Senin, 26 Februari 2018

Temani Buah Hati Anda Di Hari Pertama Masuk Sekolah

Temani Buah Hati Anda Di Hari  Pertama Masuk Sekolah
Oleh : Joyo Juwoto


Setiap keluarga yang memiliki anak balita tentu akan deg-degan ketika sang buah menginjak usia pra sekolah dan usia sekolah. Jika disetiap harinya sang buah hati dalam pelukan dan kasih sayang orang tua setiap saat, maka ketika anak-anak memasuki usia sekolah mau tidak mau orang tua harus merelakan buah hatinya untuk diasuh oleh bapak dan ibu guru.

Kehadiran anak adalah ujian sekaligus amanah dari Tuhan yang diberikan kepada orang tua, baik dan buruknya anak tentu orang tua punya peran dan tanggung jawab kelak di hadapan Tuhan. Oleh karena itu orang tua wajib memberikan dan mencarikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.

Selain mencarikan lembaga sekolah yang baik, orang tua juga harus mengerti karakter dan psikologis anak ketika akan dilepaskan dari lingkaran keluarga. Bagaimanapun juga anak akan mendapati lingkungan yang benar-benar baru dan tentu berbeda dengan lingkungan di rumahnya. Oleh karena itu orang tua hendaknya memahami situasi baru yang akan dihadapi dan dirasakan oleh buah hatinya.

Anak adalah gambaran orang dewasa dalam rupa kecil, sebagaimana kita orang dewasa jika berada di lingkungan baru pun butuh penyesuaian-penyesuaian, butuh adaptasi, butuh kesiapan mental dan sebagainya. Begitu pula anak pun demikian. Oleh karena itu orang tua harus bijak dalam bersikap jika mendapati anaknya belum mampu berada di lingkungan barunya.

Oleh karena itu pada saat Anies Baswedan menjabat sebagai menteri pendidikan beliau menghimbau agar orang tua mendampingi anak saat pertama kali masuk sekolah. Selain untuk memberikan suport dan dorongan kepada sang buah hati, hal ini juga sebagai wujud interaksi positif antara orang tua dan pihak lembaga sekolah.

Selain menemani sang buah hati di hari pertama masuk sekolah, hendaknya orang tua juga melakukan hal-hal di bawah ini yang saya kutip dari buku pendidikan anak


1.   Beberapa hari sebelum hari pertama sekolah, siapkan berbagai keperluannya seperti seragam sekolah, tas, buku-buku, sepatu, kaos kaki, dan kotak makanan.
2.   Ceritakan pengalaman-pengalaman anda sendiri yang menarik selama sekolah dulu.
3.    Jika perlu dan mungkin, sehari sebelum hari pertama sekolah, ajak anak anda pergi ke sekolah dan melihat-lihat gedung dan lokasi. Jika ada banyak kelas parallel, minta ijin pada petugas jaga untuk mencari dan mengetahui lokasi ruang kelasnya. Pada hari pertama sekolah, biasanya murid-murid cukup gaduh mencari ruang kelas dan guru-gurupun cukup kebingungan membantu murid-murid baru.
4.    Pada hari pertama sekolah antarkan anak anda.
5.   Gandeng tangannya dan katakan “Wah anak mama hebat. Sekarang sudah kelas 1 SD”
6.   Sebagai kenangan, fotolah dia di depan gedung sekolah atau di depan ruang kelasnya.

7.    Tinggalkan dia dan katakan “Selamat sekolah ya. Nanti siang/sore, kami tunggu ceritamu.”

Sabtu, 24 Februari 2018

Senja di Telaga Sarangan

Senja di Telaga Sarangan 

Senja baru saja turun
Melenggang bersama kabut, gerimis, dan dingin yang menusuk
Kabut berkapas mengambang tipis
Berenang di pinggang perbukitan sarangan
Terasiring sawah dan ladangmu terhampar hijau
Penuh padi, ketela, dan juga bawang merah
Jalan-jalanmu berkelok beku, menanjak bisu
Pepohonan berjajar sabar, melambai penuh damai
Gremicik asyik di tepian telagamu
Berbaur akur dengan deretan penjual sate kelinci, wedang ronde, dan juga jagung bakar
Gemerlap deretan pertokoan
Menawarkan beragam cinderamata yang menggoda mata
Senja di telaga sarangan
Menaiki langit anganku
Mensyukuri anugerah indah
Akan kuasa Tuhan Yang Maha Indah


*Joyo Juwoto*. Telaga Sarangan, 24/02/18

Jumat, 16 Februari 2018

Seulas Senyum Mbah Duri

Doc. ISBAT
Seulas Senyum Mbah Duri
Oleh : Joyo Juwoto

Mbah Duri hidup bagai dua batang kara bersama istrinya. Sejoli kakek nenek ini tinggal di rumah milik tetangganya yang berbaik hati meminjamkan rumahnya tanpa meminta uang sepeserpun. Bahkan untuk keperluan listrik  si empunya rumah pun yang membayarnya tiap jatah tokenya habis. Kebaikan dari si pemilik rumah ini sungguh menginspirasi dan patut diteladani kita semua, termasuk saya tentunya.

Tetangga-tetangga kanan dan kiri, depan serta belakang rumah yang diringgali mbah Duri pun peduli dengan nasib dari kakek-nenek yang tidak memiliki anak ini. Selalu saja ada yang mengirimkam sebungkus dua bungkus nasi, selembar dua lembar uang demi menyambung kehidupan mbah Dduri dan istrinya. Kebaikan dari tetangga mbah Duri ini pun sangat menyentuh hati, menarik simpati dan empati jiwa-jiwa yang manusiawi.

Mbah Duri dan istrinya memang sudah tidak mampu lagi mengais rezeki, untuk makan sehari-hari beliau ditanggung tetangga-tetangganya,  janji Tuhan untuk menanggung rizki tidak pernah ingkar janji. Lewat tangan-tangan dermawan yang kelihatan maupun yang tersembunyi, yang dikirimkan Tuhan, mbah Duri menghabiskan hari senjanya bersama sang istrinya, merajut asa di sebuah rumah milik tetangganya juga.

Sore tadi kami cucu-cucumu datang menyambangi ke gubuk tuamu, ya kami hanya sekedar datang, menyapamu, mengajakmu tersenyum, walau mungkin senyum itu hanya seulas, tapi semoga engkau bahagia. Kami datang sebentar, sambil menyempatkan diri menyapu lantai rumah yang engkau tinggali, membenahi kelambu yang kotor berdebu, mengelap kasurmu yang tak lagi empuk, memasang plastik di langit-langit  rumah agar jika hujan tidak menerpa saat engkau tidur yang mungkin juga tidak bisa nyenyak.

Kami cucu-cucumu dari ISBAT (Informasi Seputar Bangilan Tuban) mengajakmu bergurau sejenak. Kami sangat senang dan bahagia melihat senyummu walau hanya seulas senyuman, namun itu cukup membahagiakan.  Ah, mbah Duri semoga engkau senang setelah kami kunjungi, walau kami bukan cucu biologismu, tapi kami yakin kita semua sebagai manusia adalah berasal dari satu nenek moyang yang sama Adam dan Hawa.


Mbah Duri kami ingin selalu membuat engkau tersenyum walau mungkin hanya seulas, hanya sekilas, setidaknya engkau merasa tidak sendiri di dunia ini. Percayalah banyak orang yang peduli dengan suratan takdir yang engkau jalani, tetangga-tetangga kanan dan kiri, depan serta belakang, dan juga kami. Semoga.

Minggu, 11 Februari 2018

ISBAT bersama PGMI Kec. Bangilan Gelar Donor Darah dan Jalan Sehat


Setelah melakukan penggalangan dana untuk orang-orang yang kurang beruntung di wilayah Kec. Bangilan kali ini ISBAT (Informasi Seputar Bangilan Tuban) bersinerdi bersama PGMI (Persatuan Guru Madrasah Indonesia) Kec. Bangilan menggelar bakti sosial donor darah. 

Kegiatan yang dilaksanakan pada Ahad, (11/02/2018) di lokasi lapangan Gelora 17 Agustus ini bersamaan dengan acara jalan sehat yang digelar oleh DPC (Dewan Pimpinan Cabang) PGMI Kec. Bangilan dalam rangka memperingati hari jadi yang pertama.

Harlah PGMI Kec. Bangilan yang pertama ini diramaikan dengan acara jalan sehat yang diikuti oleh tujuh ribu lima ratus peserta. Asumsi hitungan ini dari kupon yang dibagikan oleh panitia jalan sehat, itu pun masih ada peserta yang tidak kebagian kupon. Hadir dalam pembukaan jalan sehat Camat Bangilan Bapak Midun Riza Moh. Maftuchin, guru-guru dan siswa dari warga madrasah baik dari tingkat MI, MTs, MA, guru-guru dari lingkungan dinas pendidikan Bangilan, dan juga diikuti dari masyarakat kecamatan Bangilan.

Ketua PGMI Bangilan Bapak Mukhlisin, S.Pd.I sangat memberikan apresiasi positif dan ucapan terima kasih kepada semua pihak dan kepada masyarakat Bangilan yang antusias dengan kegiatan yang  dilaksanakan oleh PGMI. Hal ini menunjukkan madrasah semakin hari semakin baik dan diterima oleh masyarakat. Sebagaimana yang selalu menjadi semboyan "Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah".

Ketua PGMI Bangilan Bapak Mukhlisin 


Setelah peserta mengikuti jalan sehat, kemudian para peserta juga tampak antusias mengikuti bakti sosial donor darah yang menjadi rangkaian dari acara jalan sehat PGMI bersama komunitas media sosial ISBAT yang anggotanya juga banyak dari PGMI. Berdasarkan data awal yang masuk di team ISBAT ada sekitar 30 pendonor darah, namun ketika pelaksanaan berlangsung alhamdulillah banyak warga yang ikut mendonorkan darahnya demi kemanusiaan. Walaupun pada awalnya mereka takut tapi ternyata ketakutan itu tidak menghalangi para peserta untuk ikut bakti sosial bersama ISBAT dan PGMI Kec. Bangilan.

"Jumlah donor darah yang terkumpul pada acara bakti sosial sejumlah 29 kantong. Ada beberapa warga yang ingin mendonorkan darahnya namun gagal dikarenakan tidak memenuhi standart kesehatan yang ditetapkan oleh pihak PMI Kab. Tuban". Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Maskin selaku koordinator bakti sosial donor darah.

Lebih lanjut Mas Kin atas nama keluarga besar ISBAT mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan dari semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan bakti sosial ini, semoga kegiatan positif ini bisa dilanjutkan pada agenda mendatang. ISBAT selaku panitia juga meminta maaf jika ada kekurangan-kekurangan  dan hal yang kurang berkenan pada semua warga masyarakat Bangilan.


“Press” Tak Perlu Dibungkam, Ia Sudah Lebih Dahulu Bisu

“Press” Tak Perlu Dibungkam, Ia Sudah Lebih Dahulu Bisu
Oleh : Joyo Juwoto

Saya bukanlah orang press kecuali wajah saya yang memang agak ngepress atau lebih tepatnya berwajah pas-pasan.  Jika saya menulis judul yang mungkin dirasa  membuat gigi senut-senut, rahang terkatup kuat, gigi menggigit gregetan yang disertai dengan dada sesak dan degup jantung yang kencang saya mohon maaf. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan perbuatan pelakoran atau tikung menikung di tempat yang tidak tepat. Saya hanya ingin menulis sesuka saya tanpa ada beban dan tendensi yang tidak baik. Saya hanya ingin menulis itu saja, tidak lebih tidak kurang.

Kebetulan malam ahad yang menjadi malam jahanam bagi para jomblo yang tidak dirindukan, entah kenapa pikiran saya yang memang sedang kosong melompong ini ingin membual sejadi-jadinya. Ya pokoknya jari tangan saya yang menggerakkan pikiran, atau pikiran saya yang menggerakkan jari tangan. Ah entahlah mana yang benar, saya tentu tidak ingin membahas hal remeh tersebut panjang lebar.

Jika Pak Sena Gumira Aji Darma pernah mengatakan, “Ketika jurnalisme dibungkam sastra harus bicara” saya geser sedikit kalimatnya menjadi “Ketika press dibungkam, sastra harus berbicara”. Saya terus terang tidak ngonangi di mana press benar-benar dibungkam dan sama sekali tidak dapat berteriak. Jikalau ngonangi masa press dibungkam, mungkin ya masa di mana saya masih kecil dan tidak mengerti dengan yang namanya peristiwa agung bungkam membungkam ini.

Menarik senada apa yang dikatakan oleh Pak Sena bahwa press ternyata pernah punya taji yang mengorek-korek borok-borok kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga karena ulah usilnya ini, press harus dibungkam oleh tangan-tangan yang berkepentingan agar diam dan tidak banyak bicara yang bukan-bukan. Lha wong masalah bukan-bukan saja kok harus dipresskan, apa tidak lebih baik diam saja.

 Jika melihat fenomena hari ini, baik itu press televisi, koran, press internet maupun press-press yang lain kayaknya tidak perlu dibungkam. Kan bingung mau dibungkam apanya, mulut saja tidak punya, mana yang harus dibungkam memang. lucu bukan? Kalaupun punya mulut press sekarang lebih menjelma menjadi sosok nyanyi sunyi seorang bisu. Ealah, apalagi ini, nyanyi kok sunyi dan parahnya bisu lagi.

Jadi sekarang ini press tak perlu dibungkam, karena ia sudah lebih dahulu bisu dalam menyuarakan realisme sosial yang sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya tanpa tendensi apapun kecuali karena nilai-nilai kemanusiaan yang telah kehilangan rasa manusiawinya. Walau tentu press yang bisu nanti akan disebut sebagai oknum dan tidak semua press seperti itu. Saya juga tidak mengingkari jika ada press yang memang masih memegang teguh kode etik dan undang-undang press tentunya.

Saya nulis ini karena kemarin adalah hari press, hari ulang tahunnya, hari peringatannya, eh kenapa bukannya mengucapkan selamat dan membawakan setumpuk hadiah dan tumpeng segunung Lawu kok malah melakukan pelakoran terhadap makhluk yang bernama press. Saya perlu meminta maaf ditulisan ini jika pena saya melukai. Tapi yakinlah luka yang saya goreskan ini ibarat tukang sunat yang memotong daging yang tak berguna bagi remaja tanggung. Sesudah disunat tentu tak perlu dipertanyakan lagi mengenai kedewasaan dari remaja tadi.

Saya menulis ini bukan sebuah protes atau sebuah penuntutan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak tertentu dan oleh siapapunda juga. Seperti yang saya tuliskan di depan mungkin ini efek dari pikiran kosong dan malam ahad yang tidak dirindukan oleh para pasukan jomblo keluharan. Ya itu saja tidak lebih tidak kurang.


Jadi ya sudah tidak perlu diperpanjang lagi tulisan ini dan akhirnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada hal yang kurang berkenan, dan tentunya saya ucapkan terima kasih serta saya ucapkan selamat hari press nasional semoga press semakin di depan dalam menyuarakan bahasa kemanusiaan yang adil dan beradab sesuai dengan sila pancasila yang kita yakini bersama. Salam press, salam merdeka.

Sabtu, 10 Februari 2018

ISBAT Touring Bersama Pak Camat Di Dusun Tuwiwiyan

Pic. Team Isbat
ISBAT Touring Bersama Pak Camat Di Dusun Tuwiwiyan
Oleh : Joyo Juwoto

Dusun Tuwiwiyan desa Kumpulrejo Kec. Bangilan termasuk desa yang memiliki beberapa tempat destinasi wisata tersembunyi. Diantaranya adalah sebuah kedung yang oleh masyarakat dikenal sebagai Pohpandak. Selain itu juga terdapat air terjun yang apabila dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu tujuan wisata alam yang cukup menantang dan menawan.

Team jelajah kampung ISBAT, Jumat siang (9/02/2018) bersama Pak Camat Bangilan, Bapak Midun Riza Moh. Maftuchin mengunjungi air terjun yang ada di dusun yang berada di pinggiran hutan. Untuk menuju lokasi memang medannya agak susah, selain jalan licin karena hujan juga dikarenakan belum ada akses yang langsung bisa ke lokasi, kecuali memakai kendaraan roda dua atau mobil offroad tentunya.

Jika melihat dari medan yang harus naik turun, jalan setapak yang matoh (lemah utoh) dan melewati area persawahan penduduk, lokasi air terjun yang berada di aliran sungai Joloro, dan juga kedung Poh Pandak yang masih asri dan alami tentu model wisata jelajah alam sangat cocok untuk lokasi ini. Apalagi jika ada tempat untuk kemah wisata tentu tempat seperti ini sangat tepat.

Pic. Team Isbat
Keindahan alam khas desa pedalaman, aliran sungai, batu-batu kali, lumpur dan kedung untuk mandi terasa indah menjadi tempat bermain anak-anak jaman now. Apalagi jika dikombinasikan dengan panorama alam yang cukup sejuk, dengan pohon-pohon yang masih rimbun, bentangan sawah ladang penduduk yang cukup asri menambah daya tarik wisata alam yang ada di duwun Tuwiwiyan ini.


Belum lagi jika pagi tiba, atau menjelang petang pemandangan para penggembala yang pulang dari menggembala sapi dan kerbaunya, oh, sungguh pemandangan yang cukup menawan. Jika kita punya keberanian, kita bisa meminta ijin untuk ikut naik di  atas punggung kerbau yang sedang njerum di kedung.

Pic. by Muin Bekam

Saya selalu membayangkan saat senja mulai turun,  dan burung-burung pulang ke sarangnya, saat udara sore bertiup sepoi-sepoi, daun-daun bergoyang menikmati harmoni semesta raya, dan para gembala pulang ke kandang menaiki legamnya punggung kerbau yang berbaur lumpur sambil meniup seruling bambu yang mendayu. Oh, duhai alangkah indahnya alamku, alangkah permainya bumiku, anugerah dari Tuhan Yang Maha Indah.

Mari kita syukuri anugerah Tuhan ini dengan ikut serta menjaga lingkungan kita agar tetap indah, bersih dan asri. Kelak anak cucu kita akan mewarisi apa yang kita tinggalkan hari ini.




Minggu, 04 Februari 2018

FLP Tuban Gelar Muscab 2018

FLP Tuban Gelar Muscab 2018
Oleh : Joyo Juwoto

Merakurak, 03/02/2018, Forum Lingkar Pena cabang Tuban menggelar acara rutinan yaitu musyawarah cabang dengan agenda pergantian ketua FLP lama serta penyegaran kembali susunan organisasi. Musyawarah yang dilaksanakan di rumah ibu Nur Sholihah, salah satu anggota FLP ini dihadiri oleh hampir seluruh anggota beserta ketua FLP lama beserta jajaran pengurusnya.

Dalam Muscab yang dihadiri oleh Ivan Aulia Rahman, anggota FLP cabang Surabaya berjalan cukup meriah. Walau di agenda kegiatan terdapat proses pemilihan ketua baru, namun aroma persaingan kandidat calon ketua tidak begitu menyengat. Suasana adem dan gayeng, apalagi Mas Ivan yang sedang melakukan lawatan pena-nya banyak mengobrol dan membeberkan kiat-kiat suksesnya dalam menulis dan menembus beberapa media koran daerah maupun koran nasional.

Dalam musyawarah mufakat untuk pemilihan ketua FLP cabang Tuban yang baru berjalan cukup lancar. Mas Fahri berhasil memenangkan voting mengalahkan calon ketua lainnya. Dari hasil voting tersebut secara sahberkekuatan hukum  dan dapat dipertenggungjawabkan FLP Cabang Tuban memiliki ketua baru.

FLP cabang Tuban yang sebelumnya dijabat oleh Ibu Nafakhatin Nur Ghozali kemarin diserah terimakan kepada ketua baru terpilih. Dalam sambutannya Mas Fahri berharap FLP cabang Tuban terus bergerak menghidupkan dan mempelopori gerak literasi di bumi wali Tuban.
FLP cabang Tuban memang selama ini terus berusaha menularkan virus literasi ke berbagai kalangan termasuk ke anak-anak sekolah. Tidak hanya itu saja FLP Tuban juga mempelopori kegiatan lapak baca yang digelar saat Car Free Day di kota Tuban.

Semoga dengan terpilihnya ketua baru, gerak langkah FLP Cabang Tuban semakin baik dan menjadi salah satu organisasi literasi yang produktif dan berkontribusi nyata bagi masyarakat Tuban dan Indonesia tentunya.

          

Sabtu, 03 Februari 2018

Ibu Sang Bumi Cinta

Ibu Sang Bumi Cinta
Oleh : Joyo Juwoto*


Ibu Sang bumi cinta
Mengandung bibit kawit kehidupan
melahirkan jabang bayi peradaban
mengasuh penuh peluh, mengukir jasad dan ruh

Ibu, dari lembah  kasih sayangmu
terpancar sumber dan muara hidup semesta
Dari dekapan cinta sucimu
terlahir kuncup berkembang bunga

Ibu, air matamu adalah mata air bening
yang menyejukkan dahaga raga dan segenap jiwa
doa-doamu meruwat segala asa dan cita
menghapus pupus segala lampus

Ibu, telaga jiwamu adalah oase rindu
yang merembes basah, menahan segala resah
menghantarkan harapan dan cita-cita anakmu
ke altar suci ladang harapan

Ibu, pendar matamu bagai purnama
penerang gulita kala gelap melanda
Ibu, sembah puji dan baktiku
di bawah telapak kakimu

 Bangilan, 03/02/18

*Joyo Juwoto, Anggota Forum Lingkar Pena Tuban. Diantara buku yang ditulisnya adalah: Jejak Sang Rasul (2016); Secercah Cahaya Hikmah (2016), Dalang Kentrung Terakhir (2017,) dan menulis beberapa buku bunga rampai. Penulis dapat dihubungi di 085258611993”