Sabtu, 10 Februari 2018

ISBAT Touring Bersama Pak Camat Di Dusun Tuwiwiyan

Pic. Team Isbat
ISBAT Touring Bersama Pak Camat Di Dusun Tuwiwiyan
Oleh : Joyo Juwoto

Dusun Tuwiwiyan desa Kumpulrejo Kec. Bangilan termasuk desa yang memiliki beberapa tempat destinasi wisata tersembunyi. Diantaranya adalah sebuah kedung yang oleh masyarakat dikenal sebagai Pohpandak. Selain itu juga terdapat air terjun yang apabila dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu tujuan wisata alam yang cukup menantang dan menawan.

Team jelajah kampung ISBAT, Jumat siang (9/02/2018) bersama Pak Camat Bangilan, Bapak Midun Riza Moh. Maftuchin mengunjungi air terjun yang ada di dusun yang berada di pinggiran hutan. Untuk menuju lokasi memang medannya agak susah, selain jalan licin karena hujan juga dikarenakan belum ada akses yang langsung bisa ke lokasi, kecuali memakai kendaraan roda dua atau mobil offroad tentunya.

Jika melihat dari medan yang harus naik turun, jalan setapak yang matoh (lemah utoh) dan melewati area persawahan penduduk, lokasi air terjun yang berada di aliran sungai Joloro, dan juga kedung Poh Pandak yang masih asri dan alami tentu model wisata jelajah alam sangat cocok untuk lokasi ini. Apalagi jika ada tempat untuk kemah wisata tentu tempat seperti ini sangat tepat.

Pic. Team Isbat
Keindahan alam khas desa pedalaman, aliran sungai, batu-batu kali, lumpur dan kedung untuk mandi terasa indah menjadi tempat bermain anak-anak jaman now. Apalagi jika dikombinasikan dengan panorama alam yang cukup sejuk, dengan pohon-pohon yang masih rimbun, bentangan sawah ladang penduduk yang cukup asri menambah daya tarik wisata alam yang ada di duwun Tuwiwiyan ini.


Belum lagi jika pagi tiba, atau menjelang petang pemandangan para penggembala yang pulang dari menggembala sapi dan kerbaunya, oh, sungguh pemandangan yang cukup menawan. Jika kita punya keberanian, kita bisa meminta ijin untuk ikut naik di  atas punggung kerbau yang sedang njerum di kedung.

Pic. by Muin Bekam

Saya selalu membayangkan saat senja mulai turun,  dan burung-burung pulang ke sarangnya, saat udara sore bertiup sepoi-sepoi, daun-daun bergoyang menikmati harmoni semesta raya, dan para gembala pulang ke kandang menaiki legamnya punggung kerbau yang berbaur lumpur sambil meniup seruling bambu yang mendayu. Oh, duhai alangkah indahnya alamku, alangkah permainya bumiku, anugerah dari Tuhan Yang Maha Indah.

Mari kita syukuri anugerah Tuhan ini dengan ikut serta menjaga lingkungan kita agar tetap indah, bersih dan asri. Kelak anak cucu kita akan mewarisi apa yang kita tinggalkan hari ini.




1 komentar: