9. Berpisah dengan anak tanpa rasa cemas
Mengapa ?
Sekali-kali perpisahan dengan orang tua memberikan manfaat buat perkembangan anak. Perpisahan bisa membantu anak untuk mandiri dan berani.anak akan merasa dirinya mampu tidak bergantung pada orang tua. Selain itu, kesempatan ini juga akan member pengalaman pada anak bahwa bersama orang lain (bukan orang tua) bisa juga menyenangkan. Dengan kata lain, anak bisa meluaskan lingkungan sosialnya.
Beberapa orang tua merasa tidak tega untuk meninggalkan anaknya sehingga memutuskan untuk membohongi anak ketika harus pergi. Beberapa orang tua sering meninggalkan anaknya dengan diam-diam. Beberapa lainnya menyuruh pembantunya menyembunyikan anaknya supaya tidak melihat kepergian orang tuanya. Semuanya itu dilakukan untuk menghindari anak merengek dan menangis. Padahal kebiasaan ini berdampak kurang baik terhadap perkembangan emosional anak. Perasaan dibohongi akan menjatuhkan kepercayaan anak terhadap orang tuanya dan rasa aman dalam dirinya.
Sebaiknya, orang tua melaksanakan strategi-strategi yang bijaksana ketika berpisah dengan anak. Berpisah dengan orang yang dikasihi memang bukan hal yang mudah buat anak. Sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak pada usia sebelum dua tahun, apa yang tidak kelihatan dimata dianggap tidak ada atau menghilang. Karena itu, orang tua perlu menyadari keterbatasan ini dan menyiapkan anak secara bijak. Permainan petak umpet memang sesuai untuk anak pada tahapan perkembangaan ini. Dalam permainan ini, anak belajar bahwa appa yanag hilang dari pandangan mata akan segera kembali lagi. Jadi apa yang tidak kelihatan tidak berarti hilang.
Bagaimana ?
- Jangan membohongi anak mengenai kepergian anda
- Berikan kesempatan kepada anak untuk tidak selalu bersama dengan orang tua
- Titipkan anak kepada orang yang betul-betul bisa dipercaya, misalnya dengan anggota keluarga yang lain, engasuh, atau tetangga
- Katakana terus terang misalkan “Abi dan Ummi harus pergi melayat.” “Naila” tinggal dirumah dengan embah/ kakek-nenek
- Sebutkan kapan anda akan kembali pulang. Kata-kata yang berhubungan dengan waktu seperti “pukul 7” atau “besok pagi” masih terlalu aabstrak untuk anak usia dua tahun. Maka bantulan anak member makna pada kata-kata tersebut dengan mengaitkannya dengan kegiatan rutin sehari-hari. Katakana misalnya “Abi dan Ummi akan pulang kembali dan bermain dengan Naila sebelum makan malam”. Atau sesudah Naila bangun dari tidur siang.
Jika anak anda merengek atau menangis, tetaplah tegas dengan kepergian anda namun pertahankan sikap lembut anda. Sebutkan beberapa kegiatan yang bisa anak lakukan selama kepergian anda, misalnya “Naila bisa membantu embahmenyiram tanaman.” Tapi jangan biarkan anak melakukan pemerasan emosional dengan mengijinkan melakukan sesuatu yang biasanya tidak anda perbolehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar