Jumat, 03 November 2017

Suwuk Sakit Gigi

Suwuk Sakit Gigi
Oleh : Joyo Juwoto

Ini adalah tulisan saya mengenai kelanjutan sakit gigi yang saya derita di edisi sebelumnya. Bakda magrib setelah pergi ke dokter gigi dan diberi obat maka sesampainya di rumah obat itu saya minum. Alih-alih sembuh, justru gigi saya semakin ganas sakitnya. Saya bingung, apa yang harus saya lakukan. Saya berusaha bersabar menunggu reaksi obat yang diberikan oleh bu dokter.

Mungkin saja obatnya memang belum bereaksi pikirku. Namun semakin malam sakit itu semakin tak tertahankan, benar kata temanku, sakit gigi rasanya seperti dikuliti hidup-hidup. Saya jadi teringat film G30S PKI yang saya tonton di akhir bulan September, sakit gigi itu merah jendral.

          Untung saja di tengah rasa sakit tingkat dewa yang melanda, saya teringat telah diberi nomor telepon seorang yang bisa nyuwuk sakit gigi. Segera saya mencari kontak nomor hp tersebut dan saya SMS begini : “Pak, minta tolong, gigi saya sakit sebelah atas. @Juwoto” Demikian SMS saya kepada seorang yang belum saya kenal sama sekali.

Saya tidak berani menyebutkan nama saya Joyo Juwoto, khawatir nanti suwuknya tidak sampai, dan salah alamat. Karena secara administratif nama saya hanya Juwoto. Tambahan Joyo di depan adalah wasiat dari simbah saya.

Setelah saya SMS, Pak Handoko ini menghubungi saya lewat telpon s, untuk menanyakan kebenaran data yang saya kirimkan, dan memastikan sebelah mana gigi yang sakit. Pak Handoko punya keahlian nyuwuk sakit gigi dari jarak jauh, bahasa nownya mungkin penyembuhan gigi via online. Mekanismenya seperti apa tentu saya tidak tahu, kemungkinan ya kayak era cyber inilah semuanya serba online.

Cukup kita sebutkan nama dan posisi gigi yang sakit, maka dengan senang hati Pak Handoko akan membantu nyuwuk gigi anda yang sakit. Pak Handoko ini orangnya sangat baik sekali. Belum pernah kenal dan bertemu dengan pasien kayak saya, permintaan saya untuk disuwuk langsung ditanggapi dengan senang hati. Bahkan sampai detik tulisan ini saya buat, saya sendiri juga belum pernah lihat sosok pahlawan penyuwuk sakit gigi saya, sungguh terlalau, kata Bang Haji.

Selang beberapa menit setelah disuwuk, sakit gigi saya mereda. Pak Handoko masih menyempatkan diri menelepon saya dan menanyakan kondisi gigi saya, apakah masih sakit atau sudah reda. Sungguh orang baik ini, calon penduduk surga batin saya. Semoga do’a saya saat itu didengar dan diijabahi oleh Allah Swt.

Ikhtiar adalah tugas manusia, sedang Tuhan sendiri yang punya hak memperkenankan atau menahan doa dan usaha dari manusia. Apapun hasil dari ikhtiar Tuhan juga yang punya kuasa. Selang beberapa menit rasa sakit itu datang kembali. Wah, hebat juga ya pasukan sakit gigi ini, sudah ditembaki dengan obat medis masih gak ngaruh, di wiridi dengan suwuk jarak jauh pun hanya bertahan beberapa menit saja. Sungguh dahsyat sakit gigi ini.

Saat itu menunjukkan sekitar pukul 21.00 WIB. Saya segera bergegas keluar rumah, berikhtiar mencarikan obat untuk gigi saya. Saya kemudian bersepeda motor menuju salah satu toko di Bangilan. Saya membeli pasta gigi yang untuk gigi sensitif. Sesampainya di rumah, saya langsung gosok gigi dengan pasta gigi yang baru saya beli. Alhamdulillah rasa nyeri di gigi saya agak reda.

Saya berdo’a semoga malam itu segera terlalui dan saya bisa tidur dengan nyenyak tanpa diganggu oleh rasa sakit gigi saya. Walau masih ada rasa teng, teng dan sakit yang menjalari kepala, saya bisa tidur juga. Ketika bangun pagi gigi saya masih sakit, dan saya memerlukan testimoni dari orang-orang yang pernah dilanda sakit gigi dan bagaimana pengobatannya. Nanti saya akan bercerita petualangan saya dengan sakit gigi ini, namun tunggu tulisan saya seri selanjutnya. Terima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar