Kaum sarungan, atau santri, adalah bagian integral dari masyarakat
Indonesia. Mereka tidak hanya berkontribusi dalam aspek spiritual dan
pendidikan tetapi juga dalam pelestarian budaya dan pengembangan sosial-politik.
Peran mereka yang signifikan ini mencerminkan keterikatan yang mendalam antara
nilai-nilai agama, budaya, dan kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Santri dan pesantren memainkan peran utama dalam pendidikan agama
Islam di Indonesia. Mereka membantu menyebarluaskan ajaran Islam dan membimbing
masyarakat dalam praktik keagamaan sehari-hari.
Dalam sejarah Indonesia, banyak tokoh santri yang berperan aktif
dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara. Mereka sering terlibat
dalam aktivitas sosial dan politik, memberikan kontribusi terhadap kebijakan
dan perubahan sosial.
Hampir di setiap wilayah, hampir pasti dijumpai makam, petilasan,
tempat-tempat yang dijadikan punden masyarakat, dan itu merujuk pada seorang
tokoh Kiai atau orang yang dituakan yang babad desa membangun sebuah peradaban.
Ini adalah bukti bahwa kaum sarungan tidak terpisahkan dari masyarakat.
Kaum sarungan ini memiliki semboyan Urip iku urup, urip iku urap.
Menurut istilah sekarang, hidup itu harus menyala bosku, hidup itu harus
berbaur dengan masyarakat dan tidak terpisahkan dengan masyarakat.
Secara kesantrian, merujuk pada kajian-kajian turots al Islamiyah
yang biasa dideras santri, merujuk pada sebuah hadits Nabi bahwa sebaik-naik
manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama, hal ini memotivasi kaum sarungan
untuk selalu berbuat yang bermanfaat untuk umat.
Diakui atau tidak, Kiai, santri selalu mengedepankan bakti untuk
negeri, berdarma untuk bangsa, dengan dedikasi yang tinggi dan keikhlasan yang
luar biasa, bahkan sebelum negara ini secara formal terbentuk.
Santri adalah sebuah identitas yang lengkap, oleh karena itu santri
harus serba bisa. Santri ketika terjun di masyarakat bisa menjadi petani, bisa
menjadi tukang kayu, bisa menjadi birokrat, pengusaha, politisi, dan menjadi
apa pun. Namun yang lebih penting dari itu santri haruslah menjadi pengayom
masyarakat.
Oleh karena itu jika santri terjun ke masyarakat jangan sampai jiwa
santrinya lepas, karena dari jiwa santri inilah yang akan memancarkan
nilai-nilai kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan. Ya, kebaikan, keberkahan,
dan ridha Tuhan adalah hal yang sangat diperjuangkan oleh seorang yang berjiwa
santri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar