Kamis, 19 Januari 2017

Belalang, Kuliner Musiman di Kabupaten Tuban

Belalang, Kuliner Musiman di Kabupaten Tuban
Oleh : Joyojuwoto

Musim penghujan tidak hanya dirindukan oleh para petani saja, namun para pecinta kuliner musiman, juga sangat merindukan datangnya musim para petani menggarap lahan pertaniannya. Jenis kuliner yang hanya ada di rentang bulan Oktober hingga di bulan April seperti walang (belalang), belut, jamur liar, keong sawah dan beberapa bahan baku kuliner yang hanya ada di musim penghujan. Di musim kemarau pun ada namun jumlahnya tidak sebanyak jika musim penghujan tiba.

Untuk jenis kuliner belut dan jamur sekarang relatif selalu ada, karena belut dan jamur sudah mulai banyak diternakkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Sedang belalang dan keong sawah yang tidak disetiap waktu ada. Walau demikian citarasa masakan keong sawah bisa digantikan oleh kijing yang banyak di dapatkan di sungai, atau bisa juga  diganti dengan jenis kerang-kerangan di laut. Kuliner belalang yang kelihatannya susah untuk dicarikan padanan rasa dan jenisnya.

Untuk bisa merasakan sensasi citarasa kuliner belalang kita perlu menunggu musim penghujan, karena koloni belalang mulai banyak ditemukan saat musim tanaman jagung atau padi mulai meninggi. Sebenarnya belalang pun bisa kita dapatkan pada musim kemarau, namun jumlahnya sedikit dan itu pun harus mencarinya di hutan-hutan atau di area semak-semak di ladang, namun ya itu jumlahnya sangat sedikit. Jadi kita harus bersabar dan menunggu waktu yang cukup lama untuk bisa merasakan gurih dan renyahnya kuliner belalang goreng, ataupun oseng belalang.

Menurut Ibu Alfi Syahara Addin Nur Kholidah, salah seorang penyuka kuliner Belalang yang tinggal di Bangilan Tuban, ia harus menunggu lima bulan untuk bisa menikmati gurihnya belalang kesukaannya. “Aku sampek ngiler, ngenteni lima ulan, dan baru kali ini mendapatkan belalang” kata beliau, yang juga seorang guru madrasah di MI Nahdhotut Tholibin Kedungmulyo Bangilan.

Lebih lanjut Bu Alfi, memberikan resep mengolah belalang biar gurih dan renyah. Sebelum diolah belalang di rendam dulu di air yang hangat kemudian di bersihkan sayap dan kotorannya. Setelah bersih belalang dibacem dulu dengan air yang telah diberi penyedap, setelah itu digoreng dengan minyak yang mendidih dan tiriskan. Selanjutnya siapkan bumbu-bumbunya seperti bawang merah, bawang putih, dan lombok secukupnya. Bahan-bahan itu kemudian dirajang dan digongso. Baru kemudian belalang tadi dimasukkan kembali ke wajan penggorengan bersama bumbu-bumbunya, dan jadi deh, oseng belalang siap untuk disantap.

Kuliner belalang tidak hanya dijumpai di wilayah Kecamatan Bangilan saja, di kecamatan-kecamatan lain juga banyak ditemukan para pengepul dan penjual belalang. Seperti di Jatirogo, Kenduruan, Parengan, Montong dan Kecamatan-kecamatan yang wilayahnya ada lahan pertaniannya atau pun hutan. Para pemburu belalang biasanya menangkap belalang pada malam hari dengan menggunakan seser. Kemudian belalang hasil buruan itu dimasukkan ke dalam wadah botol bekas air minum kemasan untuk dijual. Biasanya pemburu belalang akan menjual sendiri hasil buruannya, kalau tidak begitu kadang pula pembeli, seperti tetangga-tetangga dekatnya akan datang untuk membeli. Lebih sering lagi hasil buruan itu akan diambil oleh pengepul, baru kemudian dipasarkan kepada konsumen.

Belalang mentah dalam satu botol wadah bekas air minum yang besar biasanya dipatok harga 22 hingga 25 ribu rupiah. “Biasanya kami menjual belalang mentah yang belum di bersihkan, per botol seharga 22 hingga 25 ribu rupiah, jika sudah bersih dan tinggal masak biasanya seharga 27 hingga 30 ribu rupiah per botol.” kata Mas Imam Orjen Sholawat, salah seorang yang menjual belalang online melalui akun facebooknya.

Jika anda penasaran dengan kuliner ini, anda bisa memasak sendiri belalangnya, atau anda langsung bisa mencarinya di warung-warung kaki lima yang menyediakan kuliner belalang goreng. Silahkan mencoba sensasinya, dijamin anda akan ketagihan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar