Pages - Menu

Senin, 27 November 2017

Berkemah di Halaman Rumah

Berkemah di Halaman Rumah
Oleh : Joyo Juwoto

Siang itu sangat panas, waktu menunjukkan pukul 10 WIB. Naila baru saja pulang dari sekolah.  Dengan tergesa ia segera masuk ke rumah, mencopot sepatu dan kaos kakinya, berganti pakaian, meletakkan tasnya, kemudian  bergegas menuju kamarnya. Tidak seperti biasanya Naila kelihatan sibuk di dalam kamarnya. Membongkar-bongkar almari mencari-cari sesuatu di dalam almarinya.
“Bunda, bunda, ransel tendaku di mana? teriak Naila dari dalam kamar.

“Wah baru datang kok langsung mau bermain! ajak dulu adikmu makan, setelah itu baru bunda ijinkan untuk bermain” Jawab bunda Naila dari dapur sambil menyiapkan makan untuk kedua putrinya. “Itu ransel tendanya ada di lemari depan” Lanjut bunda Naila menunjukkan tempat penyimpanan ransel tenda.

Ternyata Naila sedang mencari ransel tenda yang baru saja dibelikan oleh ayahnya. Tenda Naila berwarna merah, kuning dan hijau, tenda itu  dibelikan dari kota sebagai hadiah diusianya yang ke tujuh tahun, dan keaktifan Naila selama ini dalam menjalankan sholat lima waktu. Sejak usia TK Naila memang sudah belajar sholat di rumah bersama bundanya, dan di sekolah Naila juga belajar sholat bersama teman-teman dan ibu gurunya.

Naila tidak sabar ingin segera bermain dengan kemah barunya. Naila dan Nafa memang sangat menyukai permainan kemah-kemahan. Biasanya mereka membuat kemah dari kain sarung dan jarit yang diikatkan dari satu kursi ke kursi lainnya. Mereka berdua meniru salah satu adegan di film kartun di layar televisi yang menayangkan kegiatan perkemahan.

“Baiklah Bun, ayo Nafa kita makan, setelah itu kita bermain kemah-kemahan di depan rumah” Ajak Naila penuh semangat kepada Nafa adiknya.

Kedua gadis kecil itu kemudian menyusul bundanya ke dapur, mereka ingin segera makan dan kemudian bermain perkemahan di halaman rumah. Sudah sejak lama mereka berdua menginginkan tenda itu untuk bermain kemah-kemahan.

“Bunda, nanti ikut berkemah ya? tanya Naila sambil mengambil piring untuk makan siang. Nafa yang masih kecil diambilkan dan disuapi makan siang oleh bunda, sedang Naila sudah mandiri mempersiapkan makan siangnya sendiri.
“Bunda masih ada pekerjaan di dapur, nanti Naila dan adik main sendiri dulu ya? nanti Bunda susul deh” Kata bunda sambil menyuapi Nafa.

“Baiklah, siap! jawab Naila penuh semangat. Naila siang itu tampak ceria dan senang sekali, karena keinginannya bermain kemah-kemahan sekarang terwujud.

“Bun, nanti saya mau mengajak Mbak Fani dan Dik Fida untuk bermain kemah-kemahan, mereka pasti senang”.

Suapan demi suapan telah dihabiskan oleh Naila, begitu pula dengan Nafa  dia tampaknya juga telah kenyang. “Bunda, sudah ya makannya, sudah kenyang” kata Nafa sambil membuka bajunya dan menunjukkan perut gendutnya kepada bunda.

Setelah Naila dan Nafa selesai makan, mereka berdua segera bergegas ke halaman untuk memasang kemah baru mereka.

“Horee...horee!!! kita akan berkemah! teriak Naila dan Nafa berbarengan.  Mereka berdua melangkah keluar, Naila menjinjing ransel tenda sambil bernyanyi kegirangan.

Di tengah-tengah hutan
di bawah langit biru
tenda terpancang ditiup Sang Bayu

api menjilat-jilat
terangi rimba raya
membawa kelana dalam impian
dengarlah-dengarlah, sayup-sayup

suara nan merdu memecah malam
jauhlah dari kampung turuti kata hati

guna bakti pada Ibu Pertiwi

2 komentar: