Jumat, 16 Februari 2018

Seulas Senyum Mbah Duri

Doc. ISBAT
Seulas Senyum Mbah Duri
Oleh : Joyo Juwoto

Mbah Duri hidup bagai dua batang kara bersama istrinya. Sejoli kakek nenek ini tinggal di rumah milik tetangganya yang berbaik hati meminjamkan rumahnya tanpa meminta uang sepeserpun. Bahkan untuk keperluan listrik  si empunya rumah pun yang membayarnya tiap jatah tokenya habis. Kebaikan dari si pemilik rumah ini sungguh menginspirasi dan patut diteladani kita semua, termasuk saya tentunya.

Tetangga-tetangga kanan dan kiri, depan serta belakang rumah yang diringgali mbah Duri pun peduli dengan nasib dari kakek-nenek yang tidak memiliki anak ini. Selalu saja ada yang mengirimkam sebungkus dua bungkus nasi, selembar dua lembar uang demi menyambung kehidupan mbah Dduri dan istrinya. Kebaikan dari tetangga mbah Duri ini pun sangat menyentuh hati, menarik simpati dan empati jiwa-jiwa yang manusiawi.

Mbah Duri dan istrinya memang sudah tidak mampu lagi mengais rezeki, untuk makan sehari-hari beliau ditanggung tetangga-tetangganya,  janji Tuhan untuk menanggung rizki tidak pernah ingkar janji. Lewat tangan-tangan dermawan yang kelihatan maupun yang tersembunyi, yang dikirimkan Tuhan, mbah Duri menghabiskan hari senjanya bersama sang istrinya, merajut asa di sebuah rumah milik tetangganya juga.

Sore tadi kami cucu-cucumu datang menyambangi ke gubuk tuamu, ya kami hanya sekedar datang, menyapamu, mengajakmu tersenyum, walau mungkin senyum itu hanya seulas, tapi semoga engkau bahagia. Kami datang sebentar, sambil menyempatkan diri menyapu lantai rumah yang engkau tinggali, membenahi kelambu yang kotor berdebu, mengelap kasurmu yang tak lagi empuk, memasang plastik di langit-langit  rumah agar jika hujan tidak menerpa saat engkau tidur yang mungkin juga tidak bisa nyenyak.

Kami cucu-cucumu dari ISBAT (Informasi Seputar Bangilan Tuban) mengajakmu bergurau sejenak. Kami sangat senang dan bahagia melihat senyummu walau hanya seulas senyuman, namun itu cukup membahagiakan.  Ah, mbah Duri semoga engkau senang setelah kami kunjungi, walau kami bukan cucu biologismu, tapi kami yakin kita semua sebagai manusia adalah berasal dari satu nenek moyang yang sama Adam dan Hawa.


Mbah Duri kami ingin selalu membuat engkau tersenyum walau mungkin hanya seulas, hanya sekilas, setidaknya engkau merasa tidak sendiri di dunia ini. Percayalah banyak orang yang peduli dengan suratan takdir yang engkau jalani, tetangga-tetangga kanan dan kiri, depan serta belakang, dan juga kami. Semoga.

3 komentar:

  1. Semoga tetangga yg baik hati, juga mendapat perlakuan yg sama dimanapun berada, yaitu diberi kebaikan oleh Allah SWT.Amiin

    BalasHapus
  2. Ikut prihatin mendengar ceritanya.. Salut buat kawan2 ISBAT

    BalasHapus
  3. Allah tdk akan pernah ingkar akan janjinya.

    BalasHapus