Jumat, 29 April 2016

Ayo ke Gravika Printing

Selamat pagi sobat-sobat semua diseluruh Nusantara, di era yang serba internet seakan tidak ada pemisah dan tanda jeda diantara kita. Tidak ada kota dan desa di ranah dunia maya. Semua menyatu dalam kata globalisasi.

Di mana pun sobat-sobat semua jarak tidak lagi menghalangi kita untuk berinteraksi, semua serba mudah. dunia hanya berada di genggaman tangan. Oleh karena itu sobat-sobat di mana pun berada jika Anda semua membutuhkan berbagai fasilitas yang berkenaan dengan :

- Jasa Pengetikan - Pembuatan Stempel Flash / Runaflek (Stempel kayu) - Pembuatan ID Card / Kartu Nama - Undangan - Cetak Baner - Vandel - Instalasi Windows - Service Laptop / Komputer Datang saja ke alamat ini : - Gravika Print Jl. Raya Kauman Bangilan (sebelah utara Masjid Al-Falah) Hub : 085655080274 / 082243412927

Tempatnya mudah dijangkau, khususnya sobat semua yang berada di ring satu Kec. Bangilan. Ayo datang ke Gravika Printing. Jika sobat butuh road mapnya di sini tinggal diklik saja tombolnya.


Minggu, 24 April 2016

Kuliner Tuban : “BAKSO MALVINAS (Daging Sapi Asli)”

Kuliner Tuban : “BAKSO MALVINAS (Daging Sapi Asli)”

Bapak Salam atau yang biasa di kenal dengan nama Pak Men dan isrtinya Bu Siti, beliau berdua adalah orang yang pertama kali membuat bakso di kecamatan Bangilan. Mereka mulai berdagang pada tahun 1980, tp tempat yang pertama kali mereka gunakan untuk berjualan bukan di kec. Bangilan, melainkan di kecamatan Senori.

Beberapa tahun kemudian beliu pindah tempat di depan Pasar bangilan/ Karena beliau (Pak Men dan Istrti) yang mulai renta,sekarang bakat membuat bakso pun di turunkan kepada anak-anaknya. Dua orang anak yang sekarang mempunya i warung warisan, yang eprtama mbak Rodliah yang menggunakan warung di dalam pasar, dan hanya buka di pagi hari. Kedua bu Hidayah beserta suaminya pak Imam (Gondrong) menempati warung yang berada di depan indomaret Bangilan. Warung tersbut di namai Bakso Malvinas/ Daging Sapi Asli.

Warung tersebut buka di pagi hari sampai malam hari, keculai hari jum’at, warung hanya buka mulai senja hingga malam hari sekitar jam 22.30 wib. Seperti yang tertera di atas, Bakso ini terbuat dari daging Sapi Asli tanpa ada campuran daging ayam sedikitpun. Memang sudah dari dulu bumbu untuk membuat bakso tidak pernah ganti, dan itu harus di jaga, karena jika rasa Bakso berbeda akan membuat pembeli kecewa, apalagi pembeli yang sudah berlangganan dengan kami, meraka bisa saja tidak suka, karena kualitas itu sangat penting.

Di warung Bakso Malvinas juga ada jajan-jajan lain, seperti: makroni balado, makroni manis, kerupuk, usus goreng dll, minumannya juga ada es teh, teh anget, fanta, sprit dll. Kalau Bakso pasti tidak lepas dengan namanya lontong, di warung Malvinas teman bakso tidak hanya lontong, melainkan juga ada nasi jagung. Kebanyakan orang memang belum tau, kalau Bakso itu juga sangat cocok kalau di makan bersama nasi jagung.

Bakso Malvinas mempunyai banyak porsi. 1. Bakso Biasa (6.000), 2. Mie-So (8.000), 3. Bakso Tetelan (8.000), 4. Bakso Telur (10.000) dan Bakso Telur + Tetelan (12.000). Mungkin anda belum tau tetelan itu apa, jika ingin tahu langsung saja datang ke Bakso Malvinas. Bakso Malvinas / Bakso Sapi Asli ini sering di kenal masyarkat sekitar dengan julukan Bakso Pak Imam Gondrong. Melvin

Merawat Kemanusiaan Yang Adil dan beradab

Merawat Kemanusiaan Yang Adil dan beradab

Dimensi kemanusiaan adalah dimensi yang universal tanpa memandang sekat-sekat keduniaan, tanpa membedakan ras dan kelompok-kelompok. Kemanusiaan harus diakui sebagai anak semua bangsa, semua golongan, semua kelas-kelas sosial di tengah-tengah masyarakat, dan oleh semua agama di dunia ini. Kadang di level sebagai manusia beragama kita gagal menerapkan nilai kemanusiaan, yang Islam merasa yang manusia hanyalah orang Islam, yang Kristen merasa yang manusia hanyalah para Cristian, begitu pula para pemmeluk agama lainnya. Ini adalah kegagalan laten yang kadang justru dipupuk subur oleh para pemeluk agama masing-masin bahkan oleh para tokoh-tokohnya.
Agama adalah pondasi utama dalam berkehidupan berbangsa dan bemasyarakat, digaris bawahi ini adalah hal pokok. Kalau agama adalah hal yang pokok mengapa dasar falsafah bangsa Indonesia kok Pancasila tidak agama saja ? mengapa tidak pakai Injil saja, tidak pakai Weda, atau Tripitaka saja, atau karena bangsa Indonesia mayoritas Islam mengapa tidak pakai Al Qur’an dan Hadits saja ?
Agama adalah rumah besar, agama adalah kumpulan dari nilai ubudiyah dan muamalah. Jika kita mempertentangkan agama dengan Pancasila itu tidak adil namanya. Jika Pancasila kita hadap-hadaapkan dengan Injil, dengan Weda, dengan Tripitaka, dengan Al Qur’an yan tentu Pancasila akan kalah. Karena pada hakekatnya Pancasila itu anak ideologis dari nilai-nilai yang bersumber dari kitab suci itu. Pancasila itu anak dan orang tuanya adalah kitab-kitab suci, jadi Pancasila jangan dipertentangkan dengan bapaknya sendiri, justru Pancasila harus dirawat oleh bapak-bapaknya tadi agar bisa tercapai apa yang menjadi maksud dan tujuan dari Pancasila itu sendiri.
Anggap saja Pancasila itu metode, cara mengomongkan nilai-nilai agama kepada bangsa Indonesia, karena Rosulullah SAW sendiri bersabda : “Omongilah manusia sesuai dengan kadar berfikirnya”  jadi jangan terburu-buru menganggap Pancasila produk kafir, produk Yahudi, produk Cina, atau Jepang. Lha Bangsa Indonesia itu faham nilai keislaman jika diomongi dengan model Pancasila, jadi jangan menyalahkan para founding fathers ini yang memilih Pancasila sebagai cara untuk berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia.
Pancasila adalah nilai kesatuan yang utuh dari sila pertama sampai sila yang kelima. Nilai-nilai ini tidak bisa berdiri sendiri dan diambil secara sepenggal-penggal saja. harus utuh. menurut Cak Nun tujuan berbangsa dan bernegara adalah sila yang kelima, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika tujuan dari sila kelima ini belum tercapai tentu ada masalah di sila keempatnya, yaitu negara sebagai institusi yang mewakili rakyat, jika sila keempat gagal ini tentu ada masalah di sila yang ketiga yaitu sila persatuan, sila persatuan gagal karena kegagalan dalam penerapan sila kedua sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, sila kedua gagal karena pokoknya atau sila yang pertama yaitu masalah ketuhanan kita belum beres. Jika boleh Sedikit saya menambahi bahwa ketidakberesan sila pertama itu justru kembali pada sila kedua, yaitu masalah kemanusiaan tadi.
Nilai kemanusiaan adalah nilai yang agung dihadapan apapun di muka bumi ini, bahkan di langit sekalipun. Manusia sebagai makhluk bumi pun tidak akan mampu menggapai maqam makhluk langit tanpa lulus sensor menjadi manusia yang manusiawi. Simaklah baik-baik sabda Rosulullah SAW dalam sebuah haditsnya : “Irhamuu Man Fil Ardhi Yarhamukum Man Fis Samaa’” Sayangilah penduduk bumi, niscaya yang berada di langit akan menyayangimu. Ini adalah hal yang luar biasa yang tidak akan muncul kecuali dari lisan yang mulia. Hanya dengan menyayangi penduduk bumilah Dzat yang di langit akan menyayangi kita.
Inilah alasan mengapa masalah ketuhanan kita tidak akan pernah beres, jika kita tidak membumi, jika kita tidak mengaplikasikan nilai-nilai langit demi kebaikan bumi.  Jangan pernah menganggap jika kita berbuat destruktif atas nama langit maka kita punya legalitas kebenaran, karena kebenaran itu tidak bisa diklaim hanya dengan kata “Demi Tuhan”
Jika membunuh manusia lain demi Tuhan kita anggap sah kita anggap kita sedang membela Tuhan, menyakiti orang lain yang beda agama karena demi Tuhan kita anggap itu perbuatan yang baik dan berpahala kita anggap itu adalah kebaktian, apa iya mencuri, berzina, itu juga sah karena kita menyertakan nama Tuhan di dalamnya ?
Allah SWT sangat menghormati dan menghargai akan kemanusiaan. Setiap pribadi itu berharga punya martabat apapun agamanya,bagaimanapun warna kulitnya, di manapun ia tinggal, tidak memandang miskin atau kaya, semua punya harga diri, semua punya martabat yang tinggi di hadapan Tuhan. Jika kita menyakiti satu manusia saja, berarti kita telah menyakiti nilai kemanusiaan sejagad raya, begitu pula sebaliknya jika kita berbuat baik dan menyanyangi satu orang saja seakan-akan kita telah berbuat baik kepada seluruh makhluk di alam raya ini. Dalam surat Al Maidah ayat 32 Allah SWT berfirman :
`tB Ÿ@tFs% $G¡øÿtR ÎŽötóÎ/ C§øÿtR ÷rr& 7Š$|¡sù Îû ÇÚöF{$# $yJ¯Rr'x6sù Ÿ@tFs% }¨$¨Z9$# $YèÏJy_ ô`tBur $yd$uŠômr& !$uK¯Rr'x6sù $uŠômr& }¨$¨Y9$# $YèÏJy_ 4
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya”

Allahu Akbar, Maha Benar Allah dengan segala firmanya. Lihatlah bagaimana Allah SWT menghargai jiwa satu orang. Bagaimana Allah menghormati nilai kemanusiaan. Siapa-siapa saja yang berbuat aniaya terhadap orang lain ia telah berbuat aniaya terhadap kehidupan manusia seluruhnya, begitu pula jika kita berbuat kebaikan maka seakan-akan kita telah berbuat kebajikan untuk semesta.
Oleh karena itu mari kita  bersama merawat nilai kemanusiaan dengan jalan menjadi pribadi yag baik, yang memenuhi hak dan kewajiban dengan adil dalam suatu jalinan hubungan kemasyarakatan yang madani yang berorientasi pada kemakmuran bersama sebagai perwujudan nilai rahmatan lil’alamin. Joyojuwoto

Rabu, 13 April 2016

Teman Yang Baik itu Bernama Buku

Teman Yang Baik itu Bernama Buku

خير جليس في الزّمان كتاب
“Sebaik-Baik Teman Duduk Di Segala Masa Adalah Kitab”
Sudahkah Anda beli buku minggu ini ?
Sudahkah Anda beli buku bulan ini ?
Sudahkah Anda beli buku tahun ini ?

Buku atau kitab masih belum menjadi prioritas daftar belanja rumah tangga kita, jika kita begitu ringannya membeli perabot rumah tangga, membeli baju, membeli kendaraan pribadi, gonta-ganti handphone, namun tidak dengan buku. Buku belum pernah menjadi list kebutuhan yang kita anggarkan baik itu anggaran jangka pendek maupun anggaran jangka panjang.
Di rumah-rumah kita masih jarang pula yang mengoleksi buku, menjadikan oleh-oleh, cinderamata, atau menjadikannya sebagai asesoris yang melengkapi ruang tamu kita. Buku memang bukan untuk itu kita koleksi, namun setidaknya jika di rumah kita dilengkapi buku maka kita bisa mengambil manfaat dari buku itu.
Dalam nasehatnya AL Jahizh menganjurkan agar kita senantiasa membaca buku beliau berkata : “Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan.
Buku akan senantiasa berbuat baik kepadamu, akan menemani hari-hari suka maupun dukamu, buku akan menghiburmu kala susah, dan akan memberikan manfaat yang besar bagi dirimu, dan akan menyempurnakan kebahagiaanmu. Bercakap dengan buku akan menghindarkanmu dari ngibah, dan menyakiti hati orang lain, maka perbanyaklah kamu bersama dengan buku karena buku adalah teman yang baik di segala tempat, waktu dan keadaan.
Buku adalah jendela dunia dan pintu peradapan suatu bangsa. Bangsa yang berperadapan selalu menempatkan buku pada posisi yang penting. Sejak zaman dahulu hingga sekarang salah satu tanda dari majunya suatu bangsa bisa dilihat dari jumlah buku yang dibaca oleh penduduknya, dan jumlah buku yang dihasilkan oleh kaum cerdik cendikiawannya. Tercatat peradapan tertua di dunia pun telah ada buku, walau masih berupa lempengan-lempengan tanah liat. Seperti peradapan Mesir dengan huruf hiroglifnya, Peradapan Meshopotamia dengan huruf pakunya, Peradapan India kuno dengan Sankritnya.
Buku atau kitab adalah hal yang sangat mulia, buku bahkan menjadi salah satu dari mu’jizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rosulnya yaitu mu’jizat Al Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT yang tercantum dalam surat Al A’raf ayat : 2 yang artinya :
  
2. ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

Selasa, 12 April 2016

Menjadi Pribadi Yang Benar

Menjadi Pribadi Yang Benar

الصدق منجّ

“Kebenaran adalah  Keselamatan

Siddiq berasal dari shadaqa yang memiliki makna cukup banyak diantaranya : benar, nyata, berkata benar, dan juga diartikan sebagai kejujuran. Walau sebenarnya jika diarti sebagai kejujuran sendiri kurang begitu tepat, namun kata jujur juga termasuk di dalam pengertian siddiq. Siddiq adalah puncak dari kebenaran, hakekat dari kebaikan, serta bagian yang tak terpisahkan dari keimanan seseorang.

Sifat siddiq ini adalah iri, karakter, serta pemikiran yang utama bagi seorang Rosul, oleh karena itu sifat ini menjadi salah satu dari sifat wajibnya para Rosul yang mulia. Tidak mungkin seorang Rosul tidak memiliki sifat ini. Dalam Al-Qur’an setidaknya Allah SWT tiga orang nabi dan rosul-Nya yang memiliki sifat siddiq. Pertama Nabi Ibrahim yang termaktub dalam surat Maryam ayat : 41 Allah berfirman :
واذكروا في الكتاب إبراهيم إنّه كان صدّيقا نبيّا

41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan[905] lagi seorang Nabi.

Kedua adalah Nabi Idris yang disebutkan dalam firman Allah surat Maryam ayat : 56 yang artinya :
   
56. dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.

Dan yang ketiga adalah penyebutan siddiq pada Nabi Yusuf AS karena penolakan Yusuf atas ajakan Zulaikha untuk berzina sebagaimana yang tertulis dalam surat Yusuf ayat : 51 artinya :

51. raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu[755] ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" mereka berkata: "Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya". berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang benar."

Sifat siddiq ini menjadikan Nabi Ibrahim dan Nabi Idris dipuji oleh Allah SWT, begitu juga sifat siddiq ini menyelamatkan Nabi Yusuf dari tipu-daya Zulaikha. Sifat siddiq yang menceritakan tentang ketiga Rosul di atas tidak sepenuhnya berkaitan dengan kejujuran, namun lebih mengarah kepada sikap percaya pada kebenaran serta keyakinannya akan Ketuhanan. Karena akhir dari siddiq adalah keselamatan karena tetap berpegang teguh pada kebenaran itu sendiri.


Begitulah seorang mu'min yang sejati diajari untuk benar kepada Tuhannya, benar kepada dirinya sendiri, benar kepada orang lain, benar kepada keluarganya, benar kepada tetangganya, bahkan benar kepada orang yang menjadi musuhnya. Sebagaimana Nabi Ibrahim yang meyakini kebenaran akan Ketauhidan, yang menjadikannya menentang Raja Namrud dan ia harus dihukum bakar. Namun sifat siddiq telah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api itu.

Sifat siddiq juga dipegang teguh oleh Nabi Idris, yang menjadikan beliau diusir dari negerinya dan dikejar-kejar untuk dibunuh oleh raja yang dzolim. Begitu pula yang terjadi pada Nabi Yusuf beliau tetap berpegang teguh pada kebenaran Tuhan walau berada di tengah-tengah godaan yang meremuk-redamkan keimanannya namun Yusuf tegar walau ia harus masuk penjara.

Bagaimanapun keadaan kita hendaknya selalu tegar dalam kebenaran karena sesungguhnya kebenaran itu adalah dari Tuhan, maka hendaknya kita jangan ragu. 'AL HAQQU MIN ROBBIKA FALA TAKUUNANNA MINAL MUMTARIN' Kebenaran itu  dari Tuhan kamu, maka janganlah kamu menjadi orang yang ragu. Karena kebenaran mampu membawa pelakunya kepada kebajikan, dan kebajikan akan menuntun pelakunya menuju jalan keselamatan yaitu jalan ke surga.

Cukuplah firman Allah Surat at taubah ayat : 119 menjadi dasar kita untuk menjadi seorang mukmin untuk terus memiliki sifat benar dan selalu bersama orang-orang yang benar. Allah SWT berfirman yang artinya : 

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” (At Taubah :119). Joyojuwoto



Senin, 11 April 2016

Diantara kalian mana yang lebih bagus amalnya ?

Ahsanu Amalan

أيّكُمْ أحْسَنُ عَمَلاً

Diantara kalian mana yang lebih bagus amalnya ?

Seorang hamba besok di akhirat akan dimintai pertanggung jawaban mengenai amal perbuatannya. Amal yang diterima oleh Allah SW adalah amal yang berkualitas baik dana murni lillahi ta’ala, bukan amal yang disertai dengan niat yang tidak murni semisal riya, ujub, atau karena beramal bukan karena Allah SWT.

Said bin Jubair  pernah mengatakan, Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, tidak akan diterima perkataan amal dan niat kecuali sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an Surat Al Kahfi ayat : 7 Allah SWT berfirman mengenai amal perbuatan baik seorang hamba, yang artinya :
  
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Al Kahfi : 7).

Mengenai keterangan ayat di atas para ulama menafsiri tentang “Ayyuhum Ahsanu Amalan sebagai berikut :
-   Fudhail bin Iyad  menjelaskan, ahsanu amalan adalah  yang paling ikhlas dan  yang paling benar. Sesungguhnya suatu amal sekalipun benar tapi bila tidak dikerjakan dengan ikhlas maka amal tersebut tidak akan diterima
-   Said bin Jubair  pernah mengatakan, Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, tidak akan diterima perkataan amal dan niat kecuali sesuai dengan sunnah Nabi saw.
-   Sesungguhnya yang menjadi pedoman adalah kualitas suatu amal, bukan kuantitas amal. Ayyukum ahsanu amalan, bukan Ayyukum aktsaru amalan.

Dari keterangan di atas bahwa pedoman amal yang baik itu harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. BENAR
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (3:31)
Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada padanya perintahnya dari kami maka amalan itu tertolak (HR Muslim)
2. IHLAS
Abu Qasim Al Qusyairi,  ikhlas adalah menjadikan satu-satunya  tujuan taat ialah Allah SWT. Imam al Harits Al Muhasibiy, orang yang jujur ialah yang tidak memperdulikan lagi  apapun penilaian orang.



Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga menjelaskan mengenai syarat diterimanya amal perbuatan seorang hamba kelak di akhirat adalah karena ahsannya amal bukan karena banyaknya amal. Berikut arti dari haditsnya :

“Yang pertama kali akan diadili di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Kemudian ia dibawa ke hadapan Allah dan Allah memberitahukan  kenikmatan kepadanya, maka iapun mengetahuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan di dunia?” Orang itu berkata “Aku telah berperang karenaMu hingga aku syahid”. Allah berfirman, “Engkau berdusta. Sebenarnya engkau berperang karena ingin dikatakan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakannya”.  Kemudian Allah Swt memerintahkan untuk membawanya, maka orang itu diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim)

Tanda-tanda ikhlas
1.   Tunduk pada kebenaran dan menerima nasihat sekalipun dari orang yang lebih rendah tingkatannya. Abdurrahman bin Mahdi berkata, Sungguh menjadi ekor dalam kebenaran lebih aku sukai daripada menjadi kepala dalam kebatilan.
2.   Tidak gegabah memutuskan suatu hukum
Suatu hari  Asy Sya’bi ditanyakan suatu persoalan, tetapi ia menjawab “Aku tidak tahu”. Kemudian ada yang bertanya, “Apa anda tidak malu menjawab, Tidak tahu. Beliau menjawab, “Jangankan aku,  malaikat saja tidak malu, ketika berkata, “Maha suci engkau (Ya Allah), tidaklah kami memiliki ilmu kecuali yang telah Engkau ajarkan kepada kami (2:32)


Kesabaran

 Kesabaran

الصبر يعين على كلّ عمل

Kesabaran itu membantu segala pekerjaan

Kesabaran ibarat mahkota bagi seorang hamba yang menjadi hiasan bagi orang yang berakal. Kesabaran juga ibarat obor yang menerangi jalan kehidupan seorang hamba di dunia. Dengan kesabaran seseorang bisa menyelesaikan pekerjaan yang kelihatannya mustahil untuk diselesaikan. Barang siapa yang sabar sesungguhnya ia telah memiliki kunci untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan.

Oleh karena itu hendaknya orang yang berakal selalu sabar dalam menghadapi suatu masalah, karena sesungguhnya tidak ada satu pun masalah yang tidak dapat diselesaikan, Inna Ma’al Usri Yusron. artinya sesungguhnya sesudah kesukaran pasti ada kemudahan. Pada hakekatnya musibah yang menimpa seorang hamba telah tercatat di Lauhul Mahfuzh, maka kesulitan dan bencana itu harus dihadapi dengan kesabaran. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hadid ayat : 22 yang artinya :
  
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah". (QS. AL Hadid : 22)

Dari ayat di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa semua yang menimpa kita adalah atas kehendak Allah SWT. Karena tiada satu pun di dunia ini yang luput dari pengawasan Allah SWT. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu berbaik sangka dan selalu sabar dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dari-NYA.

Gambaran jiwa seorang muslim sejati adalah sabar ketika ia tertimpa musibah dan bersyukur ketika ia mendapatkan berkah. Sabar dan Syukur adalah Ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sayyidina Ali bin Abi Thalib berpesan kepada kita tentang kesabaran terhadap musibah yang menimpa kita, beliau berkata : "Jika kamu bersabar dalam menghadapi musibah, maka yang ditakdirkan Allah tetap menimpamu dan kamu berpahala. tetapi jika kamu tidak bersabar, maka yang ditaqdirkan Allah tetap juga tetap menimpamu dan kamu akan mendapatkan dosa dari ketidaksabaranmu.

Para ulama membagai sabar menjadi tiga macam yaitu :
1. Sabar dalam menghadapi musibah
2. Sabar dalam menuaikan ketaatan
3. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan

 Begitulah seharusnya sikap seorang muslim untuk terus bersabar hingga Allah memberikan predikat
إنّ الله مع الصّابرين

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar”

Jadi ketika seseorang bilang bahwa kesabaran itu ada batasnya, maka sesungguhnya orang tersebut memang telah keluar dari kesabaran itu sendiri.

Oleh karena itu mari bersama mentadabburi firman Allah Surat Al Baqarah ayat 155-156 yang artinya sebagai berikut :

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun."