Doc. ISBAT |
Seulas
Senyum Mbah Duri
Oleh
: Joyo Juwoto
Mbah
Duri hidup bagai dua batang kara bersama istrinya. Sejoli kakek nenek ini
tinggal di rumah milik tetangganya yang berbaik hati meminjamkan rumahnya tanpa
meminta uang sepeserpun. Bahkan untuk keperluan listrik si empunya rumah pun yang membayarnya tiap
jatah tokenya habis. Kebaikan dari si pemilik rumah ini sungguh menginspirasi
dan patut diteladani kita semua, termasuk saya tentunya.
Tetangga-tetangga
kanan dan kiri, depan serta belakang rumah yang diringgali mbah Duri pun peduli
dengan nasib dari kakek-nenek yang tidak memiliki anak ini. Selalu saja ada
yang mengirimkam sebungkus dua bungkus nasi, selembar dua lembar uang demi
menyambung kehidupan mbah Dduri dan istrinya. Kebaikan dari tetangga mbah Duri
ini pun sangat menyentuh hati, menarik simpati dan empati jiwa-jiwa yang
manusiawi.
Mbah
Duri dan istrinya memang sudah tidak mampu lagi mengais rezeki, untuk makan
sehari-hari beliau ditanggung tetangga-tetangganya, janji Tuhan untuk menanggung rizki tidak
pernah ingkar janji. Lewat tangan-tangan dermawan yang kelihatan maupun yang
tersembunyi, yang dikirimkan Tuhan, mbah Duri menghabiskan hari senjanya
bersama sang istrinya, merajut asa di sebuah rumah milik tetangganya juga.
Sore
tadi kami cucu-cucumu datang menyambangi ke gubuk tuamu, ya kami hanya sekedar
datang, menyapamu, mengajakmu tersenyum, walau mungkin senyum itu hanya seulas,
tapi semoga engkau bahagia. Kami datang sebentar, sambil menyempatkan diri menyapu
lantai rumah yang engkau tinggali, membenahi kelambu yang kotor berdebu,
mengelap kasurmu yang tak lagi empuk, memasang plastik di langit-langit rumah agar jika hujan tidak menerpa saat
engkau tidur yang mungkin juga tidak bisa nyenyak.
Kami
cucu-cucumu dari ISBAT (Informasi Seputar Bangilan Tuban) mengajakmu bergurau
sejenak. Kami sangat senang dan bahagia melihat senyummu walau hanya seulas
senyuman, namun itu cukup membahagiakan.
Ah, mbah Duri semoga engkau senang setelah kami kunjungi, walau kami
bukan cucu biologismu, tapi kami yakin kita semua sebagai manusia adalah
berasal dari satu nenek moyang yang sama Adam dan Hawa.
Mbah
Duri kami ingin selalu membuat engkau tersenyum walau mungkin hanya seulas,
hanya sekilas, setidaknya engkau merasa tidak sendiri di dunia ini. Percayalah
banyak orang yang peduli dengan suratan takdir yang engkau jalani,
tetangga-tetangga kanan dan kiri, depan serta belakang, dan juga kami. Semoga.
Semoga tetangga yg baik hati, juga mendapat perlakuan yg sama dimanapun berada, yaitu diberi kebaikan oleh Allah SWT.Amiin
BalasHapusIkut prihatin mendengar ceritanya.. Salut buat kawan2 ISBAT
BalasHapusAllah tdk akan pernah ingkar akan janjinya.
BalasHapus