Sabtu, 08 April 2017

Cakrawala Literasi Bumi Wali

Cakrawala Literasi Bumi Wali
Oleh : Joyojuwoto

Saya merasa bangga dan bahagia, tadi sore buku antologi Cerita Mini (Cermin) bersama kawan-kawan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Tuban telah dikirimkan ke rumah. Judulnya “Saat Ramadhan Hampir Usai.” Kepada Mbak Linda saya harus mengucapkan banyak terima kasih, karena telah repot-repot mengirimkan buku ini kepada saya. Bangga dan bahagia bukan hanya sekedar karena di dalam buku itu tulisan saya terabadikan, namun perasaan ini tidak hanya sekedar itu saja. Saya merasa cakrawala baru di kota Tuban telah terbit, yaitu cakrawala membaca dan menulis mulai bersinar di bumi Wali Tuban.

Setidaknya akhir-akhir ini geliat literasi di Bumi Wali mulai terasa, banyak komunitas-komunitas menulis dan menikmati bacaan mulai bermunculan. Ada Gerakan Tuban Menulis (GTM), Forum Lingkar Pena (FLP) Tuban, Sastra Malam Minggu, Kostra, Komunitas Langit Tuban, Komunitas Kali Kening (K3), dan juga guru-guru yang tergabung dalam IGI Tuban, mungkin juga masih banyak komunitas lain yang masih tiarap dan belum saya ketahui.

Selain komunitas-komunitas yang bermunculan, saya juga mulai melihat penulis-penulis Tuban mulai eksis melahirkan karya mandiri. Sebut saja Mas Aam dari GTM dengan bukunya yang berjudul Jomblo Revolusioner, ada Mbak Yoru Akira dengan karyanya 21/04, Mas JJ. Hulux yang telah melahirkan sebuah novel fiksi fantasi tentang atlantis dengan judul “Taprobane”, ada Mas Ical dari Komunitas Kali Kening yang telah melahirkan kumcer dan antologi puisi, kemudian mas Darju Prasetyo dari Jatirogo, saya sudah membeli bukunya Mas Darju yang berjudul “Orang-orang terasing.” Mas Darju ini karyanya juga cukup banyak.

Sebentar lagi Bumi Tuban akan dipenungi penulis-penulis hebat, setidaknya tanda-tanda itu mulai tampak. Di Komunitas Kali Kening nantinya akan muncul nama-nama seperti Mas Rohmat Sholihin, sekarang sedang mengedit kumpulan cerpennya, beliau juga telah mempersiapkan kelahiran novel perdanayanya yang berjudul Putri Bahtei. Mbak Linda yang juga satu Antologi di cermin ini pun telah mempersiapkan kelahiran kumpulan puisi dan cerpen, ada lagi seorang penulis berbakat di Kali Kening, Mbak Ayra, novelnya juga akan segera rilis. Ini baru dari satu komunitas literasi yang ada di Tuban. Yang lainnya saya belum mendapatkan bocorannya. Siap-siap saja Bumi Tuban menerima pulung sebagai kota literasi.

Selain nama-nama tersebut seperti yang tercatat di lembar biografi di antologi IGI, saya mendapati orang-orang hebat yang bergerak di dalam dunia literasi, seperti Cak Sariban dengan karyanya yag sudah berjibun, ada Pak Mujihadi pengajar di SMP Jatirogo, beliau ini yang menggerakkan untuk menulis antologi cermin, ada Pak M. Choirur Rofiq ketua IGI Tuban , Pak Satriyono guru Man Rengel, Pak Nanang Syafi’i, Pak Hendra Tonik G, Pak M. Zaki Aminudun, Pak Achmad Roy Purbo Sasongko, dan Mas Fakhruddin. Dan tidak ketinggalan pula Kartini-kartini yang menjadi pelopor di dunia Literasi, ada Mbak Hiday Nur, seorang jawara literasi dari FLP Tuban, Mbak Lilik Istianah Djaelani, Bu Euis Karnengsih, Bu Atik Suroyani, Bu Dwi Risna Rahayu, Bu Nur Sholihah, Bu Evi Wahyu Lestari, bu Nur Istiqomah Hidayati, dan Bu Hilmin Dwi Astuti.


Demikian sedikit cakrawala literasi yang mulai terlihat di Bumi Wali Tuban. Semoga dengan bangkitnya gerakan literasi ini mampu memberikan sumbangsing bagi kemajuan peradaban bagi seluruh kehidupan berbangsa dan dan bernegara di Bumi Nusantara. Salam Literasi.

2 komentar: