الأدب
شرفٌ
“Adab Itu Kemuliaan”
Ada sebuah
hikmah yang mengatakan “Al Adabu Fauqol Ilmi” Adab itu di atas ilmu
pengetahuan. Begitu tingginya maqam adab hingga diletakkan di atas ilmu
pengetahuan, padahal kita tahu bahwa maqam ilmu sangatlah tinggi. Tidak salah
memang kalau adab itu lebih tinggi dari ilmu karena ilmu tidak akan ada faedahnya
jika tidak disertai dan dihiasi dengan adab yang mulia. Kepandaian terhadap
ilmu tanpa didasari adab hanya akan menyebabkan mafsadah-mafsadah saja.
lihatlah di era sekarang, banyak orang berilmu namun kurang adab hasilnya
perbuatan-perbuatan dan amal mereka justru mengkhianati teori-teori ilmu
pengetahuan yang mereka pelajari sendiri.
Saya sebenarnya
sangat risau bin galau jika melihat dunia pendidikan sekarang, walau tidak
semuanya namun setidaknya ini menjadi sinyal merah bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Adab yang menjadi mahkota kemuliaan seorang pelajar mulai
ditanggalkan dan ditinggalkan.
Indikasinya sudah
sangat terasa dan sangat memprihatinkan, di era yang serba materialistik ini
hubungan antara guru dan murid sudah bukan lagi hubungan batin, ‘alaqah
ruhiyah, namun lebih kepada hubungan materi saja. Murid bahkan sang wali
murid merasa telah mahal-mahal membayar biaya sekolah maka ia dengan seenaknya
saja memberlakukan dan bersikap bahwa sekolah adalah transaksi bisnis semata. Tidak
kalah memprihatinkannya juga ada walau tidak semua lembaga sekolah juga
didesain seperti model bisnis. Naudzu billah.
Tidak heran jika
perilaku para siswa jauh dari adab yang semestinya. Lihatlah ketika ada
pengumuman kelulusan Ujian Nasional, mereka menyikapi dengan hal-hal yang
kurang bermanfaat dan cenderung destruktif. Apa mereka tidak tahu, atau memang
sudah menjadi latah bahwa pemerintah sekarang tidak mematok kelulusan dari
nilai Ujian Nasional, ah bangga yang fatamorgana.
Merayakan kegembiraan
tidak ada yang melarang bahkan justru sangat dianjurkan namun, namun ketika
baru dinyatakan lulus UN saja sudah begitu euforianya, sebenarnya saya
bertanya-tanya apa yang sedang ada di kepala mereka ?
Dengan bangganya
mereka berkonvoi di jalan-jalan raya, mengganggu lalu-lintas, suara knalpotnya
yang berisik, kemudian baju-nya dicorat-coret tidak jelas, disobeki sana-sini,
dan berbagai kegilaan lain yang dipertontonkan. Ah!!! Mereka memang belum
pernah tahu rasanya lembaran-lembaran skripsinya di tinta merahi oleh dosen pembimbing.
Atau belum pernah merasakan dahsyatnya pertanyaan-pertanyaan malaikat
Munkar-Nakir walau soal itu sudah dianggap bocor namun tidak ada satupun orang yang
berani menjamin bahwa dirinya akan lulus dari itu.
Sekali lagi adab
adalah kemuliaan, seyogyanya seorang terpelajar memiliki adab yang baik sebagaimana
yang dikatakan oleh Pram, “Adil sejak dalam pikiran.” Cobalah mari
berfikir sejenak wahai generasi muda, wahai harapan bangsa, wahai tumpuan cita
dan cinta orang tua, di tangan kalianlah masa depan kami-kami yang telah tua-tua
ini. Jangan gadaikan nasib bangsa Indonesia tercinta ini dengan kesia-siaan
yang engkau lakukan. Begitu juga kami yang tua-tua ini juga akan berusaha
memberikan teladan yang baik dengan terus memegang teguh adab kebaikan guna
menebar manfaat dan kemaslahatan bagi umat semesta raya.
Ayo para pelajar
generasi muda bangsa mari berjalan beriringan, bergandengan tangan, merapatkan
barisan, dan saling menguatkan untuk mewujudkan nilai-nilai dan tujuan dari
Pancasila utamanya sila yang kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” serta
melunasi janji kemerdekaan dari para generasi pendahulu kita, dan tentu harapan
itu masih ada. Joyojuwoto
Iya, sekarang guru dianggap sebagai petugasnya wali murid yg sudah dibayar utk mengalihkan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak. Padahal guru itu sama sekali bukan bawahan wali murid, guru itu orang mulia yg memberikan ilmu yg mulia kepada anak2 kita.
BalasHapussaya juga heran pada mereka mereka yang konfoe itu kesanya itu loo,, tidak berpendidikan bangett padahal mereka sudah jelas jelas mengunyah ilmu pendidikan yang tinggi sekali. apa mungkin pendidikan yang ada di indonesia ini kurang kemanusiaan yang adil dan beradap sekarang ini. entahh lahh !
BalasHapussemoga ke depan dunia pendidikan kita lebih baik lagi mas, termasuk menulis adalah salah satu cara kita berbicara pada dunia :)
BalasHapus