Panter De’ Sale
Adventure 2013
Matahari 2013 belumlah
beranjak tinggi, ketika itu di pelataran pondok ASSALAM Bangilan Tuban telah
berkumpul belasan wajah sumringah anggota Panter. Tepatnya dibawah gapura depan
yang berhadapan langsung dengan sungai musiman. Waktu di Hpku menunjukkan pukul
06.15 WIB kami tinggal menunggu kedatangan Ust. Nasiruddin untuk menggenjot
pedal-pedal kami siap meninggalkan Bangilan menuju wisata alam pemandian sumber
Semen yang berada di Kec. Sale Rembang.
Jarak yang akan kami tempuh
sebenarnya tidak jauh, sekitar 1 jam perjalanan motor. Untuk memberi sensasi
dan kejutan De Adventure kami mengambil rute yang cukup menantang. Dari
Bangilan ke Sale jalur seharusnya adalah lewat Kec. Jatirogo dan langsung masuk
ke wilayah Sale, yang jalannya relatif landai dan tidak banyak tanjakan. Namun
kali ini kami mengambil arah yang tidak biasa yaitu Bangilan lewat jalur tikus
jurusan kenduruan, kemudian kearah selatan jalur Bogorejo masuk wilayah
Blora. Rutenya sebenarnya cukup jauh namun inilah sebuah adventure Panter.
Di sinilah mental Panter diuji.
Karena rata-rata anggota Panter tidak memakai sepeda yang spesifikasi offroad
maka kami harus memeras tenaga lebih untuk menaklukkan tanjakan demi tanjakan.
Tak jarang kami harus turun dan menuntun sepeda kami. Namun syukurlah
pemandangan di kiri-kanan jalan yang asri memberikan efek positif dan
menambahkan semangat baru di hati kami untuk terus melangkah. Walau tak bisa
dipungkiri ada juga keluhan-keluhan yang kadang menggerogoti semangat kami.
Namun bendera Panter telah dikibarkan pantang surut kebelakang.
Sekitar pukul 10.30 WIB kami
sampai di Bogorejo -14 KM dari jalan raya Jepon-Blora. Disebuah warung kami beristirahat melepas
penat dengan menikmati dinginnya es sisri buatan ibu warung. Alhamdulillah kak
Ridho salah satu anggota Panter berbaik hati mentraksir kami semua, jadilah
kami minum es rasa(h)mbayar.
Setengah jam berlalu tepat
pukul 11.00 WIB Panter melaju kembali di aspal jalanan. Sesampainya di simpang
tiga Pos Perhutani Gayam kami belok kanan menyusuri jalanan berbatu khas daerah
pedalaman.
Sekitar setahun yang lalu saya
pernah melewati jalur itu dengan motor. Saat itu jalannya baru dalam perbaikan
dan belum sepenuhnya rampung. Tetapi jelang satu tahun kemudian tepatnya saat
panter kami lewat jalur ini jalannya kembali rusak. Tersisa sedikit bekas aspal
dan batu-batu pedel bercampur lumpur yang harus kami taklukkan. Jalannya banyak
tikungan, tanjakan dan turunan-turunan tajam yang memaksa kami harus ekstra
hati-hati.
Ketika perjalanan telah
memasuki kawasan Sale, tepatnya di bagian selatan Desa Tawunan kami melewati
jalur ekstrim. Jalannya berkelok dan menurun tajam. Orang-orang sering menyebutnya
sebagai jalur Irung Petruk. Karena bentuknya yang mirip hidung salah satu dari
Punakawan Pandawa dalam dunia pewayangan.
Subhanallah !!! pada tikungan
terakhir di jalur petruk, salah satu anggota panter terjungkal dari sepedanya
dan masuk selokan sedalam + 1,5 M. Namun syukurlah ia tidak apa-apa. Hanya
sepedahnya yang harus ditambal karena ban depan kempes.
Perjalanan Panter – 1 KM dari
target, sekitar pukul 12.00 WIB kami sampai di Wana Wisata Sumber Semen Sale.
Ust. Nasiruddin menemui salah seorang petugas loket dan setelah terjadi tawar
menawar kami diijinkan masuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar