Selasa, 10 Oktober 2017

Inilah Nasehat KH. Muchit Muzadi Al Bangilani

Inilah Nasehat KH. Muchit Muzadi Al Bangilani
Oleh : Joyo Juwoto

Siapa yang tidak kenal  salah satu Kiai kharismatik kelahiran asli dari Bumi Bangilan Tuban, sosok Kiai yang sederhana, tawadhu’ dan ikhlas. Mbah Muchit adalah salah seorang Ulama NU yang tahu banyak tentang NU dengan segala isinya. Menurut K.H. M.A. Sahal Mahfudh, mbah Muchit itu orang yang tahu seperti apa NU, kemana NU, dan bagaimana seharusnya NU. Pokoknya Mbah Muchit adalah sosok yang mengerti NU sak jerohane.
Tidak aneh memang jika mbah Muchit mengerti benar organisasi kemasyarakatan terbesar di Nusantara ini, karena beliau masuk NU tahun 1965 yaitu sejak masa Mbah Muchit menjadi santri hadratus Syekh di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Saat itu untuk masuk menjadi anggota NU membayar iuran sebesar 25 sen, sedang uang syahriyah yang harus dibayarkan adalah sekitar 20 sen. Kartu tanda keanggotaan NU mbah Muchit saat itu ditanda tangani langsung oleh Mbah Abdul Wahab Chasbullah.
Oleh karena itu, karena pengetahuan mbah Muchit tentang NU telah khatam, dan juga karena kedekatan mbah Muchit dengan tokoh-tokoh kunci NU, serta telah masuk NU sejak awal, maka mbah Muchit ini layak  dijuluki sebagai Kiai pakar Khittah NU. Tidak jarang banyak tokoh-tokoh NU yang berkonsultasi dengan mbah Muchit tentang ke-NU-an, karena beliau memang mengerti luar dalam apa itu NU.
Oleh karena itu, para kader dan tokoh NU sebagai generasi penerus perjuangan para Ulama Nahdlatul Ulama untuk terus belajar dan meneladani nilai-nilai kearifan yang dicontohkan oleh Ulama-ulama terdahulu.
Salah satu pesan yang selalu disampaikan dan diwanti-wanti oleh Mbah Muchit Muzadi untuk warga NU bahwasanya NU adalah tempat ndandakno awak “memperbaiki diri” bukan tempat rebutan iwak “tempat berebut rezeki”. Masuk NU harus dengan ikhlas untuk memperbaiki diri, bukan karena pamrih untuk mengais rezeki, demikian pesan yang disampaikan oleh Mbah Muchit Muzadi seorang Kiai kelahiran Bangilan Tuban yang kini tinggal dan menetap di dekat Masjid Sunan Kalijaga Jember hingga akhir hayat beliau. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah Swt, dan diampuni segala dosa dan kesalahannya. Aamin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar