|
kasku.co.id |
Menurut folklore yang beredar di masyarakat sekitar wisata goa Ngerong, bahwa di wilayah tersebut, sekitar 2000 tahun yang lalu berdiri sebuah kerajaan lokal yang berpusat di wilayah Rengel tepatnya sekarang di dukuh Gumeng Desa Banjaragung Kec. Rengel Kab. Tuban. Kerajaan itu bernama Gumenggeng. Rajanya adalah Raden Arya Bangah putra dari Kyai Gede Lebe Lontang.
Alkisah pada suatu ketika wilayah kerajaan Gumenggeng yang memang secara geografis berada di pegunungan kapur sulit untuk mengakses sumber air khususnya di musim kemarau dilanda paceklik dan kekeringan panjang, hingga rakyat menderita. Raden Arya Bangah sangat prihatin melihat kondisi rakyatnya, beliau kemudian lelana brata, laku prihatin untuk mendapatkan petunjuk dari dewata tentang pagebluk panjang yang menimpa kerajaan yang dipimpinnya. Beliau pun mendapat petunjuk dalam mimpinya jika ada yang bersemedi di puncak gunung (saat ini bernama Desa Andhong), maka Kerajaan Gumenggeng akan selamat dari kekeringan. Jadi, diadakanlah sayembara. Dan bagi yang bersedia, akan dihadiahi tanah yang luas. Kemudian, muncullah seseorang yang bernama Kyai Jala Ijo. Ia memberikan persyaratan agar ditemani oleh dua orang pengawal kerajaan.
Sesampainya di puncak bukit, sang kyai pun bertapa, mengheningkan cipta mandeng pucuking grana, sedakep saluku tunggal, nutup babahan hawa sanga, muji marang Dzat kang murbeng wisesa untuk mendapatkan bisikan ghaib dan petunjuk.
Dan benar setelah bertapa di puncak Ngandhong, Kyai Jala Ijo mendapatkan petunjuk bahwa ia harus menyungkil tanah di tempat tertentu di Kerajaan Gumenggeng (saat itu masih belum ada namanya). Akhirnya, dengan ditemani dua pengawalnya, jadilah ia menancapkan tongkatnya di tempat tersebut, lalu mencungkilnya. Setelah itu, dia segera berbalik pulang dan mengamanati kepada kedua pengawalnya untuk tidak menoleh ke belakang sama sekali. Tetapi, ketika berjalan pulang, salah satu pengawalnya menoleh ke belakang. Tiba-tiba, muncul seorang putri nan cantik rupawan yang menggoda pengawal itu, dan membawanya pergi, hilang sampai saat ini.
Sedangkan tanah yang tadinya dicungkil oleh Kyai Jala Ijo, menurut kepercayaan, kemudian mengeluarkan air dan berubah menjadi celah (gua) yang berbentuk menyerupai rong (terowongan/ lubang). Sehingga, tempat tersebut kini diberi nama Gua Ngerong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar