Selasa, 02 Mei 2017

Seimbang Pendidikan Lahir dan Batin

Seimbang Pendidikan Lahir dan Batin
Oleh : Joyo Juwoto

Mendidik anak tidak hanya sekedar tanggung jawab dan tugas orang tua, guru, maupun lembaga-lembaga pendidikan. Mendidik anak adalah mendidik generasi muda bangsa, sehingga tugas mendidik anak adalah tugas kebangsaan itu sendiri. Seluruh elemen bangsa harus menjadi guru bagi tumbuh berkembangnya generasi muda bangsa, setiap tempat, waktu, dan lingkungan hendaknya juga menunjang dan menjadi sekolah-sekolah bagi anak-anak bangsa, sehingga seluruh komponen bangsa bahu membahu mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional yang ingin kita raih bersama.

Diantara tujuan dari pendidikan nasional kita adalah “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Melihat besar dan kompleknya dari tujuan pendidikan nasional kita, maka sebagaimana yang saya tuliskan di atas, bahwa seluruh komponen bangsa harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan dari tujuan yang hendak kita capai bersama. Oleh karena itu setiap kita adalah guru, setiap tempat adalah sekolah, dan setiap interaksi kehidupan yang dijalani oleh anak bangsa adalah proses pembelajaran itu sendiri.

Ki Hadjar Dewantara yang dijadikan sebagai tokoh pendidikan nasional mengatakan : Jadikanlah setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru,”  Kalimat yang diucapkan oleh Ki Hadjar Dewantara ini perlu diterapkan dan difasilitasi oleh pemerintah, jangan sampai ada satu pihak atau beberapa pihak yang bertindak tidak sebagai guru dan teladan, jangan sampai ada waktu dan tempat yang tidak bermuara dan berfilosofi pada pembangunan pendidikan dan karakter anak-anak bangsa.

Semisal banyak meme-meme yang betebaran di  dunia maya, “Artis dibayar mahal hanya untuk merusak generasi muda bangsa, sedang guru dibayar murah untuk memperbaiki generasi muda.” Ini adalah hal yang sangat paradoks dan kontra produktif, walaupun tidak semua artis tindakannya merusak, namun dengan  munculnya meme-meme tersebut tentu pemerintah harus melek, pemerintah harus tanggap dalam memajukan dunia pendidikan untuk generasi muda penerus bangsa.

Mendidik generasi muda adalah urusan yang sangat penting, Imam Al Ghazali mengatakan : “Ketahuilah, mendidik anak merupakan perkara yang paling penting. Anak adalah amanat Allah kepada kedua orang tuanya.” Jika anak adalah  amanat Allah untuk kedua orang tuanya, maka anak-anak bangsa adalah amanat Allah untuk bangsa ini, negara punya kewajiban merawat dengan sebaik-baiknya, memberikan pendidikan yang seimbang lahir dan batin, akal dan hati, kecerdasan otak dan kecerdasan mental tentunya. Pendidikan tidak hanya sekedar soal angka-angka raport, pendidikan tidak hanya sekedar berprestasi dalam dunia akademis, namun sebagaimana  yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional, untuk menjadi manusia yang seutuhnya, lahir dan batin.

Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mulai berani mengubah paradigma usang, harus berani membongkar pemikiran kolot tentang pendidikan yang hanya berorientasi pada kumpulan angka-angka saja, pada lembaran ijazah saja. Pendidikan sejatinya adalah dalam rangka untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, dan ijazahnya adalah perannya yang bermanfaat untuk umat. Saya sangat mengamini apa yang dikatakan oleh Presiden Jokowi, bahwa : “Pendidikan bukan hanya menjadikan manusia Indonesia cerdas dan pintar, tapi juga upaya memanusiakan manusia.”


Itulah hakekat dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, oleh karena itu mari kita menjadi bagian dari pendidikan nasional dengan  bersemboyan “ Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.” Selamat Hari Pendidikan Nasional. #hardiknas2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar