Kamis, 21 Februari 2019

Kemurnian Cinta


Kemurnian Cinta

Kemurnian cinta menjadi penjamin hubungan jiwa diantara orang yang saling mencintai, tiada jarak yang mampu memisahkan rasa cinta, dimensi waktu tak mampu menghalangi perasaan cinta, tingginya gunung, dalamnya lembah, terjalnya batu karang, luasnya lautan, tak mampu menandingi ketinggian dan keluasan cinta itu sndiri. Kata cinta menjadi semacam mantra ajaib yang dapat menaklukkan hal apapun di dunia ini. Ya, cinta memang benar-benar sebuah keajaiban yang diciptakan oleh Tuhan.

Ketika cinta seorang hamba kepada Tuhannya adalah cinta yang murni dan hakiki, cinta yang sebenar-benarnya cinta, maka bisa dibayangkan bagaimana energi cinta itu akan melingkupi alam semesta raya. Dunia akan dipenuhi kebun-kebun surgawi, karena pada dasarnya cinta adalah bunga-bunga yang dipetik dari bentangan kebun-kebun tempat para bidadari. Harumya bunga-bunga cinta akan semerbak mewangi memenuhi bumi.

Dalam buku “Mereguk Cinta Rumi”, yang ditulis Haidar Bagir, Maulana Jalaluddin Rumi, menuliskan bait syairnya dengan indah penuh pesona, tentang kedahsyatan sebuah cinta:

Cinta adalah
penyembuh. Cinta
adalah kekuatan
cinta adalah
penggerak ajaib
perubahan. Cinta
adalah cermin
keindahan Tuhan

Begitu dahsyatnya kekuatan cinta, begitu  agungnya rasa cinta dalam diri manusia,  hingga Rumi menggambarkan bahwa cinta adalah penyembuh dan penawar segala luka dan duka, cinta adalah kekuatan tak terkalahkan, cinta adalah penggerak ajaib fragmen kehidupan, dan yang paling dahsyat tentu adalah, cinta merupakan cermin keindahan Tuhan yang Maha Indah itu sendiri. Tiada yang lebih indah kecuali cinta memang bermuara pada Dzat Yang Maha Indah itu sendiri.

Energi yang terkandung dalam asma cinta perlu mendapatkan jalan, agar cinta benar-benar memiliki makna. Oleh karena itu, kita perlu mengendalikan dan mengarahkan, energi cinta ke hal-hal yang bermartabat dan mulia. Jangan sampai kesucian dan kemurnian cinta, ternodai oleh hal yang hina-dina dan nista. Karena energi cinta adalah energi yang bersumber dari nilai-nilai kemurnian semesta raya.

Tuhan menganugerahkan perasaan cinta kepada seluruh makhluk-Nya di dunia. Cinta menjadi semacam  energi yang menggerakkan kehidupan semesta. Bumi, langit, tumbuhan, hewan, manusia, bintang-bintang, matahari, rembulan, dan seluruh jagad semesta adalah pendar-pendar cinta yang maujud dari Tuhan Sang Maha Pecinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar