Kesultanan Johor yang terkadang disebut juga sebagai Johor-Riau atau Johor-Riau-Lingga adalah kerajaan yang didirikan pada tahun 1528 oleh Sultan Alauddin Riayat Syah, putra sultan terakhir Malaka, Mahmud Syah. Sebelumnya daerah Johor-Riau merupakan bagian dari Kesultanan Malaka yang runtuh akibat serangan Portugis pada 1511.
Pada puncak kejayaannya Kesultanan Johor-Riau mencakup wilayah Johor sekarang, Singapura, Kepulauan Riau, dan daerah-daerah di Sumatera seperti Riau Daratan dan Jambi.
Sebagai balas jasa atas bantuan merebut tahta Johor Sultan Hussein Syah mengizinkan Britania pada 1819 untuk mendirikan pemukiman di Singapura. Dengan ditandatanganinya Traktat London tahun 1824 Kesultanan Johor-Riau dibagi dua menjadi Kesultanan Johor, dan Kesultanan Riau-Lingga. Pada tahun yang sama Singapura sepenuhnya berada di bawah kendali Britania. Riau-Lingga dihapuskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911.
Pada tahun 1914, Sultan Ibrahim, dipaksa untuk menerima kehadiran Residen Britania. Dengan demikian Johor efektif menjadi koloni Mahkota Britania.
Johor menjadi salah satu negara bagian Malaysia ketika negara itu didirikan pada 1963.
Raja-raja Kesultanan Johor-Riau (1528-1824)
1528-1564: Sultan Alauddin Riayat Syah II (Raja Ali/Raja Alauddin)
1564-1570: Sultan Muzaffar Syah II (Raja Muzafar/Radin Bahar)
1570-1571: Sultan Abd. Jalil Syah I (Raja Abdul Jalil)
1570/71-1597: Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (Raja Umar)
1597-1615: Sultan Alauddin Riayat Syah III (Raja Mansur)
1615-1623: Sultan Abdullah Ma'ayat Syah (Raja Mansur)
1623-1677: Sultan Abdul Jalil Syah III (Raja Bujang)
1677-1685: Sultan Ibrahim Syah (Raja Ibrahim/Putera Raja Bajau)
1685-1699: Sultan Mahmud Syah II (Raja Mahmud)
1699-1720: Sultan Abdul Jalil IV (Bendahara Paduka Raja Tun Abdul Jalil)
1718-1722: Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil/Yang DiPertuan Johor)
1722-1760: Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (Raja Sulaiman/Yang DiPertuan Besar Johor-Riau)
1760-1761: Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah
1761: Sultan Ahmad Riayat Syah
1761-1812: Sultan Mahmud Syah III (Raja Mahmud)
1812-1819: Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah (Tengku Abdul Rahman)
Raja-raja Kesultanan Johor (1824-sekarang)
1819-1835: Sultan Hussain Shah (Tengku Husin/Tengku Long)
1835-1877: Sultan Ali (Tengku Ali; tidak diakui oleh Inggris)
1855-1862: Raja Temenggung Tun Daeng Ibrahim (Seri Maharaja Johor)
1862-1895: Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (Temenggung Che Wan Abu Bakar/Ungku Abu Bakar)
1895-1959: Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar
1959-1981: Sultan Ismail ibni Sultan Ibrahim
1981-kini: Sultan Mahmood Iskandar Al-Haj
Pada puncak kejayaannya Kesultanan Johor-Riau mencakup wilayah Johor sekarang, Singapura, Kepulauan Riau, dan daerah-daerah di Sumatera seperti Riau Daratan dan Jambi.
Sebagai balas jasa atas bantuan merebut tahta Johor Sultan Hussein Syah mengizinkan Britania pada 1819 untuk mendirikan pemukiman di Singapura. Dengan ditandatanganinya Traktat London tahun 1824 Kesultanan Johor-Riau dibagi dua menjadi Kesultanan Johor, dan Kesultanan Riau-Lingga. Pada tahun yang sama Singapura sepenuhnya berada di bawah kendali Britania. Riau-Lingga dihapuskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911.
Pada tahun 1914, Sultan Ibrahim, dipaksa untuk menerima kehadiran Residen Britania. Dengan demikian Johor efektif menjadi koloni Mahkota Britania.
Johor menjadi salah satu negara bagian Malaysia ketika negara itu didirikan pada 1963.
Raja-raja Kesultanan Johor-Riau (1528-1824)
1528-1564: Sultan Alauddin Riayat Syah II (Raja Ali/Raja Alauddin)
1564-1570: Sultan Muzaffar Syah II (Raja Muzafar/Radin Bahar)
1570-1571: Sultan Abd. Jalil Syah I (Raja Abdul Jalil)
1570/71-1597: Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (Raja Umar)
1597-1615: Sultan Alauddin Riayat Syah III (Raja Mansur)
1615-1623: Sultan Abdullah Ma'ayat Syah (Raja Mansur)
1623-1677: Sultan Abdul Jalil Syah III (Raja Bujang)
1677-1685: Sultan Ibrahim Syah (Raja Ibrahim/Putera Raja Bajau)
1685-1699: Sultan Mahmud Syah II (Raja Mahmud)
1699-1720: Sultan Abdul Jalil IV (Bendahara Paduka Raja Tun Abdul Jalil)
1718-1722: Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil/Yang DiPertuan Johor)
1722-1760: Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (Raja Sulaiman/Yang DiPertuan Besar Johor-Riau)
1760-1761: Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah
1761: Sultan Ahmad Riayat Syah
1761-1812: Sultan Mahmud Syah III (Raja Mahmud)
1812-1819: Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah (Tengku Abdul Rahman)
Raja-raja Kesultanan Johor (1824-sekarang)
1819-1835: Sultan Hussain Shah (Tengku Husin/Tengku Long)
1835-1877: Sultan Ali (Tengku Ali; tidak diakui oleh Inggris)
1855-1862: Raja Temenggung Tun Daeng Ibrahim (Seri Maharaja Johor)
1862-1895: Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (Temenggung Che Wan Abu Bakar/Ungku Abu Bakar)
1895-1959: Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar
1959-1981: Sultan Ismail ibni Sultan Ibrahim
1981-kini: Sultan Mahmood Iskandar Al-Haj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar