Serat Tuhfah Martabat Tujuh
4. Martabat al-Arwah/jism al-lathif.
“Sami ngawruhana kaki, tegesing arwah, jisim kang latif anane, tan kena pinantjadrija lawan netra kapala; miwah lawan tinggal kalbu tan kena sarupakena.
Artinya : Dapat diketahui bersama, bahwasannya alam arwah adalah jisim latif realitasnya, yaitu dzat yang sangat halus keadaannya, tidak dapat disentuh oleh pancaindera serta mata kepala, dan sekalipun oleh mata hati. Tiada bentuk yang dapat diserupakan dengannya.
4. Martabat al-Arwah/jism al-lathif.
“Sami ngawruhana kaki, tegesing arwah, jisim kang latif anane, tan kena pinantjadrija lawan netra kapala; miwah lawan tinggal kalbu tan kena sarupakena.
Artinya : Dapat diketahui bersama, bahwasannya alam arwah adalah jisim latif realitasnya, yaitu dzat yang sangat halus keadaannya, tidak dapat disentuh oleh pancaindera serta mata kepala, dan sekalipun oleh mata hati. Tiada bentuk yang dapat diserupakan dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar