengan gigih dan tidak pernah menyerah pada hidup
3. Cinta Ilmu dan Teknologi
“Saya sangat
suka menimba ilmu dari orang-orang di sekeliling saya. Terlebih dari orang yang
baru saya kenal”. Kita bisa belajar banyak dari siapapun dengan banyak
bertanya,” begitu kata pak Dubes karena kecintaannya yang mendalam terhadap
ilmu pengetahuan.
4. Ambisi untuk kuliah
Kuliah adalah
salah satu tiket untuk mengubah nasib. Kuncinya ialah kita berani mencoba. Beasiswa
saat ini sangat mudah dicari. Banyak peluang yang bisa kita dapat untuk sekolah
gratis. Jadi tak selayaknya kita bermuram durja karena tidak ada biaya kuliah. Ingat
“Know what You want, plan what You want, and do what You want”.
Oleh karena itu kita sebagai pemuda harus
selalu memandang dunia ini sebagai peluang dan bersemangatlah untuk meraih
sukses dan mengubah masa depan lebih baik. Jika ada masalah jangan sampai mata
kita hanya tertutupi pada satu masalah itu, lihatlah sisi-sisi lain bahwa
dibalik masalah tersebut masih ada lautan
peluang yang lainnya. Wahai pemuda semalat berkarya.
Catatan kecil Santriwati ASSALAM Bangilan
Tuban
”Ninda Sintya Rahmawati”
Dari Kuliah Umumnya “Dr. Dino Patti Djalal”
Dengan tema “ Pondok Pesantren Dalam
Prespektif Kompetisi Global”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar