Selasa, 23 April 2019

Kartini milenial di era digital


*Kartini milenial di era digital*
Oleh: Joyo Juwoto

Peringatan hari Kartini memang identik dengan perayaan hal-hal yang identik dengan kaum perempuan, seperti tata rias dengan segala asesorisnya, lomba berpakaian kebaya, memakai sanggul dan konde dan lain sebagainya.

Hal ini tentu tidak terlepas dari sosok Kartini yang memang kebetulan berjenis perempuan, namun bukan berarti hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan pernak-pernik perempuan menjadi kurang afdhol dipakai untuk merayakan hari Kartini.

Saya sering menuliskan bahwa sejatinya peringatan hari Kartini bukan hanya sekedar peringatan tentang keperempuanan belaka, namun sejatinya hari Kartini adalah hari yang memiliki muatan semangat untuk berliterasi. Walau demikian, segala perayaan yang hari ini kita nikmati bersama,  saya tidak berani mengatakan itu salah, itu benar.

Jika kita mencermati semangat Kartini pasti sangat gamblang bahwa Kartini adalah sosok yang berjuang mencerdaskan kehidupan kaum perempuan dengan jalan pendidikan yang layak untuk kaumnya yang saat itu menjadi kelompok yang termarjinalkan oleh lingkungannya.

Kartini juga mengabadi dengan karya-karyanya yang berupa surat yang dikirimkan kepada koleganya Nyonya Abendanon di Belanda. Surat-surat Kartini inilah yang nantinya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Dari narasi yang saya sajikan di atas saya rasa cukup jelas, bahwa hari Kartini sebenarnya tidak jauh dari semangat berliterasi.

Oleh karena itu, narasi hari Kartini sebagai hari untuk menguatkan literasi Nasional perlu mendapatkan porsi yang banyak untuk kita viralkan bersama baik melalui media cetak maupun media sosial yang hari ini cukup signifikan pengaruhnya.

Jika dahulu Kartini menulis melalui media surat, hari ini cukup banyak media yang bisa kita manfaatkan untuk menebar kebaikan melalui media sosial. Kita bisa menggunakan WhatsApp, line, massanger, Twitter, Instagram, FB, watpad, konten blog dan lain sebagainya.

Hari ini adalah eranya Kartini milenial, di mana kesempatan untuk berbagi kebaikan bisa dilakukan melalui jejak-jejak digital. Hari ini dunia berada di genggaman masyarakat yang berwujud smartphone, oleh karena itu peluang untuk menebar manfaat bisa dilakukan dengan sangat mudah, semudah menjentikkan jari-jari kita di layar sentuh smartphone kita.

 Semangat Kartini ini tentu bukan hanya untuk kaum perempuan saja, namun tentunya juga menginspirasi seluruh elemen masyarakat dari berbagai kalangan, apapun itu jenis kelaminnya. Jadi menurut saya peringatan Kartini adalah peringatan untuk berjuang melalui jalur literasi, bukan hanya sekedar menampilkan bedak dan lipstik semata.

Selamat hari Kartini dan selamat menuju hari buku sedunia, semoga bermanfaat. Salam Kartinian salam berliterasi.

*Joyo Juwoto, Penulis buku anak "Cerita Naila dan Nafa",  tinggal di Bangilan-Tuban.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar