Kebudayaan
Batak
Suku Batak menempati daerah pegunungan di Sumatera Utara.
Diantara suku-suku Batak tersebut adalah Batak Karo, Batak Toba, Batak Pak-pak,
Batak Simalungun, Batak Angkola dan Batak Mandailing.
a. Sistem Religi dan Kepercayaan
-
Masyarakat Batak Mandailing
dan Angkola banyak memeluk agama Islam
yang dibawa oleh pedagang Minangkabau sekitar abad 19 M
-
Masyarakat Batak Toba,
Batak karo, dan Batak simalungun mayoritas memeluk agama kristen yang dibawa
oleh misionaris dari Jerman dan Belanda sekitar tahun 1863 M
-
Selain itu ada juga yang
memeluk agama animisme. Pemeluk animisme percaya yang menciptakan alam semesta
adalah Debata Mula Jadi, Na Bolon (Toba) atau Dibata Kaci-kaci (Karo).
Masyarakat Batak juga mengenal tiga konsep tentang jiwa dan ruh yaitu :
1.
Tondi : adalah jiwa atau
roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa
kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi
meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka
diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
2.
Sahala : adalah jiwa atau
roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak
semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian
yang dimiliki para raja atau hula-hula.
3.
Begu : adalah tondi
orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia,
hanya muncul pada waktu malam
b. Sistem Kekerabatan
Orang Batak menghitung hubungan
keturunan berdasarkan prinsip patrilineal, yaitu suatu kelompok kekerabatan
berdasarkan satu ayah, satu kakek, dan satu nenek moyang. Kelompok kekerabatan
terkecil disebut Rips (toba) Jabu (karo). Suatu kelompok kekerabatan besar
disebut marga. Dalam sistem perkawinan masyarakat Batak tidak boleh kawin
dengan orang semarga (satu marga), karena dianggap masih bersaudara. Sistem
perkawinan semacam ini disebut asimetrik konubium.
c. Sistem Kesenian
a. Rumah adat masyarakat Batak memiliki beberapa tipe, yaitu :
-
Tipe Batak Toba, konstruksinya
kokoh dengan ciri khas tiang-tiangnya terbuat dari kayu gelondongan
-
Tipe Batak karo, merupakan
tipe rumah pengungsian. Pintu depan menghadap ke arah hulu dan pintu
belakangnya ke arah muara.
-
Tipe Batak Simalungun,
bentuk atapnya kadang tidak simetris. Mahkota atapnya menghadap ke empat arah
mata angin dan ujung atapnya dihiasi dengan hiasan yang berbentuk kepala
kerbau.
b. Seni tari dan alat musik
Tarian Batak yang dikenal
disebut Tortor. Tarian ini dibawakan baik oleh pria maupun wanita yang diiringi
dengan alat musik yang berupa agung,
taganing, sarune, dan gesek.
c. Pakaian Adat
Pelengkap pakaian adat suku Batak yang khas adalah kain ulos yang berbentuk segi empat panjang (P : 1.80 M dan L : 1 M )
d. Sistem Politik
Secara umum kepemimpinan pada
masyarakat Batak terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Kepemimpinan adat, kepemimpinan adat tidak berada dalam tangan
seorang tokoh, tetapi merupakan suatu musyawarah dari sungkep sitelu
2. Kepemimpinan pemerintahan, bidang pemerintahan dipegang oleh
salah satu keturunan tertua dari marga taneh
3. Kepemimpinan agama, penganut agama Islam maupun kristen tokoh agamanya
adalah para para ulama dan pendeta, sedang dalam hal kepercayaan diserahkan
kepada seorang dukun yang disebut sebagai guru sibaso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar