Asal-Usul Dusun Watu Wayang
|
Watu Wayang |
Dahulu ada Blacak ngilo atau seorang petualang yang berjalan – jalan di desa – desa. Kemudian dia mendapat nasi ketan dan dibawa kemana – mana. Setelah sampai disebuah desa dia berhenti dan beristirahat untuk makan nasi ketan itu. Karena jalannya yang turun naik atau dalam bahasa jawa disebut anjor, yang sekarang dikenal dengan desa juron, kemudian melanjutkan perjalanan di desa lain yang mana desa itu memiliki sumber air yang hangat dan dia makan nasi ketannya itu di dekat air, kemudinan ia menamakan desa itu dengan nama desa nganget, kemudian melanjutkan perjalanan lagi dan dia sampai di daerah yang sangat luas yang sekarang dinamaka desa Banaran.dan setelah melakukan perjalanan dia istirahat di sebuah desa sambil menyantap nasi ketannya tadi, dan di desa tersebut penduduknya mentanteng mententeng , sehingga orang tersebut menamakan desa tersebut dinamakan Nglateng. Setelah itu Blacak Ngilo melanjutkan perjalanan lagi, ketika berada di tengah perjalanan dia menjumpai beberapa batu yang aneh, yang mana batu itu memiliki bentuk seperti wayang lengakap disertai dengan gambar dalangnya. Dan batu – batu itu dijejer sebagaimana wayang yang dimainkaan oleh seorang dalang. Kemudian blacak Ngilo memberi nama desa itu dengan Desa Watu Wayang. Dan batu – batu itu , katanya sering diberi sesajen sebagai pujaan masyarakat sekitar. Tetapi dengan kemajuan zaman kebiasaan itu sudah tak ada dan batu itu sekarang masih ada dan disimpan oleh masyarakat nglateng di sendang Nglateng, sebagai kepercayaan bahwa batu itu memiliki kekuatan, dan merupakan barang yang istimewa.
(Cerita dari Sdri. Wiji Lestari Jamprong Kenduruan )
pertanyaan saya sebenernya dimana tepatnya petualang itu memakan nasi ketannya??? kok di juron dimakan, di banaran makan, di nganget juga makan,, ataukah mungkin ada beberapa bungkus???
BalasHapus*Risca Sulistya*
hehe...cerita ini kayaknya memang gawe2 aja, othak-athik mathuk gtu ja Cha..
BalasHapus