Pic. by google.com |
Hamba menghiba di Keharibaan-Mu
Oleh: Joyo Juwoto
Berjalan di jalan-jalan terjal penuh onak duri
Menyusuri labirin waktu yang semu
Tersesat dalam kabut duka nan nestapa]
Menyusuri labirin waktu yang semu
Tersesat dalam kabut duka nan nestapa]
Perjalanan ini penuh luka
Bermandi darah dan air mata
Bermandi darah dan air mata
Mencari shirathol Mustaqim yang entah di mana
Bunga-bunga berguguran di sepanjang jalan
Mewangi memenuhi rongga hati
Mewangi memenuhi rongga hati
Tak ketinggalan debu-debu berhamburan
Menelan wajah-wajah lelah
Perjalanan panjang yang entah di mana garis ujungnya
Di bawah panas bara yang membakar telapak kaki
Di bawah panas bara yang membakar telapak kaki
Adakah secauk air yang menghapuskan dahaga ini?
Atau di manakah telaga salsabil penyembuh segala luka dan dahaga?
Atau di manakah telaga salsabil penyembuh segala luka dan dahaga?
Hanya harapan pada-Mu yang menguatkan langkahku
Hanya pelukan hangat-Mu yang mengokohkan perjalanan
Jika saatnya nanti aku kembali
Terima daku dengan segala rindu
Terima daku dengan segala rindu
Jika saatnya nanti aku datang mengetuk pintu-Mu
Bawa daku bersujud di altar suci-Mu
Bawa daku bersujud di altar suci-Mu
Duhai Tuhan
Hamba terjatuh
Hamba bersimpuh
Hamba terjatuh
Hamba bersimpuh
Hamba yang hina menghiba
Di keharibaan-Mu
Terimalah hambamu ini
Dalam samudera rahman dan rahim-Mu
Dalam samudera rahman dan rahim-Mu
Tuhan
Rengkuh raga dan jiwaku dalam Maghfiroh-Mu
Rengkuh raga dan jiwaku dalam Maghfiroh-Mu
Bangilan, 3/10/18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar